k.o.o.k.i.e

36 5 0
                                    

Author

Sooyeon berteriak kegirangan ketika Hyun selesai menceritakan kejadian yang telah terjadi padanya dan Park Jimin, membuat Yong dan seluruh teman kelas matematika pagi ini menutup telinga.

Hyun spontan menjitak kepala Sooyeon di hadapannya dengan keras.

Tak!

"Diamlah atau kau tak aku ajak untuk pergi ke aula sekolah!" gumam Hyun dengan nada menggertak.

-

Riuh suara pelajar mulai bergemuruh di Anyang Art saat lunch break di mulai.

Hyun dan kedua sahabatnya itu langsung bergegas menuju aula sekolah. Ketiganya berniat untuk melihat Park Jimin latihan menyanyi untuk acara tahunan.

Dentingan tuts piano seketika masuk ke dalam saluran pendengaran Hyun, Yong, dan Sooyeon saat Hyun membuka pintu aulanya yang menjulang.

---geureol yonggigaeobseo,
Naege majimak seonmureul jwo,
Deoneun doragal su eobtdorok, oh,

Falsetto itu terdengar sempurna di indera pendengaran Hyun. Ia mengulas senyum karena ia tahu, itu pasti suara Park Jimin.

I need you girl,
Wae, honja saranghago, honjaseoman ibyeolhae,
I need you girl,
Wae, dachil geol almyeonseo, jakku niga piryohae,
I need you girl, neon areumdawo,
I need you girl, neomu chagawo,
I need you girl,
I need you girl,

Lagunya selesai tepat saat Hyun berdiri di dekat kursi audience dan ia langsung memberi Jimin sebuah standing applause. "Aku suka lagunya," ujar Hyun, lalu ia berjalan ke atas panggung teater.

Jimin tersenyum simpul kemudian berdiri, mendekat ke arah Hyun.

Ketika jarak mereka hanya berkisar satu meter, Hyun menatap Jimin detail, seolah tak akan pernah puas untuk memandang.

"Matamu indah, tidak terlalu bulat. Aku menyukaimu," ujar Jimin yang membalas tatapan intens dari Hyun.

Darah gadis itu kemudian seperti lumayan mendidih dan langsung naik ke atas ubun-ubunnya. Hyun ingin berteriak, tapi ia kekurangan energi. Dadanya naik turun, ia terus mengulang kalimat yang terakhir Jimin ucapkan padanya.

-

Gelak tawa Taehyung ternyata cukup keras untuk mendominasi kebisingan halaman sekolah oleh murid Anyang Art. Self-study yang kedua telah berakhir 15 menit lalu, membuat Hyun lebih leluasa untuk bicara pada Taehyung apa yang tadi terjadi.

"Kukira dia menyukaiku betulan. Ternyata dia hanya menyukai mataku," ucap Hyun, mengomentari ceritanya sendiri.

Sampai saat ini Taehyung masih memeluk perutnya yang sakit karena terlalu lama tertawa. Matanya berair dan napasnya bahkan tidak teratur.

Hyun menyesal menceritakannya.

"Itu memalukan, Hyun-ah!" ujar Taehyung tepat ketika mereka sudah berada di atas trotoar. Sudah ada Jungkook di sana, Hyun melihat Hyundai Sonata milik kakaknya itu.

"Aku pulang," ujar Hyun dingin, kemudian berjalan secepat mungkin ke mobilnya, tanpa peduli pada Taehyung yang tidak bisa berhenti tertawa.

Tiba-tiba, bruk!

Hyun menabrak seseorang!

Karena emosinya sudah tak terbendung, ia lantas berbalik dan memarahi hoobaenya yang tersungkur itu.

"Di mana matamu, hah? Ayo berdiri dan tunjukkan padaku letak matamu," Hyun berkata sangat sarkas. Hoobaenya itu pun hanya menunduk.

"Begitu caramu meminta maaf, Hyun In?"

Saat Hyun menoleh, Jungkook sudah ada di sampingnya, lengkap dengan senyuman khasnya yang seolah tak pernah hilang.

Gadis tersebut lantas membuang muka dari Jungkook, berharap siapa pun akan membelanya- tapi tidak.

Mata Hyun menangkap Jimin yang sedang melihatnya dari jarak yang jauh.

Oh, pertanda buruk. Jimin pasti tidak mau lagi bersikap baik pada Hyun!

"Maaf," gumam Hyun pelan lalu berlari ke arah mobil Seokjin.

-

|authorsnote/halu double publiish!

Fill In/kookie-jiminie/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang