[3]

1.7K 60 5
                                    

"Kalo chat, gak masalah 'kan? Tapi… chat apa? Jadi chat gak, ya?" pikirnya.
Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Adinda menemukan ide. Ia mulai menuliskan kata yang ada di pikirannya, yaitu Hai! cukup simple bukan? Atau cukup konyol untuk memulai percakapan dengan laki-laki?

Adinda : Hai!
Just now.

Di seberang, terlihat Raffi yang bingung mendapat facebook notification. Ia menengok kesana kemari, hingga melihat Adinda, dan teman-temannya bermain hp. Tapi, kemungkinan teman-temannya membuka facebook sangatlah tidak mungkin, karena ia tahu jika mereka sedang bermain game sekarang.

"Okay, let's see your reaction!" batin Raffi.

Raffi : Ya?
Baru saja.

Cting!

Adinda mendapat FB notification.
"Oh, Raffi," pikirnya. "Wait, Raffi?! Aku bales apa dia nanti? Duh, niat iseng malah jadi bencana!" katanya dalam hati.

Raffi melihat perubahan raut wajah Adinda yang menurutnya… salting karena chat-nya di balas.

"Ternyata gak jauh beda sama yang lain," pikirnya.

Disisi lain, Adinda berpikir keras apa yang akan dia ketik selanjutnya.

"Kalo ngaku aja, gimana? Dia mau bales gak? Cuma satu caranya, Din! Coba aja sendiri!" pikirnya.

Adinda :  Nggak, aku cuma iseng doang, kok :)
Just now.

DRRTT…

Raffi agak kaget melihat apa yang tertera di fb notification-nya.
Adinda Zahra mengirim pesan.

"Ternyata masih berusaha cari perhatian gue," simpul Raffi.

Raffi : Oh
Baru saja.

"Gue yakin dia nggak bakal bales lagi!" pikirnya.

"Okay, Adinda, kalo kamu kurang yakin sama keputusan kamu, mending kamu berhentiin aja daripada kamu gak bisa bales apapun ke Raffi!" batin Adinda.

"Yaelah, udah cukup jauh buat berenti! Terusin aja! Kalo gitu kan kamu dapet benefit dari dia, itupun pas kamu lagi butuh." pikirnya.

"Okay, basa-basi dikit gak masalah 'kan?" katanya dengan suara sekecil semut.

Adinda : BTW, kamu tadi bisa nggak ngerjain tugasnya?
Just now.

Hp Raffi kembali bergetar, dia melihat notifikasi yang baru saja muncul.

"Tch, ganggu waktu main gue aja!" desahnya yang didengar oleh teman-temannya.

"Sapa sih? Kayak orang nggak pernah main game aja!" sahut Tyo.

"Orang." jawab Raffi agak kesal sambil membuka fb-nya.

"Ya, tau kita! Namanya sapa?!" tanya Dhani.

"Tau nih–WHAT THE?!" pekik Aziz yang melihat layar hp Raffi.

"Apaan, Ziz? Jangan bilang kalo ada hubungannya sama Adinda!" tebak Dhani.

Raffi mengangkat bahunya cuek sambil menatap layar hpnya, "Unfortunately, That's true," ia memberi jeda. "Kalo lo semua mau, lo chat aja pake hp gue. Dan sebagai gantinya, lo pinjemin hp lo ke gue buat main game," lanjutnya.
Aziz, Dhani, dan Tyo menggeleng. Raffi mengangkat bahunya cuek sekali lagi lalu menjawab pesan dari Adinda.

Raffi : Not bad, lo sendiri?
Baru saja.

"Wait! Kenapa gue tanya balik ke dia? Bodo, ah! Anggep aja kenalan,"

Adinda : Ada yang susah, sih
Just now.

Raffi : Susah gimana kalo hasilnya 100?
Baru saja.

Merendah atau gimana, sih? Pikir Raffi.

Adinda : Kan itu tadi, hehe.
Just now.

Raffi : Oh, haha
Baru saja.

Enak juga nih anak kalo diajak ngobrol, batin Raffi.

Ternyata gak kayak yang diomongin anak-anak, batin Adinda.

Kriiiingg!

Bel pulang berbunyi, semua anak kembali ke bangkunya masing-masing untuk bersiap pulang.

Adinda juga ingin mengakhiri obrolan tak langsungnya dengan Raffi, walaupun ia sangat sayang jika ini berlalu dengan cepat.

Adinda : BTW, good luck ya buat TOnya besok!
Just now

Raffi : Thanks, lo juga.
Baru saja.

Adinda : Your'e welcome. Aku mau off dulu, bye!
Just now.

Raffi : Ya, gue juga mau off, bye.
Baru saja.

Adinda menekan tombol kembali lalu me-log out akunnya. Setelah itu, ia menengok ke arah Raffi yang saat itu melihat kearahnya pula.

"Ekhem!"

Adinda menoleh ke arah dehaman itu.

"Kamu liatin siapa? Raffi?" tanya –goda– Oliv.

"Nah, itu udah tau!" jawab Adinda enteng.

"Kayaknya aku ngelewatin sesuatu dari kalian berdua," gumam Oliv.

"Siapa juga yang suruh nge-rumpi?" kata Adinda sambil terkekeh.

"Emang kalian berdua habis ngapain?" selidik Oliv.

"Serius mau tahu?"

"Iya, kasih tau lah!"

"Beneran?"

"Iyaaa!"

Adinda terdiam sejenak, lalu berkata, "Tanya aja sama Raffi-nya!"

"Ih, bikin aku mati kepo aja kamu, Din!" celoteh Oliv.

Adinda tersenyum puas melihat reaksi sahabatnya itu.

"Oke, aku bakal korek semua di sumbernya, sen-di-ri!" kata Oliv, seolah menjawab tantangan dari Adinda.

"Selamat mencoba!" goda Adinda.

Assalamualaikum!
Ehehe, maaf baru apdet. Maklum lagi stuck😅

Tapi setelah baca beberapa cerita di WP, rasanya kayak ada yang ngasih ilham gitu, ( gaada yg nanya ya?! Ah lupakan!)

Okeh, jadi gimana? Nggantung? Atau kurang greget? Masukin di kotak komen aja yah! Karena komen kalian berharga buat kelangsungan hidup cerita ini (Aduh, bahasanya… nggak banget kan?).

Akhir kata, makasih masih setia nunggu cerita super karet dan abal-abal punyaku! Lav ya!

Bismillah, Ta'aruf DenganmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang