j.h.o.p.e

64 10 2
                                    

Author

Punggung Joheun terasa sedikit nyeri dan ngilu, membuatnya kesusahan saat akan beranjak dari kasur.

"Joheun, malaikatku,"

Bisikan itu seolah nyata di telinga Joheun. Laki-laki itu lantas menurunkan kakinya dari kasur, berjalan pelan menuju dinding kamar barunya, lalu meraba dinding itu pelan.

"Tu- Tuhan?" gumam Joheun beberapa kali. Lapisan bibirnya bahkan bergetar dan matanya sudah berkaca-kaca.

"Joheun, mulai sekarang, panggil dirimu sebagai Jeon Jungkook. Kau sudah menjadi penduduk bumi dan akan terus menjadi penduduk bumi sampai waktunya,"

Buliran air bening itu sontak jatuh tanpa disangka dari pelupuk mata Joheun. Hati laki-laki tersebut mencelos mendengar hal tadi. "Tuhan, kumohon, aku tahu kau Maha Pemurah dan Pengampun, kumohon, aku- ampuni aku," ujar Joheun dengan suara lirih melemah.

Tubuhnya seketika ambruk ke lantai. Sisa tenaganya ia gunakan untuk memukul dinding menggunakan tangan besarnya.

"Berbuatlah kebajikan, sampaikan banyak kebenaran, apa yang Kusukai, dan beri mereka peluang untuk menjadi manusia yang lebih baik."

Kalimat itu seketika menghantui pikiran Joheun yang mulai berkecamuk dan liar. Dua tangannya juga masih sibuk meninju dinding hingga Hyun mendengarnya dari luar.

Ya, ia mendengarnya. Gadis itu bahkan sampai mendekat ke kamar Joheun dan menguping dari pintu.

Ia mendengar suara-suara dentuman keras dan isakan tangis.

"Apa yang terjadi?" Pikir Hyun In.

Tok! Tok! Tok!

Ceklek.

Hyun mengernyit ketika melihat seorang laki-laki yang memakai kaus kebesaran itu tengah tersenyum, wajahnya bersemu, dan ia sama sekali tidak terlihat mempunyai masalah.

Gadis tersebut kemudian menerobos untuk masuk ke dalam kamar.

Tidak ada apa-apa.

"Kau aneh," spekulasi Hyun. Ia sepertinya merasa bingung darimana suara-suara itu muncul. "Tapi maaf nona, namaku Jeon Jungkook," oh, akhirnya Joheun menerima hukuman dari Tuhannya.

-

DAY 1

Sekarang Jungkook sedang duduk di atas kasurnya sambil membaca buku. Ia lantas melirik jam, sudah pukul 7 pagi. Manusia yang tampan setengah malaikat itu pun berdiri dan membuka pintu kamar.

Seokjin rupanya tengah menuruni tangga tepat saat Jungkook menutup pintu. Pria itu menenteng jas putih dan tasnya, lantas ia menyuruh Jungkook untuk pergi membangunkan Hyun In dan Ji Woo. Ia terlihat buru-buru.

"Cepatlah, aku tidak akan membawa mobil hari ini. Antar kedua adikku ke mana pun mereka mau,"

Dengan sigap, Jungkook mengangguk lalu menaiki tangga.

Kemudian kakinya berhenti saat berada di hadapan pintu dengan tulisan Hyun-ah di sana. Ia diam, menatap pintunya baik-baik tanpa bergerak. Ia gugup.

"Hey, orang asing. Apa yang kau lakukan di depan kamar Hyun-eonnie?"

Jungkook terperanjat ketika seseorang di belakangnya berkata sambil menyentuh telapak tangannya yang terbuka.

Itu Ji Woo, anak perempuan berumur 6 tahun yang kemarin menolong Jungkook karena pingsan di depan rumahnya.

"Hey, anak manis, namaku Jeon Jungkook." balas laki-laki itu, kemudian berlutut agar tingginya setara dengan Ji Woo.

Ji Woo lantas menarik kepalanya ke arah kanan, agak miring, untuk memperhatikan Jungkook lebih detail.

"Baiklah, Jungkook-ssi. Apa kau bersedia mengantarku ke Myeongdong hari ini?" tanya Ji Woo yang meluruskan lagi kepala kecilnya lalu tersenyum.

Tentu saja Jungkook membalas senyuman anak itu dengan lebih hangat dan banyak menghantarkan rasa kedamaian.

"Kapan pun kau mau," ucap Jeon Jungkook ramah. "Tapi aku agak khawatir kepada Hyun-eonnie. Ia tidak bisa memasak untuk sarapan." keluh Ji Woo sambil menunduk.

Spontan Jungkook memamerkan wajah kagetnya, "Ia tidak ikut bersama kita?" itu yang ia ucapkan sebelum mendapat satu pukulan di bahunya dari Ji Woo.

"Nama eonnieku Kim Hyun In, Jungkook-ssi!" ujar Ji Woo mengoreksi, membuat Jungkook tertawa gemas.

-

jeon buatan Jeon Jungkook, hyun-eonnie!
~김 지워~

Mata Hyun In berputar ketika ia membaca tulisan tangan adiknya di dekat satu piring penuh dengan pancake daging dan sayur.

Dengan malas, gadis itu memakan sarapan besarnya sambil bermain ponsel.

"Acaranya terlihat belum siap,"

Hyun In menoleh dan mendapati sepupu laki-lakinya, Taehyung tengah tersenyum.

Ah, ya, acara di hari Minggu.

-

|authorsnote/(died in 619916 language bcs of the readers & vote) but anyway thank you ._.

Fill In/kookie-jiminie/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang