Bagian Delapan

61 0 0
                                    

Kawasan Hutan Lindung, Taman Nasional Kerinci Seblat.

Kami hanya mampu menahan napas berat sambil saling menatap dalam diam, perlahan hentakan mobil semakin kuat berbelok dan melewati tanah yang bergelombang, apakah kami telah melaju jauh ke dalam hutan.

"kita..." suara Danu gemetar dan tertahan "harus keluar dari sini"

tidak ada yang menyahut ucapan Danu, semua hanya saling bertatapan namun mata kami masing-masing menyiratkan hal yang sama walau sulit untuk diucapkan, bahwa kami harus segera keluar dari mobil pick up tersebut.

Di balik terpal yang pengap di kelilingi tumpukan perangkap dengan bau logam dan besi yang kuat membuat otakku tidak mampu berpikir jernih, bagaimana caranya keluar dari sini tanpa di ketahui oleh para penjahat tersebut? Apakah kami harus lompat? tidak, terlalu berbahaya. Hahhh... aku mulai mengacak rambutku gusar.

Sembari sibuk mengacak rambutku berharap munculnya ide tiba-tiba mobilnya berhenti, kami tersentak saling bertatapan dengan mata yang nanar.

"ok, kita sebar beberapa perangkap di titik ini" ujar salah seorang di antara mereka

"baik, bang" sahut yang lainnya

Derap langkah mulai mendekati bagian belakang mobil, kami semua serasa berhenti bernapas, Andi semakin kuat membekap mulutnya, Tia semakin mendekap erat Mina, Danu meremas lenganku kuat, semua berhenti bergerak berharap waktu ikut berhenti saat itu juga.

"zzsssttt... roger, pusat komando kepada shortman satu, shortman satu..." tepat saat itu radio komunikasi berbunyi menyelamatkan kami, kami mulai menarik napas pelan.

"roger, disini shortman satu. Ada apa pusat komando?" sahut seseorang di antara mereka

"unusual terdeteksi di sekitar spot 14, shortman satu berada pada posisi terdekat saat ini, shortman satu diminta melaporkan kondisi spot 14, roger" jawab orang yang berada pusat komando

"apakah kali ini beneran unusual?, shortman satu saat ini bergerak menuju new spot, kami harus menyelesaikannya sebelum subuh. Roger "

"ini perintah the boss, Roger" sahutnya singkat.

"baiklah, shortman satu menuju spot 14" dia menutup pembicaraan dan meletakkan radio komunikasi kembali "ayo, kembali naik. Kita ke spot 14"

"kenapa bang? Bukannya kita harus menyisir seluruh new spot sebelum subuh?" sahut yang lainnya.

"perintah the boss. Unusual" sahutnya singkat. Tidak ada lagi perdebatan yang terjadi, seseorang menepuk terpal yang sempat terbuka sedikit, kembali merapikan posisinya seadanya. Tampaknya unusual ini benar-benar sesuatu yang penting, pikirku.

"kita keluar sekarang" Danu kembali bersuara sembari menarik napas pelan, aku kembali tersentak dan menatap Danu, benar ini saatnya, pikirku.

"ok.." aku berbicara tertahan "kita keluar tepat saat mesin mobil mulai dihidupkan" sambungku dengan desakan napas yang berat.

"itu terlalu berbahaya" Tia menyahut kemudian "kita tidak akan berhasil membuka terpal dan melompat sekaligus berlima dari atas mobil yang mulai bergerak" Tia menarik beberapa napas kecil "tanpa ada yang terluka" lanjutnya.

"tapi kalau tidak sekarang, kita tidak punya kesempatan lain" ujarku

"kita tunggu" sahut Tia masih dengan napas yang tersengal "hingga mereka sampai ke spot 14 itu, saat mereka menjauhi mobil untuk mengecek lokasi, kita akan keluar dari sini dengan aman"

"aku rasa Tia benar, Bay" Andi membuka mulutnya menarik napas dengan terengah-engah "kita tidak akan berhasil turun dari mobil yang mulai bergerak" lanjut Andi "kondisi kita tidak memungkinkan" Andi menatap Tia dan Mina.

Ekspedisi : Orang PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang