Ch. 10

1.2K 84 3
                                    

Aku terpesona dengan senyumnya yang jarang ia perlihatkan. Dia mendekat ke arahku dan memelukku. Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku -yang sebenarnya perlakuannya membuatku kegelian- aku sedikit menggeliat karena menahan geli dari perlakuannya. Dia pun mengangkat wajahnya dan menangkup wajahku.
"May i?" Dia meminta persetujuan untuk apa?
"To?" "To kiss you-" aku ingin membalasnya namun dia memotong kesempatan itu "-on your cheek"
Aku terdiam. Sempat terbesit keinginan untuk menjawab tidak. Namun entah mengapa jawaban yang aku ucapkan adalah "yes". Dia mencium pipiku lembut seperti jika dia melakukannya dengan kasar, itu dapat merapuhkanku. "Maafkan aku" suaranya terdengar sedikit parau. Tatapannya berubah menjadi tatapan orang yang bersalah dan menyesal. "Maafkan aku karena telah merebut ciuman pertamamu" Apa dia benar- benar menyesal karna telah menciumku?. Sedikit dari hatiku kesal karena dia menyesal telah menciumku.
Apa dia sekarang membenciku? Aku hanya dapat berharap jawabannya adalah tidak.

Aku hanya menjawab "Tak apa. Itu sudah berlalu." "Baiklah. Terima kasih telah memaafkan aku." Aku hanya membalasnya dengan senyum sekilas.

"Apa kalian akan terus berada disini atau kita pergi sekarang?" Ucap Kirzy. "Dia selalu saja mengganggu di moment- moment seperti ini" gerutu Thomas. Kirzy hanya terkikik geli sedangkan aku hanya tersenyum sambil menggeleng kepala.

"Baiklah kita pulang" Thomas menggenggam tanganku dan menuntunku untuk keluar dari rumah tempat aku disekap. Akupun membalas genggamannya. Diluar aku melihat para pria berbadan besar yang mengalahkan anak buah si "Alpha" itu. "Sekarang kita kembali" ucap Thomas dengan suara yang cukup besar. Yang lainnya pun hanya mengangguk menyetujui.

***
"Terima kasih sudah menyelamatkanku" bisikku. "Itu belum seberapa sweetheart" bisiknya. Dia mengikis jarak diantara kami. Entah kenapa jantungku jadi berdetak tidak karuan. Apa ini namanya cinta, batinku. Sekarang jarak kami hanya beberapa senti saja. Dia berhenti mendekat dan menatap lekat netra mataku. Aku pun membalas tatapannya. "Kamu selalu cantik dengan apa adanya kamu" gumamnya -yang sebenarnya nyaris tak terdengar-. "Kamu pun selalu tampan dengan apa adanya kamu" bisikku. Aku pun mendekatkan wajahku dan wajahnya. Aku memberanikan diri untuk mengecup bibirnya. Namun tangannya menahan tengkukku dan mencium bibirku dengan sedikit lumatan yang lembut. Dia melepas ciumannya dan menjauhkan wajahnya. Oh My God, aku gak bakal punya muka lagi didepannya. Malu bangeeeett.

Hai hai. Berhubung sekarang udah part 10. Aku mau membebaskan part yang aku private. Terima kasih banyak buat yang masih mau nunggu. Aku baru update juga karena baru selesai UAS. Thanks for Reading.

12/6/2016
Salam. EtIris411H

Mea Coniguem [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang