Sinar matahari pagi yang masuk dari celah - celah gorden berhasil membangunkanku. Dengan malas aku menarik selimutku dan berniat tidur kembali. Namun, tiba - tiba suara nyaring dari jam weker sialan itu mengganggu ketenanganku lagi.
"Sial, terlambat lagi" umpatku. Aku lalu menendang selimutku dan bangun dengan rasa berat hati, menyambar handuk dan masuk ke kamar mandi.
Hari ini aku tidak pergi bersekolah dengan kate, dia bilang saudaranya masih meminta bantuannya hingga pagi ini. Jadi mungkin dia akan agak terlambat ke sekolah.
"Morning mom" aku berjalan kearah mom dan mencium pipinya "dad kemana?" tanyaku pada mom yang sedang mempersiapkan sarapan untukku.
"Pergi ke kantor pagi - pagi sekali, katanya ada meeting mendadak" ujar mom tersenyum.
Aku hanya ber-oh ria lalu duduk dimeja makan untuk sarapan. Aku dan mom memiliki topik yang menarik untuk dibahas pagi ini, hingga aku lupa kalau aku hampir terlambat sekolah.
"Mom sebaiknya aku pergi sekarang, kalau tidak Mr.Ronald akan membuatku membakar kalori pagi ini dengan menyuruhku berlari mengelilingi lapangan serba guna yang ukurannya melebihi stadion bola" ucapku dramatis, mom hanya terkekeh pelan lalu mengangguk dan tersenyum.
"Hati - hati honey, jangan sampai terjatuh dijalan hanya karena melihat laki - laki tampan" mom menyenggol lenganku pelan.
Tiba - tiba senyuman diwajahku pudar. Saat melihat perubahan moodku, mom lalu tersenyum iba "kau harus berubah becky, jangan seperti ini terus. Mom khawatir melihatmu seperti ini, mom tak mau anak mom satu - satunya hidup dalam kesedihan"
Mom dan kate sama saja, mereka tak mengerti perasaanku saat ini.
Aku hanya tersenyum simpul "mom aku baik saja" ujarku meyakinkan mom.
"Aku pergi dulu" mom lalu mencium puncak kepalaku dan membiarkanku pergi bersekolah.
Aku memutuskan untuk menaiki taksi, karena mobilku sedang berada di bengkel. Jalanan terlihat sepi, jadi peluang untuk tidak terlambat semakin besar.
++++
"Hai Becky!!" Kate berlari dari luar kelas hingga ke mejaku dengan tergesa - gesa, aku yakin dia tadi melihat Mr.Ronald sedang menuju kesini.
"Nasib baik Mr.Ronald tak melihatmu terlambat kate" ujarku, dia hanya menyengir kuda menanggapinya.
"Kau tau? Saudaraku itu gegabah sekali, merepotkan saja" Kate terlihat kesal karena saudaranya meminta bantuan kate dari kemarin.
"Tak apa, untung - untung mengurangi dosamu. Dan kau tau kate? Aku berteman dengan laki - laki kemarin" kate yang mendengar perkataanku tadi langsung menatapku tak percaya, bola matanya hingga membulat sempurna.
"APA!" ujarnya tepat ditelingaku. Sepertinya aku harus kedokter THT karena dengungan telingaku semakin memburuk sekarang.
"Whoa calm girl. Ya aku berteman dengan laki - laki kate, b.e.r.t.e.m.a.n" aku mengeja kata 'berteman' dengan penuh penekanan.
"Syukurlahh!!! Siapa namanya? Kau bertemu dimana? Bagaimana kalian bisa berteman? Kenalkan padakuuuu" kate menghujaniku dengan banyak pertanyaan, diapun mengguncang - guncang tubuhku tak sabar mendengar jawabanku.
"Namanya Jacob, bertemu ditoko musik, dia yang menawarkanku menjadi teman, ya nanti kalau aku ke toko musik lagi akan kukenalkan kau dengannya" aku mencoba menjawab semuanya dan berusaha tidak meninggalkan satu pertanyaan pun.
Kate menaikkan sebelah alisnya "kenapa harus toko musik? Kenapa kau sangat percaya diri kalau kalian akan bertemu lagi ditoko musik? Apa kau mempunyai nomornya? Kalau begitu kenapa tidak bertemu ditaman atau dimall gitu?"
Kalau kau bukan sahabatku, sudah kubunuh kau Katerine Shadev.
"Sayang, dia itu pegawai disana. Dan aku tak mempunyai nomor telponnya" aku berusaha sesabar mungkin dengan kecerewetan-nya.
"Oh begituu. Gosh, kenapa kau tidak mempunyainya Brillance? Bagaimana kau mengobrol dengannya kalau begitu" aku mendengus dan memutar bola mataku tak percaya kalau aku mempunyai sahabat yang sangat cerewet.
Bel masuk berbunyi, membuatku terbebas dari pertanyaan kate yang tak ada henti - hentinya itu. Terimakasih bel sekolah! Aku mencintaimu xx
++++
"Kate, apa ini?" aku melirik secarik kertas berwarna biru yang menempel kokoh pada pintu lokerku.
"Entahlah, buka saja" ujar Kate. Raut wajahnya terlihat penasaran, sama sepertiku.
Akupun membuka kertas tersebut dan terdapat sedikit tulisan disana
'Hai, dingin'
Aku menatap tulisan itu lekat - lekat, mencerna apa maksud dari tulisan tersebut. Namun nihil, aku tetap tak mengerti. Lalu aku memberi kertas itu kepada Kate, kalau - kalau dia mengerti.
"Secret admirer? Ah atau hater? Kau 'kan memang dingin Becky" aku menepuk kepalanya pelan. Dia benar - benar tak membantuku kalau berkata seperti itu.
"Sudahlah biarkan saja. Ayo pulang!" aku merebut kertas yang dipegang Kate lalu membuangnya, mencoba untuk menghiraukan seseorang yang telah menulis kata - kata tak bermutu seperti itu.
Saat baru beberapa langkah, aku melihat Aaron berjalan kearah yang berlawanan. Dia melempar senyuman kepadaku, namun aku dengan cepat memalingkan wajah. Entah mengapa dari awal aku tak suka dengan sikapnya.
Kulihat Kate menatapku dengan bingung, namun dia tak bertanya apa pun kepadaku dan berusaha menormalkan suasana. "Hai Aaron! Selamat siang" Sapa Kate. Sial, kenapa anak itu murah sekali kepada Aaron.
"Ya selamat siang. Dan hey! Apa kau tidak merasa kedinginan saat ini?" ujar Aaron. Dia tertawa pelan lalu melewati kami.
Kate terdiam, lalu menatapku bingung "kedinginan? Ini bahkan mau musim panas, mana mungkin aku kedinginan. Aneh" aku hanya mengangguk tak begitu peduli dengan pertanyaan Aaron barusan.
"Kate, bagaimana kalau kita berjalan - jalan sebentar sekarang? Aku bosan dirumah" usulku, mencoba mengganti topik.
"Ide bagus!" Kate lalu menarikku dengan cepat lalu membawaku kearah mobilnya yang terparkir rapih diparkiran sekolah.
-
-
-
-
-
-
-
-
-Kira - kira siapa ya yang nempelin kertas itu di lokernya Becky??? Ada yang tau? ^^ vote and comment guys❤
Kira Kosarin as Katerine Shadev
KAMU SEDANG MEMBACA
She know What She Doin' [A.C]
FanfictionCome on girl you know exactly what you gotta do If he don't love you like I can then you gotta move I know you scared cause he hurt you and broke your heart in two But not this time, the grass is greener on this side and Okay, your move It's all, on...