s.o.n.y.e.o.n.d.a.n

32 5 0
                                    

DAY 5

"Hyun In?"

Kelopak mata Hyun In terbuka ketika ada orang yang memanggilnya. Gadis itu kemudian menatap dulu langit-langit kamar dan merasakan sesuatu yang perih di perut. Sial, ada apa lagi dengan lambung Hyun In?

Ceklek.

Pintunya terbuka ketika Seokjin baru saja akan mengetuknya lagi. "Hyun, kau sakit?" tanya Seokjin tepat dipoinnya, membuat Hyun yang wajahnya pucat itu agak kaget.

"Kurasa begitu, oppa." jawab Hyun, tidak bersemangat. "Kubuatkan surat untuk ke sekolah, tapi kau harus ikut sarapan." ujar Seokjin, lalu memeluk bahu Hyun.

-

Dua bola mata Hyun menatap televisinya bosan menunggu Seokjin dan Ji Woo yang baru akan pulang beberapa jam lagi.

Keberadaan Jungkook tidaklah membantu rasa kesepian Hyun. Laki-laki itu hanya bisa tersenyum, tergelak, tertawa, dan juga berbicara sesuatu yang sedikit membuat Hyun canggung. Memboskankan.

"Aku ada di kamar jika kau membutuhkan aku," celetuk Jungkook. Ia beranjak dari sofa dan tersenyum ke arah Hyun.

Tidak ada jawaban.

Hyun tetap diam, namun Jungkook masih tersenyum, kemudian membungkukkan badannya.

Sejurus dengan kepergian Jungkook, Hyun mulai berpikiran sesuatu yang liar. Gadis itu penasaran dengan keanehan Jungkook.

Ingat saat Hyun mendengar suara dentum-dentuman yang misterius dan isak tangis? Sangat aneh ketika ia menyangka jika laki-laki itu sedang menangis padahal hanya sedang bersantai sambil membaca buku.

Lantas Hyun memutuskan untuk pergi ke belakang mengekori Jungkook.

Manik hitamnya menangkap jika laki-laki bernama Jeon Jungkook itu baru saja telah memasuki kamar.

Dengan sigap, Hyun berjalan jinjit menuju pintu kamar Jeon Jungkook, lalu berniat untuk menguping.

"Aku akan terus menghukum diriku," lirih suara yang telinga Hyun tangkap.

Dug! Dug! Dug!

"Aku akan terus mencoba menyakiti diriku sendiri sampai aku merasa kesakitan," ujar suara itu lagi.

Dug! Dug! Dug! Dug! Dug!

Dentuman macam apa lagi itu?

"Ya Tuhan, kembalikan aku," suaranya sudah terdengar bergetar. Apa Jungkook menangis?

Dug!

Kali ini dentumannya membuat Hyun In terperanjat dan sontak menjauhkan diri dari pintu tersebut.

"Ya Tuhan, katakan padaku kapan waktu itu akan tiba!" teriak Jungkook. Tidak salah lagi, itu suaranya!

Dug! Dug!

Brak!

Hyun berhasil membuka pintu kamar Jeon Jungkook!

Pandangan gadis itu kemudian menyapu seluruh isi kamar Jungkook, namun tidak ada apa-apa di sini.

Laki-laki setengah malaikat tersebut hanya sedang membaca buku di kasurnya, seperti biasa.

"Jungkook, aku tidak peduli padamu tapi jelaskan dentuman apa itu tadi?" pekik Hyun. Jungkook kemudian menutup buku tebalnya lalu berjalan ke arah Hyun.

"Dentuman?" tanya Jungkook seperti idiot.

Hyun mendengus, "Kau tidak mendengar suaranya?" gadis itu kemudian mondar-mandir, mencari sesuatu yang dirasa pas untuk dijadikan alasan dari dentuman itu.

"Aku tidak mungkin melempar bukuku ke dinding, bukan?" Jungkook tersenyum. Ia terlihat begitu tenang dan damai. "Hyun, apa kau membutuhkan sesuatu?"

-

Rengekan Ji Woo membuat frustasi Hyun makin menggila. Anak berusia 6 tahun itu terus meminta makanan dari Hyun, tapi gadis tersebut bahkan tak menggubrisnya.

"Jungkook-ssi!" teriak Ji Woo yang mulai menyerah dengan sikap tak acuh Hyun. Ia kemudian berlari ke belakang, mencoba untuk menemukan Jungkook.

Hyun mendengus. Gadis itu lantas bediri dan mengejar Ji Woo.

"Kau ingin pergi makan malam di luar, Ji Woo-ya?" tanya Jungkook yang sedang berjongkok untuk menyelaraskan tinggi dirinya dengan Ji Woo.

Belum sempat menjawab, Hyun In yang tadinya berada di balik tembok pun keluar dan memberikan tatapan dingin.

"Tidak, Ji Woo-ya. Kita tidak akan pergi keluar sebelum Jin-oppa datang."

-

|authorsnote/kim namjoon is too strong for haters (/'-')/

Fill In/kookie-jiminie/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang