b.a.n.g.t.a.n

43 5 1
                                    

DAY 3

Hyun memutuskan untuk tidak menerima ajakan Jungkook pulang bersama hari ini. Gadis itu masih sangat kesal karena tempo waktu, Jungkook telah membuat Hyun malu di hadapan Park Jimin.

Maka dari itu ia pulang bersama dengan Taehyung, Yong, dan Sooyeon, meskipun mereka tidak berhenti di subway yang sama, tapi setidaknya mereka hampir satu arah.

"Menurutku Jungkook benar," Taehyung di samping Hyun tiba-tiba bicara, membuat gadis tersebut menoleh. "Reputasiku sudah hancur di mata Jimin-oppa," balas Hyun.

Yong menoleh dan mengembuskan napas kasar, "Seharusnya kau tidak menyukai Park Jimin sejak awal,"

Hati Hyun mencelos mendengar ucapan Yong yang frontal. Ia tak membalas ucapan itu, walau pun sebenarnya ia mau.

"Menurutku, jika Jimin-ssi orang yang benar-benar baik, ia tidak akan menjauhi dirimu," pendapat Sooyeon.

Hyun tersenyum getir ketika itu.

-

Sesampainya di rumah, Hyun In langsung masuk ke dalam kamar. Keadaan rumah juga masih sepi. Sepertinya Seokjin belum pulang.

"Hyun-eonnie,"

Sapaan itu tentu saja membuat Hyun kaget dan memberhentikan langkahnya. Dengan hati-hati, gadis tersebut menoleh lalu membuang napasnya kasar ketika melihat Ji Woo. Ia hanya diam, menunggu kalimat lain yang akan keluar dari bibir mungil milik adiknya.

"Jungkook-ssi akan memberikan banyak ddeokbboki untuk kita," ujar Ji Woo yang lantas mendekat ke arah Hyun. "Kita bisa tidur larut malam ini," lanjutnya begitu bersemangat.

Sementara air muka Hyun tak berekspresi sama sekali. "Aku kenyang." balas Hyun In sekenanya.

Ji Woo mengerucutkan bibir mungilnya itu sambil menatap Hyun yang hanya dibalas tatapan mendelik darinya.

"Aku pulang! Hey, Ji Woo-ya, Hyun-ah. Apa yang kalian lakukan?" sapa Seokjin yang baru pulang dan membuka pintu utama. Pria itu tersenyum kemudian masuk ke dalam rumah dengan satu kantung yang mungkin berisi ddeokbboki itu, diikuti Jungkook yang terus saja menunduk.

Hyun melihat Jungkook sengit sebelum ia melihat Seokjin sok ramah. "Aku akan ke kamar untuk mengganti baju, dah."

-

Pemandangan rooftop dari rumah milik keluarga Kim ini memang cukup indah, tak begitu beda jauh dari gedung apartemen di sekitaran Rodeo Street, membuat Hyun In betah berlama-lama berdiri di sana.

"Kau marah padaku," pernyataan tersebut berdampak besar bagi lamunan Hyun. Ia bahkan cukup terperanjat dan langsung menoleh ke belakang.

Jeon Jungkook, lagi.

"Kau membuatku malu," balas Hyun tanpa ragu melayangkan tatapan benci kepada Jungkook.

Namun laki-laki itu hanya tersenyum dan terus menatap Hyun dengan sorot mata kedamaian. "Kelihatannya ia hoobaemu, ya? Maksudku, badannya terlihat agak lebih kecil darimu," ujar Jungkook.

"Bukan urusanmu." Hyun berbalik, lantas melanjutkan lamunannya.

"Tapi Jungkook, lain kali kau tidak perlu repot-repot mencampuri urusanku. Aku muak padamu, kau tahu?" lanjut gadis itu, sedangkan Jungkook hanya tersenyum.

Drrrrrt. Ponsel Hyun bergetar.

(unknown number):  Hyunie^^

Setelah membaca pesan tersebut, Hyun In pun langsung berbalik, berniat untuk pergi ke kamar.

"Aku tidak sedang mencampuri urusanmu, Hyun. Aku hanya menjalankan tugasku untuk memberitahumu apa yang Tuhanku sukai dari setiap manusia ciptaan-Nya." Jungkook mulai bicara saat Hyun melewati dirinya.

Wajah Hyun kemudian merah padam. Ia sepertinya sedang bersiap untuk meledak. "Berhentilah bicara padaku! Dan oh- aku benci senyummu itu!" hardiknya.

-

|authorsnote/even if yoongi ga ngeliat ke atas, dd still loves you:(

Fill In/kookie-jiminie/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang