Vai's POV
Inilah waktunya gue pindah dan Mama ngajak gue ke sekolah dulu, biar gue minta maaf dan sungkeman sama guru-guru yang udah kerepotan ngurusin kebandelan gue, especiali Pak Jono.
"Ngapain sih maaa? Magerrr," rengek gue pengen cepet ke bandara.
"Kamu harus minta maaf sama guru-guru yang udah kamu susahin," marah Mama.
"Aku susahin? Siapa?" Tanya gue pura-pura tak tau. Mama hanya memutar bola matanya dan langsung menarik tangan gue masuk ke sekolah.
Istirahat lagi.... Bisa-bisa gue ketauan kalo ketengilan gue menyusut kalo di depan Mama. Beberapa anak natap gue sambil cekikikan karena gue nurut aja ditarik Mama.
"Apa lu??" Desis gue. Mereka diam dan kicep lagi, masih berani ngelawan Vaira hah?!?
"Permisi Pak Jono," pekik Mama sambil gedor-gedor ruangannya Pak Jono.
Krek
Keluarlah guru yang setiap hari menghiasi hari-hari gue,"Selamat datang Bu Key, ayo masuk Bu!"
Cih, jadi gitu?!? Mama doang yang boleh masuk?? Mentang-mentang gue udah tiap hari masuk nih ruangan. "Vai ayo masuk ih," Mama narik baju gue.
"Iya iya Ma," Pak Jono mempersilahkan gue duduk di tempat biasa dan gue males ikutan para orang tua ngobrol.
"Pak, saya kesini mau minta maaf kalau selama ini anak saya yang paling tengil ini suka bikin masalah dan jahil banget di sekolah," ujar Mama.
"Ohh gapapa kok Bu, mungkin masih labil jadi ya kelakuannya masih seperti anak-anak," ujar Pak Jono dengan nada bicara sok manis ke Mama. Helloo Pak... Papa saya masih hidup kok...
"Vairaaaa sini!" Mama tiba-tiba ngasih tatapan tajam ke gue dan sedikit nunjuk Pak Jono dengan lirikan matanya.
Arghh... Itu artinya gue harus minta maaf ke Pak'e.
Gue pun berdiri dan berjalan ke samping Pak Jono, btw Pak Jono lagi mau ngambil minum di gelas yang ada di samping kanannya ketika gak sengaja gue nginjek tali sepatu gue yang talinya kelepas dan alhasil gue jatuh.
Parahnya tuh.....
Tangan kiri gue gak bisa diem, jadinya gue nyenggol gelas yang dipegang Pak Jono yang menghasilkan tumpahan tepat di baju dan muka Pak Jono.
"Auu," aduh gue sambil nyoba berdiri lagi. Pas liat muka Pak'e gue ngeri sumpah, air yang ada di mukanya tadi dah ngering karena muka dia keliatan merah nahan marah gitu.
"Ka-kayaknya ke-kemarin a-a-aku udah ma-maaf maa-afan kok, jadi aku pergi dulu," gue langsung ngacir keluar dari ruangannya Pak Jono.
"VAAAAAIIIIIRAAAAAAAAAA" yap itu teriakan cempreng Pak Jono yang membuat semua orang natap gue yang lagi lari, aneh.
•••••
Akhirnya gue selamat dari amukan Pak Jono. Hehe.... Gue milih lari masuk ke mobil, lagian mau lari kemana lagi coba?
"Kok kamu ngos-ngosan gitu sih,Vai?" tanya Papa sambil ngelirik ke belakang.
"Dimarahin macan,Pa," jawabku asal dan mengambil air putih yang ada di tasku.
"Macan?!? Ada-ada aja kamu,Vai,guru sendiri kok dibilang macan" Papa geleng-geleng sebentar kemudian fokus ke ponselnya lagi.
Kulihat Mama berjalan ke dalam mobil dan wajahnya terlihat memerah. Uppss masalah besar.
"Vairaa!" Pekik Mama tepat setelah pantat Mama duduk di jok depan.
"I-iya Ma-mama ca-can-tik?"
"Kamu memang anak gak sopan yaa, rasain kamu nanti disana gak punya teman," marah Mama langsung menyuruh Papa menggas mobil menuju bandara soekarno-hatta.
Ihh Mama mah gitu doanya, doain gitu tiba-tiba Vaira dapet tiket konser Shawn Mendes, eh maksudnya Vaira dapet temen di Canada....yang mirip Shawn Mendes...
Sebel ih sama Mama.
•••••
-M
KAMU SEDANG MEMBACA
fangirl.
Fanfiction❝ ini mimpi gak mungkin nyata masa gue ketemu ... shawn mendes? ❞ 𝐚 𝐬𝐡𝐚𝐰𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐞𝐬 𝐟𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧. © 𝐬𝐢𝐚𝐧𝐢𝐝𝐚𝐨𝐩𝐩𝐚 ; 𝟐𝟎𝟏𝟔 ➪ 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃.