Entah sudah berapa lama kalian memutuskan. Entah sudah berapa lama aku menulis buku ini dan mungkin sudah saatnya aku mengakhiri buku ini dan menulis beberapa yang baru. Tentu masih dengan biografi khayalan orang lain yang ditulis berdasar fantasi liar yang seringkali terulang dan terbesit atau kadang dialami. Sepuluh dari seratus bagian dari cerita adalah kegiatan sehari-hariku dan impianku. Semoga takkan ada yang menyimpulkan dengan cepat kehidupan asliku. Hanya seorang gadis di tahun pertama Sekolah Menengah Atas yang menyukai teman sekelas dan seorang pemain gitar tampan dalam regu akustiknya.
Cukup dengan semua basa-basi sepanjang 89 kata. Banyak orang menyukai suatu perjalanan menuju kematian, tapi membenci ketika kematian itu terjadi di depan mata. Joshua bebas bersyarat, Mingyu menjadi seorang inspektur, dan tak ada lagi kau yang menjadi dokter UGD atau dokter yang masa koas nya diperpanjang setelah kelulusan. Lowongan dokter umum dibuka dan kau langsung saja mengembat pekerjaan itu. Semua berjalan lebih baik dari hari kemarin
Sidang tidak berlangsung dalam sehari. Kasus kopi beracun memakan waktu berbulan-bulan karena tersangkanya ngotot tidak mau mengakui dosanya dihadapan kebenaran yang sudah terungkap. Lain kasus, lain sidang. Joshua mengakui kesalahannya, meski tampak tidak adil bagi pihak keluarga dari Perdana Mentri. Akhirnya hanya waktu dan momen yang disalahkan. Perdana Mentri melalui catatan hariannya, tidak tau jika Nyonya Hong, memiliki seorang anak. Jika dilihat dari catatan kejahatannya, Nyonya Hong melakukan sebuah kejahatan yang tak satupun hukuman dapat memuaskan Perdana Mentri. Semuanya berimbas, Joshua tidak bisa memaafkan pembunuh ibunya dan memutuskan untuk menjebak Perdana Mentri. Ia melakukannya dengan sangat rapi dan bersih, mulai dari memutilasi ibunya sendiri, hingga semua teka-teki yang ia buat dan pecahkan sendiri. Tak heran ia bisa memecahkannya dengan begitu cepat.
Kejadian yang membuat Mingyu mengalami Sangsagwi. Hanyalah kesalahan bodoh Kim Mingyu yang berawal dari perkelahian di sebuah gang. Mingyu menyesalinya, dan semua itu cepat berlalu karena pangkat barunya dan ia memaafkan semua orang. Tapi entah apa semua korbannya memaafkannya. Gagak hitam itu masih membawa petaka, seperti mesin kopi yang rusak tiap kali ia melintas. .
Katakan saja kalian bertiga berjanji untuk minum kopi di sebuah kedai yang buka di malam hari yang menyajikan pemandangan kota dari atas bukit. Mingyu yang senggang sudah menunggu dengan secangkir kopi hitam yang panas, dan membuatnya tidak mau menghabiskannya sebelum ada orang yang duduk di sebelahnya. Mingyu memandang ke luar jendela sambil tersenyum seorang diri. Ia melirik ke arah jam. Tepat jam sembilan malam, bukan waktu yang buruk untuk secangkir.
"Maaf aku terlambat, aku sekarang ini tenar dan banyak pasien. Bersabarlah sedikit jika ingin bertemu denganku," ujarmu sambil duduk di hadapan Mingyu.
"Kau ingin apa?"
"Coffee drip dengan krim,"
"Pesan saja"
"Serius?"
"Toh kau yang bayar ini :v"
"t(;-;t) kau mau membuatku bangkrut? Yasudah, aku akan pesan ketika Jisoo tiba"
"Kapan kalian akan menikah?" Tanya Mingyu tiba-tiba
"Ha? Hmm... entah, mungkin ketika emosi dan kejiwaannya sudah agak stabil. Kau tau? Dia punya dua Y"
Mingyu tertawa kecil
"Buat anak yang banyak. Akan kuculik mereka satu per satu"
"Kau ini. Bagaimana kabar kakakku?"
"Adik macam apa yang tidak tau kabar kakaknya sendiri? Kudengar Bo Hyuk mengawininya semenjak tau kakakmu adalah pengganti obat yang biasanya Opsir Jeon beli"
"Dia mendahului Opsir Jeon, kurang ajar"
"Kalau sudah cinta kenapa harus ditunda lagi. Itu hanya akan menyakiti perasaan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Joshua [[COMPLETED]]
FanfictionGimana sih rasanya ngerawat detektif yang super duper pendiem? . . Disclaimer: FF ini ditulis sekitar tahun 2015-2016, jadi mungkin bahasanya norak menurut kalian