r.a.p.m.o.n

55 9 4
                                    

Taehyung sedang berada di dapur ketika Hyun menjamu Yong dan Sooyeon yang baru saja datang. Tamu Hyun hari ini tak terlalu banyak, hanya dirinya, Sooyeon, Yong, Namjoon, dan Hoseok.

"Kau payah!"

"Apa kau bilang?!"

Senyuman canggung dari Hyun memancar ketika suara itu muncul, membuat Yong dan Sooyeon terkekeh karena mengerti.

Itu suara Namjoon dan Hoseok yang sudah pasti sedang bertengkar untuk bermain video game.

Yong yang tidak begitu peduli pun masuk, kemudian duduk di ruang televisi, tepat di sebelah Hoseok yang membelakanginya.

"Kau mengagetkanku." ujar Hoseok sambil menyeringai, lalu menatap Yong secara terang-terangan. "Ya, aku tahu, oppa." balas gadis cantik itu tidak ramah. "Kau ini. Sudahlah Hoseok, kau tidak lebih baik dariku soal wanita!" celetuk Namjoon yang dihadiahi jitakan keras dari Hoseok.

Taehyung terkekeh melihat Namjoon. Oh, ia datang membawakan banyak snack di dua tangannya. "Chocopies kesukaanku!" pekik Sooyeon tiba-tiba, membuat semua pasang mata melirik tajam ke arahnya.

Sudah menjadi rahasia umum jika Sooyeon selalu mengejar Taehyung. Terhitung saat ia masuk kelas 11 dan menjadi sahabat Hyun di Anyang Art High School.

"Aku tidak butuh bantuanmu," Taehyung menatap Sooyeon malas, namun itu sama sekali tidak membuat Sooyeon menyerah.

Seperempat detik kemudian, Sooyeon yang tadinya diam malah langsung merebut sebagian dari Chocopies tersebut yang ada di tangan Taehyung. Dengan sengaja pula, gadis itu menautkan tangannya di tangan Taehyung.

"Taetae-oppa," Sooyeon beraegyo.

Kejadian itu pun akhirnya disoraki oleh Hyun, Hoseok, dan juga Namjoon. "Boooo, Taehyung-ah rupanya suka pada Sooyeon!" ujar Namjoon yang membuat Taehyung seketika melotot.

"Sepertinya aku akan muntah," sindiran Hoseok rupanya berefek bagi Taehyung. Ia bahkan langsung melepaskan tangannya dan membiarkan sisa snack itu jatuh.

Yang lainnya masih tertawa, kecuali Yong yang asyik menonton film science fiction, Taehyung yang kesal, dan Sooyeon yang hanya tersenyum simpul.

-

Keramaian Myeongdong hari ini bahkan tidak menggambarkan sedikit pun rasa puas dari Ji Woo. Anak itu terlihat begitu ceria sejak Jungkook menghidupkan mesin mobil sampai ketika mereka tersesat ke daerah Cheongdam-dong.

Sekarang keduanya sedang berputar-putar di dalam sebuah Department Store tanpa tujuan yang pasti. Ji Woo bahkan sudah makan siang dua kali di McDonald karena sepertinya jalan-jalan kali ini agak lebih melelahkan.

Biasanya jika Ji Woo pergi beraama Hyun, ia tidak akan bisa bebas pergi ke mana pun ia mau. Hyun selalu melarangnya dan terus mengajak pulang.

"Aku ingin makan muffin cokelat di kafe itu, Jungkook-ssi." rengek Ji Woo pada Jungkook yang tengah menuntunnya. "Kau masih belum kenyang?" tanya Jungkook, lantas berjongkok untuk menyelaraskan tinggi dirinya dan Ji Woo.

Anak itu lantas memajukan bibirnya bak bebek, membuat Jungkook tertawa lalu mengacak rambut Ji Woo lembut.

-

"Kau suka kopi?" Ji Woo menyeruput kopi dicangkirnya kemudian melahap muffin cokelatnya. "Tentu, tapi aku punya sedikit masalah dengan lambungku. Jadi aku tak meminumnya lagi," jelas Jungkook.

Ji Woo mengangguk mengerti. "Tapi kau tidak mau memakan ramyun buatanku. Kau juga menolak makan siang. Apa orang dewasa selalu membingungkan?" lagi, Ji Woo menekan Jungkook dengan segudang pertanyaan.

"Aku tidak mau merepotkanmu." respon Jungkook sambil mengulas senyum. "Oh, begitu, ya? Kalau begitu makan muffin ini. Kita sudah banyak menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan. Apa kau tidak lelah, Jungkook-ssi? Bensin Jin-oppa bahkan sudah hampir habis,"

Jungkook pun menyimpan dua tangan di atas meja, menautkan telapak tangannya, dan menopang dagu. "Tentu aku sangat lelah,"

Jawaban itu rupanya tak membuat Ji Woo puas. "Lalu tunjukkan letak keringatmu," ucap anak berumur 6 tahun itu.

Sekarang Jungkook malah tertawa keras dan lagi, ia mengacak rambut Ji Woo. "Kau ini. Sudahlah, habiskan makananmu dan kita akan pulang. Hari sudah mulai gelap." kata Jungkook.

Ji Woo hanya mendengus mendengarnya. Ia lalu melanjutkan acara makannya.

"Apa kita perlu membawa makanan untuk eonniemu?" tanya Jungkook.

"Namanya Kim Hyun In, Jungkook-ssi!" Ji Woo agak membentak Jungkook, membuat laki-laki itu tertawa lebih lepas.

-

|authorsnote/makin gajelas sip but keep reading?wkwk makasi

Fill In/kookie-jiminie/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang