Bagian Satu

1K 31 13
                                    

Update lagi... thank you buat teman-teman yang udah baca ama yang udah nge-vote (satu; :D voters pertama semenjak gabung di wattpad #feelinghappy),, keep reading guys..
hari ini update sedikit, usahakan buat ntar-ntarnya lebih rajin lagi updatenya :) (Btw, yang baca am yang nge-vote bs di view ga orgnya y? maklum msih newbie jd ga tw,,, krn itu blm bs dimention tmn2 yang udh nyempatin buat baca ama yang dengan senang hati nge-vote, sorry). OK, Let's the story begin...

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kegelapan menyelimuti seluruh titik pandangku, aku terduduk disudut kamarku, sudah semenjak siang tadi setelah orang tuaku memberitakan kabar itu, “Bayu, kita tampaknya harus pindah lagi” ujar papaku, aku hanya terdiam sambil memegang sendokku yang penuh dengan nasi dan potongan ayam, tanganku kembali ke piring, aku menatap papa, “Papa dipindahtugaskan lagi” tambah papa, aku sedang memikirkan apa yang akan aku ucapakan, “tapi Papa janji ini yang terakhir, untuk selanjutnya kita ga bakalan pindah-pindah lagi” ujar Papa. Aku menatap mama, mama hanya mengangguk, aku berdiri dan bergegas menuju kamarku, baru satu setengah tahun yang lalu, kami pindah kekota ini dan sekarang sudah mau pindah lagi, aku benar-benar benci harus pindah ke kota baru lagi, menyesuaikan diri, sekolah, dan teman-teman yang baru lagi, dan disinilah aku sekarang terduduk didalam gelapnya kamarku, Mama sudah beberapa kali mondar-mandir kekamarku sejak siang tadi dan aku masih belum mau membukakan pintu dan bertemu dengan Mama dan Papa, aku benar-benar malas untuk harus pindah lagi.

Aku terduduk diam menatap kosong keluar kaca jendela mobilku, cahaya matahari sore menerpa wajahku, tapi aku tidak menghiraukannya, usaha protesku untuk tidak mau pindah sia-sia saja karena sudah keputusan perusahaan memindahtugaskan Papa dan aku mau tidak mau juga harus ikut karena aku tidak punya kenalan dekat atau keluarga untuk menetap dikota itu, Papa dan Mama telah berusaha mencairkan suasana muramku dengan mengajakku berbicara mengenai kota baru kami dan pemandangan-pemandangan yang kami temui diperjalanan, aku hanya menanggapinya dalam diam.

Aku anak tunggal dari keluarga ini, jadi aku tidak ada saudara yang bisa aku ajak berbicara, kalau sudah seperti ini aku lebih suka berdiam diri sendiri melakukan hal-hal yang menurutku menyenangkan. Papa sedari tadi masih asyik berbicara mengenai kota baru kami, kata Papa itu adalah salah satu kota pada salah satu provinsi di pulau Sumatera, aku tidak begitu mengingat apa nama kotanya meski telah puluhan kali Papa sebutkan dari tadi, aku memang tidak begitu memperhatikan.

Silau mentari pagi menyusup dari balik mataku yang masih tertutup, aku terbangun sambil mengahalau sinar matahari pagi yang menyeruak dari balik kaca mobilku, sudah hari kesekian perjalanan panjang kami, suasana kota dan pelabuhan telah berganti menjadi deretan pepohonan rindang dimana sinar matahari menyusup diantara pepohonan yang tingi menjulang, tampaknya sudah memasuki Pulau Sumatera, pikirku. aku kembali memfokuskan pandangan, perutku sudah menyanyikan senandung paginya, kapan papa bakal berhenti buat sarapan, ya, pikirku. aku malas menanyakannya secara langsung, ceritanya aku masih merajuk perihal kepindahan ini. antara gengsi dan kelaparan, aku hanya kembali memandang pepohonan yang volumenya telah berkurang karena telah banyak diselingi oleh rumah-rumah penduduk, aku memperhatikan setiap papan nama yang tertangkap oleh pandanganku untuk mencari tahu dimana tepatnya aku berada. Papa mulai melambatkan mobilnya, apakah sudah sampai, pikirku. aku melayangkan pandanganku, tampak sebuah plang besar sebuah toko ditepi jalan, SUNGAI PENUH, KERINCI.

Kami melewati beberapa bangunan yang tampaknya sebuah ruko, hingga menuju ke jalan kecil kedalam suatu kompleks perumahan, Papa menghentikan mobilnya dihalaman sebuah rumah yang lumayan besar disudut kompleks perumahan tadi, rumah ini tampak lain dibandingkan dengan rumah-rumah yang berada di kompleks yang kami lewati serta letaknya yang lumayan berjarak cukup jauh dari rumah lainnya tampak seolah rumah ini bukan bagian dari perumahan yang berada disana. Aku keluar dari mobil dan berdiri cukup lama didepan pintu masuk rumah tersebut hingga akhirnya Mama menarikku ke dalam.

Terlepas dari penampilan luarnya, ternyata bagian dalam rumah ini terisi dengan furniture dan peralatan yang lengkap, tampaknya perusahaan Papa telah mempersiapkan hunian yang layak buat keluarga kami. Rumah ini cukup besar dengan dua lantai, dilantai atas terdapat dua kamar, serta dua lainnya di lantai satu, aku memilih kamar dibawah yang jendelanya cukup besar dan langsung mengarah ke taman yang berada disamping rumah. Aku memasuki kamarku, meletakkan tasku dan menghempaskan badanku ke kasur tampaknya perjalanan panjang yang melelahkan ini cukup menyita banyak energiku, matahari telah tinggi ketika kami tiba, aku benar-benar terlelap bahkan tanpa menutup pintu dan menukar bajuku, aku telah tertidur dengan pulas dikasurku.

Aku membuka mataku, cahaya temaram rembulan menyusup masuk dari jendala dikamarku, aku terduduk dikasurku dan memperhatikan hp-ku, pukul 19.00 wib, cukup lama aku tertidur, aku melangkah mencari tombol lampu dan kemudian melangkah kekamar mandi untuk menyegarkan diri. Aku keluar dari kamarku sudah dengan tampang yang fresh, tampak Mama dan Papa dimeja makan, akupun menuju kesana, aku memang telah kelaparan dari tadi, “Bayu udah bangun, baru saja Mama mau ke kamar buat bangunin. Ayo makan malam” sapa Mama, aku hanya tersenyum kecil, aku belum benar-benar banyak bicara dengan Mama dan Papa sejak keberangkatan kami beberapa hari yang lalu. “besok, udah masuk sekolah, Papa udah nyiapin semuanya, besok biar Papa yang antar ke sekolah, kan belum tau letaknya dimana” ujar Papa, “Iya, Pa” jawabku, ada bersalah yang terasa dibenakku, aku bukan anak kecil lagi jadi tidak ada gunanya kalau terus-terusan merajuk untuk hal-hal kecil, pikirku, kami melanjutkan makan malam sambil berbicara mengenai kota baru yang akan kami tinggali ini dan sekolah baruku, aku telah didaftarkan Papa disalah satu SMA negeri disekitar daerah tempat tinggalku.

Ekspedisi : Orang PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang