Sic Parvis Magna

2K 272 11
                                    

Ia hanya memikirkan rasa sakit. Terdengar berlebihan, tapi itu yang ia rasakan. Joshua menengok ke kanan dan kirinya. Tidak ada orang di dekatnya. Sementara bahunya terasa basah dan perih. Dalam hati ia gembira ketika pintu itu dibuka. Bajunya sudah lengket dengan darah di bahunya. Ia merasa takut ketika seseorang membiusnya. Joshua mengantuk, ia tertidur lelap dan sangat lelap tapi ia kembali terbangun ketika secercah cahaya lampu di ruang operasi menyala. Ia kembali tertidur setelah ia dibius untuk yang kedua kalinya. Dalam tidurnya kali ini, ia bermimpi.

"Joshua, Joshua, Joshua.. apa yang sedang kau lihat di masa depan?"

"Aku hanya melihat diriku sendiri"

"Apa kau tau apa yang membuatmu tetap hidup sekarang ini?"

"Mungkin.. dia yang membuatku bertahan"

"Apa kau memang percaya akan hal itu? Apa Dia akan memenuhi janjinya?"

"Aku tidak tau, biar waktu yang menjawab"

"Kalau begitu aku jawab tidak"

"Apa kau memang benar-benar waktu?"

-------

Kau, Mingyu, dan Chan masih berada di taman. Membicarakan hal yang sedikitpun tidak kau ketahui. Bagimu, tak mungkin seorang Yoon Jeonghan menusuk punggung Joshua. Ia yakin kalau itu hanya teori dari detektif kecil yang ada di hadapannya. Kau lebih memilih tidak mendengarkannya.

"Lihat ke sebelah sana," Mingyu berkata kepada Chan. Ia melihat sesuatu yang tidak beres. Sebuah mobil hitam yang kacanya sedikit terbuka.

"Apa itu-"

"Sasarannya kau.." ujar Mingyu memutus perkataan Chan. Detektif Chan membalikkan badannya. Sebuah titik merah berada tepat di dada kirinya.

"Lari, atau diam di tempat.. itu pilihanmu," Mingyu kembali melantur

Klik!

"Kau sudah tau terlalu banyak.."

Leher Chan bergidik karena ia ditodong pistol oleh seseorang dari belakang. Ia menoleh. Dilihatnya Yoon Jeonghan dengan Soonyoung yang menodong kedua orang yang sedang duduk di bangku taman. Chan menelan ludah. Ia tau kalau ia salah bertindak, semuanya akan mampus begitu saja.

"Mati saja kau.." ujar Jeonghan

Chan terkikik dan memutar badannya.

"Kau tidak punya pilihan lain. Jika kau kabur, tinggal pilih saja... orang yang di dalam mobil itu yang menembakmu, aku yang menembakmu, atau Soonyoung yang akan menembak Mingyu dan dokter cantik kita,"

"Yoon Jeonghan.." Chan mulai bicara meski dia takut.

Ponselmu bergetar, untung saja hanya bergetar dan bukan berdering. Entah dari siapa, kau tidak bisa melihatnya. Diam-diam kau menjawab panggilannya itu dan membiarkannya.

"Kenapa?" Tanya Chan pada Jeonghan

"Kau lupa? Aku hanya ingin dia mati... aku kehilangan keluargaku karena Joshua yang sok menegakkan keadilan. Aku ingin dia lenyap dari tanah ini"

"Setelah ratusan kasus yang kau selesaikan bersamanya?"

"Ya... dia membuatku buta dengan tujuan awalku untuk masuk ke kepolisian. Tapi, berkat Soonyoung aku ingat dengan tujuanku itu. Sekarang, aku hanya perlu menyingkirkan tiga orang saksi yang sudah memaksaku membuka kartu yang berada di tanganku," jawab Jeonghan

Mingyu terlalu malas untuk bicara

Sedangkan kau ketakutan setengah hidup untuk membuka mulut.

"Bukan ini yang Inspektur Ch-"

Detective Joshua  [[COMPLETED]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang