9

13 1 0
                                    

Seperti janjiku pada Kate tadi, kini aku sedang bersiap - siap untuk pergi ketaman dengannya. Jam masih menunjukkan pukul 3.30 p.m, jadi aku memutuskan untuk turun kebawah dan menonton televisi sambil menunggu Kate menjemputku.

"Becky, mom pergi dulu ya. Nanti jangan lupa mengunci pintu sebelum kau pergi! Bye love" mom datang dari kamarnya lalu mengecup keningku.

"Ya mom hati - hati" ucapku menoleh kearah mom. Setelah mom pergi, akupun kembali memfokuskan mataku kearah televisi.

Rasanya sudah beratus - ratus kali aku menonton sebuah acara televisi, namun Kate belum datang juga. Ya mungkin dia yang ternyata ketiduran, jadi lebih baik aku ganti baju dan tidur juga.

Namun saat aku sudah sampai tangga dan hendak menaikinya, pintu rumahku yang kebetulan memang dekat dengan tangga bergetar hebat dan menimbulkan suara yang lumayan keras. Aku dengan cepat mengambil tongkat bisbol milik ayahku, mengendap - endap mendekati pintu dan berniat membukanya. Bisa saja itu rampok atau semacamnya, bersiap siaga tidak apa - apa bukan?

Eh tapi, apa memang ada rampok yang menggedor pintu sebelum mencuri?

Saat pintu berhasil terbuka dan menampakkan sesosok manusia yang sedari tadi menggedor pintu rumahku, aku mulai mengayunkan tongkat bisbolku tepat kearahnya "AAHHHHHHHH WHAT THE FUCK BECKY APA YANG KAU LAKUKAN!!!!!" jerit seseorang yang ternyata adalah Kate.

Aku dengan cepat menahan tanganku agar tongkat bisbol tidak mengenai wajah kelewat unyu nya itu. Fyuh! Kukira penjahat, ternyata hanya Kate.

"Gosh kate! Kukira kau penjahat! Lagi pula kenapa kau menggedor pintu rumahku? Memangnya aku tuli!" aku menaruh kembali tongkat bisbol ketempat semula.

"Are u kidding me Becky? Aku sudah mengetuk pintu rumahmu beribu - ribu kali! Aku juga ingin langsung masuk namun pintunya macet. Saat kulihat kearah jendela, aku melihatmu sedang menonton televisi. Jadi aku fikir lebih baik kugedor saja pintunya, siapa tau kau mendengarnya. Namun ternyata tetap saja kau tidak mendengarnya be" ucap Kate dramatis.

Ah iya aku baru ingat kalau aku menonton dengan volume yang terlalu keras.

"Oh gitu ya, sorry hehe" aku menyengir kearahnya.

Kate memutar bola matanya "ayo kalau begitu, pasti orang itu sudah menunggu lama" ujarnya.

Aku mengangguk lalu mengikuti Kate yang berjalan didepanku, tidak lupa mengunci pintu seperti apa kata mom tadi.

++++

"Menurutmu siapa ya orangnya? Apa kita mengenalnya? Apa dia kaka atau adik kelas kita? Apa ya motif dia mengirim surat seperti itu kepadamu?" Tanya Kate bertubi - tubi.

Aku hanya mengedikkan bahuku cepat menanggapi pertanyaan Kate. Kalau boleh saran, seharusnya orang itu mengirimi surat untuk Kate saja, jangan aku. Setidaknya surat orang itu akan dibalas kalau Kate yang menerimanya, dan bahkan bisa saja mereka jadi sepasang kekasih. Siapa yang tau?

Setelah sudah berjalan lumayan jauh dari parkiran, aku dan Kate memutuskan untuk duduk disalah satu bangku bercat putih yang terdapat didekat area masuk taman.

10 menit...

20 menit...

Dimana orang itu? Seharusnya dia sekarang sudah ada disini. Apa dia sulit menemukanku? Ah mana mungkin. Taman ini tidak terlalu luas kok, dan aku kan duduk didekat area untuk masuk ketaman ini.

She know What She Doin'  [A.C]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang