Ting!
Tanganku bergerak mencari benda persegi panjang itu dinakas, terlalu malas untuk bangun.
"Kau dimana?"
Senyumku mengembang. Akhirnya...
"Rumah, kenapa?"
"Kau baik-baik saja disana sendiri?"
Perlahan senyumku memudar. Bosan, lapar, takut. Itu yang aku rasakan.
Ting!
"(Yn)?"
"Bosan oppa.."
"Sudah makan?"
"Belum, aku tidak lapar."
Bohong. Aku lapar sekali, hanya saja terlalu malas untuk bangun dan memasak.
Menyebalkan memang, sendirian dirumah karena kedua orang tuaku yang pergi ke luar kota untuk urusan bisnis empat hari yang lalu. Sementara Jimin sibuk dengan jadwalnya yang super padat, aku juga tidak ingin mengganggunya.
Tanganku kembali meraih ponselku, menanti pesan dari lelaki tercintaku.
Read.
Ah, dia sudah membacanya.
5 menit.
10 menit.
15 menit.
20 menit.
Kemana dia? Dia hanya membaca pesanku?
Kubuang nafasku kasar. Kembali ku ketik pesan untuknya, berharap dia segera membalas.
"Oppa?"
Prang!
Terkejut, aku langsung bangun. Suara apa itu? Seperti suara sesuatu pecah. Tunggu, hanya ada aku dirumah ini. Apa itu hantu? Mungkin pencuri? Atau penculik?
"EOMMAAAAAAA!!!!!"
Brak
"(Yn)?"
Aku berhenti berteriak ketika mendengar suara itu. Aku kenal suara itu.
Mataku membulat ketika melihat seseorang diambang pintu kamarku. Namja itu menatapku bingung.
"Oppa?"
Dia berjalan memdekatiku lalu duduk disampingku.
"Kenapa kau berteriak?"
"Suara tadi.."
Aku menunduk memeras selimut yang menutupi kakiku.
Tak lama lelaki itu tertawa kencang. Sontak aku langsung menatapnya bingung.
"Apa yang kau pikirkan ketika mendengar suara itu?"
"Aku pikir itu hantu atau pencuri," ucapku kembali tertunduk.
Lelaki itu kembali tertawa sambil mengacak acak rambutku.
"Itu aku. Maaf aku memecahkan piringmu, tadi sudah aku bereskan. Dan lain kali, kuncilah pintu rumahmu, kau ini kan perempuan apalagi sekarang kau sendirian dirumah. Untung saja aku yang masuk, jika benar benar pencuri bagaimana?"
Benar. Lupa mengunci pintu rumah adalah kebiasaan burukku. Terkadang Bibi Choi tetanggaku akan datang dimalam hari hanya untuk mengingatkanku untuk mengunci pintu.
"Ada apa kesini? Bukankah kau ada jadwal latihan?"
"Tentu saja untuk menemuimu. Kau bilang kau bosan kan? Lagipula latihannya sudah selesai, aku juga bawakan makanan untukmu, aku tahu kau lapar hanya saja kau terlalu malas, iya kan?"
Aku tidak bisa menahan senyumku ketika mendengarnya.
Aku mencintaimu, Park Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BTS X YOU] ARMY'S IMAGINE
FanfictionWhen you and your bias make a cute little love story~💖