Aldo suka memerhatikan Rara. Sampai saat ini.
Aldo suka melihat Rara menyelipkan earphone di telinganya jika suasana kelas sedang berisik. Aldo suka saat Rara yang tiba-tiba tertidur di kelas. Memerhatikan mulutnya yang sedikit terbuka saat tidur.
Aldo menyukai apapun yang berkaitan dengan Rara
Aldo bahkan mengetahui tempat mana yang akan Rara datangi jika ia bersedih. Aldo tahu dimana Rara akan menghabiskan waktunya pada akhir pekan.
Rasanya seperti stalker. Namun Aldo menikmatinya. Ia menikmati saat-saat mengamati Rara dari jauh. Melihat senyum mengembang di wajahnya. Melihat tawa saat ia berada di antara teman-temannya.
Dulu, ia pernah menjadi alasan dibalik tawa dan senyum Rara. Mengapa sekarang ia berhenti menjadi alasan Rara untuk tersenyum? Mengapa ia memutuskan pergi padahal tak tahu apa yang sebenarnya terjadi?
Aldo hanya merasa dijadikan Rara sebagai pelampiasan. Namun apakah itu benar? Rara bahkan tak pernah mengatakan bahwa ia masih menyukai Adit.
Rara bahkan tak pernah memintanya untuk memberi tahu Adit soal perasaannya.
Mengapa harus Adit? Mengapa harus sahabat terdekatnya? Adit bahkan tak tahu apa-apa tentang ini.
Aldo senang memerhatikan Rara.
Memerhatikan setiap kata meluncur dari bibirnya. Terkadang menguping pembicaraan Rara dan teman-temannya.Aldo benar-benar merasa sebagai stalker.
Lebih tepatnya lagi, penonton yang tak bisa menggapai seseorang yang ada di televisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
{#1.5} WAKTU
Teen FictionUntuk kita, Yang senang menbiarkan perasaan terpendam begitu saja tanpa sempat tersampaikan oleh waktu