Vai's POV
Alamak gue capek.
"Vaira masukin baju-baju kamu dulu dan tata di lemari, kalo enggak Mama buang nih baju kamu," ancam Mama.
Aihhh plis jangan kek ma, gue mau bebas sehari aja dari ancaman
Mama. Dengan gontai gue ngangkat nih koper dan rapihin di lemari. Ya gak rapi-rapi banget.Yang penting masuk lemari,pikir gue.
Sekitar 2 jam gue berkutat dengan lemari ini, mama pun manggil ngajak makan siang dan ketemu sama guru privat bahasa inggris gue.
Di mobil...
Gue nyoba nanya ke mama gimana guru gue itu, kalian taulah guru macam apa yang gue pengen, masih muda terus imut gitu,hehe.
"Cewek atau cowok?"
"Cewek,"
"Yahh,cowok aja kek Ma," ujar gue gak terima.
"Kalau Mama nyariin kamu guru cowok, bukannya belajar kamu malah pdkt sama dia," jawab Mama gak suka.
Kayak gak pernah muda aja Ma,batin gue.
"Ih kan gak gitu," gue cemberut aja.
"Guru kamu ini lulusan Cambridge tau," mama membangga-banggakan guru baru gue.
Dia aja dibanggain, masa anaknya sendiri enggak pernah sama sekali?!?
"Serah," gue natap jalanan yang kita lalui... Uh siang-siang begini rame banget, di Indonesia mah bocah pada tidur disini malah main.
Dah pake cd sama bh doang lagi keluar rumah, ckck, siap-siap mata gue gak suci lagi.
"Oh ya Mama bakalan homeschooling-in kamu,"
Heh??
Homeschooling??
"Kenapa gak sekolah biasa?"
Rencana gue buat nyari cogan bisa-bisa gagal.
Gak bisa pamer sama Bila ntar-_-,b atin gue.
"Percuma kamu sekolah tinggal 5 bulan lagi, habis itu kamu mulai kuliah kan?"
Iya sih...
Cepet banget ya gue dah mau kuliah aja...
Kira-kira kalo gue dah kuliah nanti, gue bakalan masih fangirl ke Shawn Mendes gak ya??
"Serah deh, eh gurunya cowok kan?" gue antusias, semoga iya hehe.
"Guru yang sama,"
Aihh gak jadi seneng.
•••••
"Nama saya Miss Jen, kamu Vaira kan??" tanya tante muda di depan gue.
Gak terlalu buruk.
"Iya Miss, saya Vaira," jawab gue.
Bahasa Indonesianya untung lancar, fiuhh.
"Jadi Miss, mulai kapan Miss ngajar Vaira?" tanya Papa yang baru bicara sekarang.
"Kemungkinan besok sudah bisa dan sekalian saya berikan jadwalnya besok ya,sir," jelas Miss Jen. Wajahnya Indonesia banget, tapi mancung gitu loh.
Ihh pengen hidung pesek gue digantikan.
"Oke Miss Jen, sekarang kita makan saja dulu," ujar Mama.
Ya kita makan siang sekalian perkenalan guru baru gue.
Kira-kira Miss Jen tau Shawn Mendes gak yaa??
Kalo tau kan lumayan, ada temen berbagi info dan curhat. Tante-tante gahol.
•••••
Duk
Duk
Duk
Gue gedeg dari tadi sore anak sebelah gak bisa diem. Gue pun nyamperin tuh bocah. Mama bilang sih dia seumuran gue dan dia cowok.Gue buka jendela dan pas banget ada sesuatu yang keras berwarna coklat kena muka gue.
"Ups i am sorry, not see that you were standing there," pekik bocah itu.
"Bege banget sih!" pekik gue, gak sengaja pake Bahasa Indonesia.
"What do you mean?" dia naikin alisnya.
Ngefans ama Justin Bieber lu bang?
"Nothing, just--don't disterb mi..."
"Hah? I am not disturbing you, i am just looking for a new friend, btw my name is Dakota ,Dakota Brooks,"
Senyumnya ucul.
ehh apa yang gue pikirin.
Dia udah ganggu sore dan malam gue. Itu terlaknat.
"Vaira, Vaira Carneste," timpal gue.
"Great! We can be friends right?"
"Terserah!" Gue nutup jendela lagi dengan agak kencang.
"I think it's yes," teriaknya dari balik jendela.
Aihh gue nemu cogan atu
•••••
-M
KAMU SEDANG MEMBACA
fangirl.
Fanfiction❝ ini mimpi gak mungkin nyata masa gue ketemu ... shawn mendes? ❞ 𝐚 𝐬𝐡𝐚𝐰𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐞𝐬 𝐟𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧. © 𝐬𝐢𝐚𝐧𝐢𝐝𝐚𝐨𝐩𝐩𝐚 ; 𝟐𝟎𝟏𝟔 ➪ 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃.