Swear, I catching feelings

87 6 0
                                    

Raja POV


Raja sedang duduk di bangku yang terletak ketiga di barisannya, bel masuk sudah berdering sekitar 10 menit yang lalu. Raja menatap pintu kelasnya berharap seseorang yang ia cari muncul, sudah hampir 15 menit sosok yang ia tunggu tidak juga datang. Raja memutuskan beralih menatap jendela kelasnya dengan beberapa pikirannya yang melayang layang.

" Apa dia nggak masuk, tapi kenapa ? " batin Raja.

Sayup sayup terdengar suara langkah seseorang, Raja menoleh perlahan dan memandang sosok Raina yang sudah duduk di sebelahnya dengan beberapa buku yang sangat tebal di tangannya. Senyum yang sedari tadi lenyap kini mengembang pada kedua pipinya.

" Kenapa lo ? " tanya Raja saat Raina duduk di bangku sebelahnya.

" Aku capek tahu, rasanya kepala aku serasa mau meledak tahu nggak " ujar Raina kemudian menjatuhkan kepalanya pada meja di hadapannya.

Raja yang melihat tingkah lucu Raina hanya terkekeh pelan, entah mengapa ia sangat suka melihat aksi tingkah lucu Raina.

" Makan nya belajar jangan bolos terus, udah tahu Bu Lidya hafal banget sama lo yang sering bolos jam pelajaran dia "

Raina mendongak dan mengerucutkan bibirnya menatap Raja. " Aku tahu kamu pintar dalam segala pelajaran, kecuali pelajaran musik. Jadi, please ya aku tahu aku bodoh tapi memang dasarnya aku benci pelajaran yang seketika buat otak aku hampir meledak. Aku nyerah "

" Sebenarnya lo itu nggak Bego, cuman lo itu malas. Coba kalau lo itu nggak sering bolos atau tidur waktu dia nerangin pasti lo bisa, Rain "

" Di mata gue lo selalu indah, walaupun lo punya kekurangan tapi lo akan selalu indah di mata gue dan bahkan hati gue "

" Tapi sayangnya aku malas sama pelajaran Fisika, kecuali kalau kamu mau ngelakuin satu hal buat aku " ujar Raina memamerkan jajaran gigi putih nya.

Raja menaikkan satu alisnya dan menatap bingung Raina.

" Mau apa lo ? "

" Bantuin aku, ya ? Ajarin aku Fisika " ujar Raina menyodorkan buku tebal yang ia pinjam di perpustakaan kepada Raja.

" Gue kapok ngajarin lo yang ada lo tidur dan endingnya gue yang harus ngerjain semuanya, belom lagi semua tugas yang Bu Lidya kasih sekarang. Bisa mati berdiri gue "

" Raja kan sahabat Rain yang baik, ganteng. Dan tambah ganteng lagi kalau Raja mau ngajarin Raina " ujar Raina manja.

" Gue nggak nyangka lo sejak kapan jadi pintar ngerayu kaya gini, Rain ? "

" Kamu kan anak kesayangan guru termaksud Bu Lidya kan, nah kamu sebagai sahabat aku yang paling baik banget. Jadi, bantuin aku sekali kali  " ujar Raina mamajukan wajahnya dengan wajah Raja.

Raja terpaku melihat wajah Raina dari sedekat ini, bagaimana tidak wajah Raina dan dirinya berada dalam jarak 5 centi di tambah mata abu abu milik Raina yang mampu memikat hatinya. Ada gejolak yang mengganjal dalam hatinya saat mata abu abu milik Raina berpadu dengan mata coklat miliknya.

" Gue mau waktu ini berhenti saat gue liat mata indah milik lo, gue akan nikmati senyuman dari bibir lo dan juga menatap mata abu abu lo yang berhasil membuat jantung gue berdetak cepat, Rain " batin Raja.

Buru buru ia menggelengkan kepala nya dan mendorong pelan Raina agar menjauh sedikit darinya agar hatinya tenang.

Buru buru ia menggelengkan kepala nya dan mendorong pelan Raina agar menjauh sedikit darinya.

" Gue nggak mau "

" Aku nanti ajarin kamu tentang musik, deh. Sekalian aku kabulin permintaan kamu apa aja, deh. " ujar Raina dengan terpaksa.

" Apa pun itu ? "

" Hm.. whatever you want "

Raja menyandarkan punggung nya pada bangku kelasnya, ia menimbang nimbang tawaran yang di berikan oleh Raina. Ia menatap Raina yang tengah menunggu jawaban darinya dan seketika sebuah ide muncul memenuhi otak nya.

" Oke, tapi gue minta lima permintaan gimana ? "

" Satu, aja " ujar Raina dengan cepat.

" Gue maunya lima, kalau lo nggak mau terserah lo " .

" Oke, aku nyerah. Lima, oke " ujar Raina yang dibalas oleh senyuman Raja.

" Nanti sore kita mulai, sekalian gue kasih tahu permintaan gue ".

Raja tersenyum puas saat Raina menyetujui lima permintaan yang ia ajukan, dan ia sangat tidak sabar untuk mewujudkan ide yang ada di dalam kepalanya.



The Bitter WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang