Waktu : 07

3.8K 607 4
                                    

Rara merupakan daftar pertama dari nama-nama yang ingin Aldo hindari selama seminggu ini. Atau setidaknya besok. Karena Aldo yakin, Rara pasti sudah mendengar kabar burung yang disebarkan oleh Rama.

Dan Aldo tidak ingin melihat Rara menunjukan ekspresi sedih.

Lah emang Rara suka sama lo, Do?
Aldo terkikik. Firasatnya mengatakan bahwa Rara menyukai dirinya.

Agak geer. Tapi, itulah Aldo.

Rara boleh saja menyanggah sampai kapanpun. Tapi satu hal yang Aldo tahu, mata tidak pernah berbohong. Kita boleh saja mati-matian menutupi perasaan kita yang sebenarnya, tetapi mata akan selalu menunjukan kebenaran.

Itulah yang Aldo lihat di mata Rara.
Perasaan sayang yang sama besarnya seperti dirinya.

Rama sering berkata bahwa ia terlalu berkhayal. Hal itu mendorong Rama untuk mencari 'pembuktian' soal perasaan Rara.

***
"Do, ada Lala tuhh," kata Rama sambil menarik bagian belakang baju Aldo.

"Ram, tolong. Gue tuh gak suka sama dia," sahut Aldo. Rama hanya terdiam.

"Coba dulu lah, Do,"

***
Biasanya, Rara selalu datang lebih pagi daripada Aldo. Namun, sudah lima menit sebelum bel masuk, Rara belum juga menampakan batang hidungnya.

Rara dimana sih? Aldo mulai menggerutu. Tidak biasanya Rara absen. Rara adalah murid paling rajin yang Aldo kenal. Bahkan, Rara menyempatkan diri untuk masuk padahal ia sedang demam tinggi.

"Do," panggil Adit. Kemudian cowok berkacamata tersebut mengambil kursi dan duduk di sebelah Aldo. "Lo kenapa? Bete banget hari ini,"

Aldo hanya menggelengkan kepala. "Tadi malem gue main dota sampe malem banget gitu, Dit. Terus gue jadi kurang tidur. Yaudah deh jadinya gini," jawab Aldo dengan nada dibuat-buat agar Adit percaya.

Namun, sahabatnya itu tidak mempercayainya. "Lo gak usah bohong dong, Do. Masa sama gue aja bohong?"

Aldo terdiam. Mengapa ia membohongi Adit?

"Lo nyari Rara kan, Do?" tanya Adit dengan nada mengintrogasi. "Lo sebenernya sayang banget ya sama Rara. Kenapa gak lo deketin aja sih, Do? Kalian dulu juga pernah deket, kan?"

"Deketin apaan sih?"

"Misalnya, pulang sekolah lo ajak jalan gitu. Gak usah jauh-jauh laah. Ada cafe kecil di deket sekolah. Atau misalnya lo sapa dia gitu di line. At least give her a sign. Lo suka tapi mendem aja sih," jelas Adit panjang lebar. Sebenarnya, Adit tahu soal perasaan Aldo untuk Rara. Adit juga tahu tentang Aldo yang sama sekali tidak ada nyali untuk mendekati Rara.

"Gue gak bisa, Dit"
Karena waktunya tidak tepat.

***
Sorry for the typo(s)!
Dont forget to leave vomments!!

(( jangan lupa baca JARAK yaa ))
Btw, WAKTU kayaknya cuma bakalan sampe chapter 9 atau 10 gitu yaa soalnya dia cuma side story jadi agak males panjang-panjang.

Makasih buat yang udah baca!! Terutama yang udah vote dan comment ceritanya. Yang belum meninggalkan jejak, ditunggu ya!!

{#1.5} WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang