2

57 6 0
                                    

Aku dan kate akhirnya sampai di kantin, kami duduk disalah satu meja dan memesan beberapa makanan untuk mengisi perut malangku.

"Psst, kau tau tidak? Becky, anak kelas 320b. Tadi dia menabrak anak baru kelas 319a yang sungguh tampan itu loh!"

Terdengar samar - samar sekelompok wanita dibelakangku dan kate yang sedang menggosip seperti biasanya. Namun yang menarik perhatianku, topik yang dibahas mereka kini adalah diriku sendiri.

"Itu dia! Lihat! Tampan sekali oh my god!" saat mendengar salah satu wanita yang berteriak itu, aku refleks berbalik melihat siapa yang mereka maksud.

Kulihat lelaki yang kutabrak tadi berjalan mendekat kearah... Tunggu, firasatku saja atau memang benar kalau dia mendekat kearahku? Ah yang benar saja, dia benar - benar kesini.

"Hi kau u-hm, siapa namamu?" ucapnya "aku Aaron. Kau?" dia mengulurkan tangannya lagi. Namun kini untuk berkenalan denganku, sepertinya.

"Ada apa? Aku kan sudah minta maaf tadi" ucapku dingin, berusaha tidak menatap matanya.

Selain karena matanya, dalam 3 tahun terakhir ini aku memang tidak ingin dekat dengan laki - laki. Maupun itu hanya menjadi seorang teman.

"Oh hi Aaron! Dia ini Becky, ya sifatnya memang seperti itu jadi jangan terlalu dipikirkan ya" ucap kate menyenggol lenganku, aku hanya menatapnya tajam.

Aku dengan cepat menarik lengan becky menjauh lagi dari lelaki itu "sampai bertemu lagiiiiii" kate berseru kepada orang yang bernama Aaron itu, lalu menyeimbangi jalannya denganku.

++++

"Kau ini kenapa sih! Mau sampe kapan sifatmu seperti itu? Bayangkan saja, KAU SUDAH BERJOMBLO SELAMA 3 TAHUN MS.BB" ucap kate tepat didepan wajahku, dengan gaya bicara yang dramatis saat berkata bahwa 'aku sudah berjomblo selama 3 tahun'.

Aku dan Kate sudah berada didalam kelas, menghindari gosip - gosip yang lebih panas lagi tentang diriku akibat kejadian dikantin tadi.

"Jadi kau pikir aku harus dekat dengannya dan bisa berpacaran dengannya agar dapat menghilangkan status kejombloanku ini? Iya? Tidak Kate, aku tak bisa" ujarku.

"Setidaknya coba bertemanlah Be, aku hanya khawatir kalau kau terus - terusan seperti ini" mata yang penuh dengan rasa kekhawatiran itu menatapku lekat - lekat.

Aku tersenyum menatap lawan bicaraku saat ini "aku baik - baik saja Kate, sungguh" ujarku meyakinkan Kate. Saat keterpurukanku, Kate selalu saja ada disampingku.

Kate tersenyum dan mengangguk, lalu dia memelukku. Kami berpelukkan hingga bel masuk pun berbunyi.

++++

Saat bel pulang tadi, kate bilang dia tak bisa pulang bersama denganku. Saudaranya menelpon untuk meminta bantuannya segera. Karena aku sendirian, jadi aku memutuskan untuk ke toko musik sebentar untuk membeli headphone baru.

Pusat kota terlihat sepi. Tempat kejadian kecelakaan tadi pagi sudah terlihat rapih, namun garis polisi masih bertengger disana.

Terdengar bunyi lonceng saat aku memasuki sebuah toko musik dipersimpangan jalan. Toko terlihat sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang memilih dvd dan mencoba beberapa alat musik yang tersedia. Aku berjalan ketempat aksesoris musik dan memilih headphone yang cocok untukku.

Terdengar bunyi lonceng yang nyaring saat seseorang masuk dengan tergesa - gesa "hei jacob! Apa kabar? Ah ya, senar gitarku rusak. Tolong berikan aku senar gitar yang paling bagus disini" terdengar seorang laki - laki yang sepertinya sedang berbicara dengan salah satu pegawai disana.

Aku dengan cepat mengambil headphone berwarna putih yang menarik perhatianku, lalu mengambil beberapa lembar uang untuk membayarnya. Saat aku berjalan kearah kasir, terlihat laki - laki yang mungkin tadi kudengar. Dia keluar dari toko musik ini dengan membawa skateboard ditangan kanannya, dan tangan satu lagi membawa belanjaan yang ku yakini adalah senar gitar. Sepertinya aku mengenalnya? Ah mungkin perasaanku saja.

"Jadi, ada yang bisa kubantu nona?" tanya pegawai kasir dengan name tag bernama jacob itu.

"Tolong hitung ini" aku memberinya headphone yang ingin kubeli untuk dihitung harganya.

Setelah aku membayarnya aku berniat untuk pergi, namun pegawai itu tiba - tiba menahanku "tunggu nona"

Aku menoleh kearahnya, menaikkan sebelah alisku bingung "ada apa? Apa uangnya kurang?" aku berani bersumpah kalau uang yang kuberikan tadi tak kurang sepeser pun.

"Tidak, uhm.. hanya saja" dia terlihat berfikir sebentar "aku Jacob,Jacob Whitesides.kau siapa? Kita kelihatannya seumuran. Bisa kita berteman?" lanjutnya dengan ramah.

Aku langsung teringat perkataan Kate yang menyuruhku untuk mencoba berteman dengan seorang laki - laki. Ya sebenarnya aku juga merindukan saat dimana aku berbaur dengan laki - laki, berteman dan bersahabat.

"Jadi?" pegawai, ah maksudku jacob membuyarkan lamunanku.

"Aku Becky,Becky Brillance. Ya tentu kita bisa berteman, anyway aku sudah tau kalau namamu Jacob" aku melirik kearah name tagnya.

Dia terkekeh pelan "ya tentu saja, bodoh sekali aku sampai tidak mengingat kalau aku memakai name tag"

Aku hanya tertawa pelan mendengarnya. Tiba - tiba seorang pembeli datang dengan membawa barang belanjaannya yang lumayan banyak itu.

"Jac, kupikir aku akan pulang sekarang. Jadi, sampai ketemu lagi. Dan semangat bekerja" aku tak mau mengganggunya bekerja.

"Oke kalau begitu, sampai nanti. Hati - hati dijalan!" ucapnya dengan melambaikan tangannya kepadaku.

Akupun pergi, menaiki taksi dan pulang kerumah.

'Semoga pertemanan pertamaku, setelah 3 tahun lamanya ini berlangsung dengan baik' batinku.

-
-
-
-
-
-
-
-
Rajin ke toko musik deh gue kalo si jacob yang jadi kasirnya :v

Vote and comment❤

Jacob whitesides as himself

Jacob whitesides as himself

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
She know What She Doin'  [A.C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang