8(delapan)

283 48 23
                                    

WARNING!!!

DILARANG KERAS MENG-COPY-PASTE KARYA ORANG LAIN.
SELURUH CERITA MURNI MILIK SAYA. JIKA ADA KESAMAAN PADA BAGIAN CERITA, KEMUNGKINAN BESAR ADALAH KETIDAK SENGAJAAN.
.
.
.
Sorry, for typo's everywhere.
.
.
.
Happy reading, guys^^
.
.


Sebelumnya..

"Hey Namjoon, apa di LA nanti kita tinggal di hotel?" Yoongi mulai bersuara lagi.

"Tidak, aku memiliki rumah yang ditempati oleh kerabat dekat ku disana. Rumahnya mungkin cukup untuk menampung kita berdua,"

Yoongi mengernyit, Namjoon memiliki kerabat disana? Rumahnya? Apa ia pernah tinggal di Los Angeles juga sebelumnya?

Yoongi sedikit tahu dari teman-teman satu klubnya-yang menggilai Namjoon-tentang Namjoon yang pernah tinggal di luar negri sebelum ia pindah ke Korea.

Yoongi masih sibuk dengan beberapa hal menyangkut Namjoon di otak cantiknya.

Sementara Namjoon menyadari raut keras di wajah Yoongi.

"Kau tidak usah khawatir Yoongi. Aku tidak akan berbuat jahat padamu, sungguh." Wajah Namjoon terlihat santai mengatakan hal itu.

Mendengar perkataan Namjoon tadi, Yoongi seakan tersadar dari lamunannya, lalu mengerjapkan mata sabitnya dengan lucu.

"A-ani.. bukan seperti itu,"

Part.8

Yoongi menelan ludahnya susah payah, ia merasa tidak enak untuk menanyakan hal yang termasuk pribadi dalam kehidupan seorang Kim Namjoon. Tapi Yoongi juga ingin mengetahuinya, pasalnya ia akan tinggal di LA beberapa minggu kedepan. Setidaknya Yoongi harus mengetahui beberapa hal pribadi yang menyangkut Namjoon, tepatnya mengetahui tempat yang akan disinggahinya untuk sementara di LA nanti.

"a-apa kau sebelumnya pernah tinggal di LA Namjoon?" Yoongi akhirnya berhasil mengutarakan rasa penasarannya.

Namjoon tersenyum simpul mendengar ucapan Yoongi yang terdengar ragu-ragu,
"Ya, pernah. Sewaktu aku sekolah tingkat dasar. Beberapa tahun pernah sekolah disana dikarnakan appa ku yang bertugas di Perusahaan Cabang LA. Lalu menginjak tingkat menengah pertama, ayah ku di pindah tugas kan ke New Zealand lalu bersekolah disana hingga aku lulus, dan aku memilih kembali ke Korea untuk melanjutkan sekolah ku disini saja." Namjoon menjelaskan panjang lebar.

Yoongi membentuk bibirnya menjadi 'o' dan mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti, ternyata Namjoon cukup kaya. Sekolah saja ia berpindah-pindah, bagaimana tidak otaknya bisa seencer itu.

"Ayah dan Ibu mu juga di Korea?"

"Ani, mereka menetap di Swiss. Aku di Korea seorang diri. Biasanya menjelang Natal mereka akan mengunjungiku."

Ucapan Namjoon membuat Yoongi lagi-lagi melongo. Satu fakta lagi yang didapatkan Yoongi tentang seorang Kim Namjoon, bahwa lelaki itu sangat mandiri. Hidup di Korea seorang diri. Walaupun masih tetap di fasilitasi oleh orang tuanya. Tapi Namjoon cukup mandiri kan?

Yoongi menyadari sesuatu, bahwa bukan hanya dia seorang yang merasa kesepian. Buktinya orang tua Namjoon juga jauh dari jangkaunnya. Walaupun orang tua Yoongi masih pulang ke Korea sesekali.

Yoongi dan Namjoon hanyut dalam obrolan mereka, sehingga melupakan satu orang lagi yang ada disana. Disebelah Yoongi.

"Apa kalian masih lama? Aku ingin pulang saja, ternyata jadi obat nyamuk itu sangat tidak menyenangkan." Cetus Hoseok malas. Aku pikir, Hoseok baru saja merusak suasana menyenangkan antara Namjoon dan Yoongi. Apa kalian juga sependapat dengan ku?

Can You Feel My Heart.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang