13

14 1 0
                                    

Aku mengetuk - ngetukan jari diatas meja, berusaha fokus mendengarkan pelajaran saat ini. Rasanya sia - sia jika pikiranku melayang jauh entah kemana, bayangan tentang kejadian empat hari yang lalu saat aku bertemu dengan Cam terngiang kembali diotaku.
Aku menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan bayangan tersebut namun hasilnya nihil, bayangan itu seperti menghantuiku dan tidak mau pergi.

Sampai saat ini Kate tidak mengetahui soal ini, aku hanya belum siap untuk bercerita kepadanya. Sekarang ini aku hanya ingin tenang dan berusaha melupakannya, tidak mengungkitnya kembali itu lebih baik.

"Oke class sampai disini dulu pertemuan kita. Ingat, pensi akan diadakan kurang lebih dua minggu lagi, jadi persiapkan diri kalian!" Ujar Mr.Ronald lalu meninggalkan kelas.

Aku membuang napas panjang, hari ini memang hari yang sangat melelahkan untuk otakku. Akupun merapikan bukuku dan memasukkannya kedalam tas, setelah itu berdiri lalu beranjak pergi.

"Kau mau kemana?" Ujar Kate menghentikan jalanku.

Aku menoleh kearahnya dan tersenyum "danau, mau ikut?"

Sebenarnya sudah beberapa hari ini kami jarang mengobrol, mungkin mengetahui suasana hatiku sedang tidak baik menjadikan Kate tidak berani banyak bicara kepadaku. Sungguh teman yang baik, dia tau kalau aku ingin menyendiri dulu untuk beberapa hari.

Namun kurasa aku harus mengobrol seperti biasanya dengan Kate, sekarang. Tidak enak rasanya kalau sahabat saling berdiam diri satu sama lain.

Kate menaikkan kedua alisnya. "Boleh?" Tanyanya hati - hati.

Aku tertawa pelan lalu menariknya agar berdiri. "Untuk apa aku mengajakmu kalau tidak boleh, Kate" ujarku seraya merangkulnya.

Dia tersenyum lebar dan mengangguk, kamipun keluar kelas dan pergi menuju danau belakang sekolah.

++++

"Kau beberapa hari ini kenapa Be? Uhm, maksudku, sepertinya kau sedang ada masalah?" Dia menatapku ragu. "Setidaknya, ceritakan kepadaku Be. Jujur aku tidak tahan kalau kita sering diam layaknya orang asing seperti ini"

Aku mengangguk, Kate benar. Aku memang harus ceritakan semuanya kepada Kate, bagaimanapun dia itu sahabatku.

"Kau tau Kate? Empat hari yang lalu aku bertemu dengan Cam" ucapku pelan, mataku terasa sangat perih sekarang.

Dia menatapku tak percaya, lalu meremas pundakku pelan. "Tidak, tidak mungkin. Kau dan dia sudah jauh sekarang, mengapa bisa bertemu lagi"

Aku menundukkan kepalaku seraya menggeleng pelan. "Aku juga tidak tau mengapa bisa. Parahnya lagi, dia berteman baik dengan Jacob dan Aaron" tak terasa air mataku menetes. Aku tidak bisa menahannya lagi, rasanya sakit sekali.

Kate memelukku. Mengusap punggungku pelan, berusaha menenangkanku. "Aku tidak bisa percaya, mau apa dia datang kembali ke kehidupanmu. Apa dia belum puas menyakitimu? Tenang Becky, aku akan datang kepadanya dan mengusirnya jauh - jauh dari kehidupanmu. Pegang janjiku Be!" Ujarnya.

Aku melepaskan pelukannya, menatapnya dan menggeleng cepat. Dia tidak bisa melakukan itu, aku tidak ingin sahabatku ikut dalam permasalahan ini. "Tidak Kate, jangan."

"Tapi Be"

Aku menatapnya dengan pandangan memohon, hingga akhirnya dia mengangguk pasrah.
Selang beberapa detik dia mengerutkan keningnya dan menatapku bingung. "Kau bertemu dengannya dimana?" Tanyanya.

"Dirumah Aaron" jawabku.

Kate yang mendengar itu langsung membulatkan matanya. "Bagaimana bisa kau kerumah Aaron? Bukannya kau tidak suka dia? Maksudku, sifatmu kepadanya saja dingin sekali"

Aku mengangguk setuju, entah mengapa bisa sifatku kepada Aaron berubah begitu cepat. Rasanya seperti sudah berteman lama dengannya saat kami mengobrol bersama, ucapannya cocok sekali dengan pemikiranku.

"Ceritanya panjang Kate" ujarku. "Hey musim panas nanti kau kemana?" Aku berusaha mengganti topik.

Wajahnya terlihat berbinar. "Kerumah dad! Omg kau tau Be, aku kangen berat dengannyaaa" ujarnya girang.

Orang tua Kate memang sudah bercerai sejak Kate berumur 10 tahun, dan Kate kini tinggal dengan mom nya. Menurutku Kate orang yang keren, dia tidak pernah menampakkan wajah sedih akibat kedua orang tuanya padaku. Dia selalu terlihat ceria, walau memang dia cengeng dalam urusan sepele.

Terkadang aku iri padanya, hanya karena urusan laki - laki saja aku tidak bisa menahannya dan terlihat depresi berat. Padahal masih banyak orang yang sayang kepadaku dan selalu men support ku, termasuk Kate.

"Kalau kau?" Dia balik bertanya.

Aku mengedikkan bahu seraya menopang dagu. "Sepertinya aku akan jadi wanita kesepian di musim panas tahun ini Kate. Orang tuaku ada kerjaan diluar kota dan mereka harus menetap disana sampai musim panas usai. Like, what the hell kenapa perusahaannya kejam sekali memberikan pekerjaan di musim panas."

Kate menatapku tak percaya, namun dengan cepat dia menggantinya dengan senyuman kecil. "Aku bisa membatalkan kunjunganku kerumah dad untuk menemanimu Becky."

"Tidak Kate, kau harus tetap pergi."

Kate membuka mulutnya, berniat protes. Namun aku langsung menutup mulutnya dan menggeleng. "Harus"

++++

Setelah berpidato panjang dengan sedikit bumbu permohonan didalamnya, akupun tetap kalah. Bagaimana tidak? Ibu - ibu memang jagonya dalam urusan mengoceh.

Sekarang kami, maksudku aku, mom dan dad sedang berada diambang pintu, orang tuaku akan pergi keluar kota sekarang juga. Aku mendengus, padahal 'kan musim panas masih dua minggu lagi, mengapa mereka buru - buru sekali, sih.

"Hati - hati dirumah Be, jadilah anak yang baik" ucap mom seraya mengecup keningku.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum simpul, membiarkan mom mengangkat satu kopernya dan masuk kedalam mobil yang sudah ada dad didalamnya.

Ini akan menjadi musim panas yang membosankan, sepertinya. Tidak bisa dibayangkan kalau nanti kegiatanku hanya makan tidur makan tidur saja. Selain itu, siapa yang tahu?

-
-
-
-
-
-
-
-
-

Hi guys! Maaf baru update XD minal aidin walfaidzin ya semua :* pendek? Maaf imajinasi lagi pendek :v

She know What She Doin'  [A.C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang