Raina berdiri di dekat pagar pembatas yang terdapat di lantai 3 gedung sekolahnya, semilir angin berhembus menerpa wajahnya yang terlihat sangat sendu.
" Mau ke kantin ?" tanya seorang laki laki yang berjarak beberapa meter darinya.
Raina menoleh dan tersenyum saat mendengar suara yang tidak asing bagi nya itu.
" Nanti aja atau kamu duluan aja "
" Kebiasaan lo dari dulu enggak pernah berubah, suka banget hujan "ujar Raja menatap wajah Raina yang terlihat sendu.
Raina terkekeh ketika mendengar perkataan Raja dan mengalihkan pandangan nya ke langit yang kini nampak gelap dan gerimis yang perlahan mulai berjatuhan mengenai wajah Raina.
"Hujan adalah tempat pelarian yang indah, tempat paling mudah untuk menyembunyikan perasaan yang menghantam kita "ujar Raina tanpa mengalihkan pandangannya dari langit yang nampak mulai turun tetesan air.
Raja hanya terdiam mendengar perkataan Raina, ia menghembuskan napas perlahan lalu memandang Raina dengan sedih.
"Dan hujan selalu memaksa perasaan berhenti sejenak. Menikmati luka-luka lama yang terpendam " lirih Raja menengadah kan tangannya menyentuh buliran air hujan.
"Aku tidak membenci hujan..Tapi semua itu terkadang membuat kenangan. Seolah datangnya hujan membuka kembali lembar-lembar kisah cinta dan luka "
Kini keduanya larut dalam keheningan yang dibawa hujan. Raja tahu bagaimana kesedihan yang dialami oleh sahabat nya, ia dengan perlahan membuka suara agar suasana tak menjadi hening.
" Gue benci hujan, karena saat hujan gue pernah kehilangan sosok orang yang berharga di hidup gue " ujar Raja dengan tatapan penuh kerinduan.
" Bukankah hujan tidak selamanya melambangkan kesedihan ? kamu tahu ada juga hujan yang melambangkan kebahagiaan " ujar Raina sambil tersenyum.
Raja menatap Raina setelah mendengarkan perkataannya dan tersenyum menatap sosok sahabatnya.
" Aku mau ke kantin. Kamu mau ikut ? " tanya Raina kepada Raja yang dibalas anggukan kepala oleh Raja dan langsung meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bitter World
Teen FictionKetika kau mencintai seseorang dalam diam dan penuh dengan ketulusan, tetapi apa yang Kau dapatkan hanyalah sebuah harapan dan rasa sakit yang menghantam mu. Akankah Kau bertahan dengan perasaanmu ataukah membuka hatimu kembali untuk kedua kalinya...