Vaira's pov
Fix parah bangsvt....
Ternyata si Camila tuh nginep di hotel sebelah dan terus-terusan ngajakin Shawn itu jalan, lah yang diajak liburan siapa, malah yang pergi siapa.
"Vai, i am sorry," ujar Shawn untuk yang keberapa kali, soalnya udah tinggal 3 hari kita di liburan, tapi dia jalan sama Camila, ya alhasil gue jalan sendiri, Jack ada tugas katanya jadi gak bisa nemenin, ahhh Jack mah gitu, katanya sayang......eh.
"Why? You can't forget her? You can't moved on? " cercah gue, sebel tingkat dewi gue.
"I already moved on, but she...."
Skakmat lu.
"I hate you, i think we're friends," pengennya sih bilang, i think i am your girlfriend not her anymore, tapi apa daya. Gue udah janji.
"I am sorry, please forgive me??" rengeknya sambil ngambil tangan gue dua-duanya, tapi gue tolak mentah-mentah.
Ting nong.
Najis. Baru diomongin.
"Just go with your 'ex'," gue pun jalan cepet masuk ke kamar dan ngunci dari dalem.
Gue kira Shawn bakal ngejar gue dan bakalan ngusir si Camila dan lebih milih jalan atau ngajak gue makan siang gitu diluar yang berbau romantis gitu, ternyata salah 100%.
Dia gak ngejar gue. Gak ngetok pintu kamar gue. Dan dia malah bilang...
"I wanna go with Camila, i will back at 6," sakit bang hati dedek.
•••••
Shawn's pov
Aku sebetulnya sudah sebal dan benci sekali dengan Camila, tapi apa daya, dia mengancam akan merusak karir yang sudah kubangun sejak nol. Dia sangat pandai berbuat licik.
"No i won't" ujarku sedikit keras lagipula tempat ini sepi, dia terus menyuapiku padahal aku tak mau, aku ingin Vaira seorang yang melakukan itu padaku.
"Shawn! You have to obey me, or i will--" aku memomotong cepat omongannya, aku benar-benar sudah kesal sebab dia merusak hariku dengan Vaira.
"I hate you, you aren't mine and i ain't yours again, so now you have to stay away from me miles ago and don't ever facing me AGAIN!" aku berjalan cepat menjauhinya, muak sudah kulihat wajah sok manisnya yang sudah meyia-nyiakan kesetiaanku beberapa minggu lalu.
Aku sampai di sebuah taman yang sepi, ku duduk sendiri.
"If Vaira here----ahh," dengusku kesal. Aku bodoh. Kenapa aku malah memilih pergi dengan Camila, padahal aku bisa mengusirnya dan ganti jalan dengan Vaira. liburan ini sudah ku susun dengan sempurna.
Apa yang harus kulakukan untuk meminta maaf pada Vaira?
Pasti dia tetap kesal jika aku hanya mengucapkan maaf,maaf,dan maaf.
Hmm....
Aha!
•••••
Vaira's pov
Gue ngulet gak karuan dikasur, gue bangun masih dengan ekspresi cemberut. Perlahan gue mulai bangun dan keluar dari kamar, tenggorokan gue kering kerontang jir.
But, gue merasa ada yang aneh dan ganjil terjadi di ruang tamu.
Kok ada beruang gede buangettt?!? Lebih gede dari pada gue, tepatnya lebih tinggi.
Ah tar dulu deh, gue minum dulu.
Jess
"AAAAAAAAAA"pekik gue tapi gak kekencengan.
Kok tiba-tiba mati lampu sih,udah male begini, Shawn belom pulang, astaga klop banget penderitaan gue.
Perlahan gue raba apa pun yang ada di depan gue, horeee gue berhasil nemuin sebuah gelas tapi kok udah ada isinya? Mungkin bekas gue minum tadi pagi?
Tapi kok gue ngerasa gelas ini gak ada di atas meja, tapi ngawang, karena gelap banget, gue coba ngeraba apa yang ada di hadapan gue.
Lembut
Keriting-keriting gitu rasanya
Membel
Shit, ini apaan??
Ini make baju tapi kok tinggi banget ya eh jangan-jangan
Jess
Ahh lampu nyala tiba-tiba, refleks gue tutup mata baru buka mata, dan gue sadar yang ada di depan gue itu
"AAAAAAAA BONEKA SETAANNNNNNNNN" gue teriak sekenceng-kencengnya, tapi boneka itu langsung gerak dan nutup mulut gue.
"Lephhaashin" ringis gue.
"Sshhhh" desis boneka itu, eh kok gue kenal suaranya.
"Whhho arhe yhohu?"
"I am yours"
Deg
Wuanjer.
Dia ngebalikin tubuh gue, jadi natap dada si boneka, tinggi bet si. Dia pun buka kepala bonekanya sampai ke bawah. Jir dia bikin takut gue.
"S-sh--" dia langsung motong omongan gue.
"I am sorry, i am sorry for scared you, i am sorry cause didn't care to you, i am sorry for the past, i am sorry for eveything i have done to you, we still....friends right?"
Ahhhh jir so sweet tenan. Tapi nyesek hanya dibilang teman.
"Yes we..still"
Mungkin belum Vai, mungkin nanti.
Shawn meluk gue erat sampe gue keangkat-angkat.
Shawn ngajak gue dinner eh makan malam biasa deng, di pinggiran SF, tapi pinggiran SF sama pinggiran Jakarta beda, lebih mewah wkwk.
Dia ngasih boneka gedenya itu buat gue...ahhhhh kalo aja dia usah jadi pacar gue, gue ciumin gak ada habisnya tuh gara-gara kesosweetannya, tapi sekali lagi, bukan.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
fangirl.
Fanfiction❝ ini mimpi gak mungkin nyata masa gue ketemu ... shawn mendes? ❞ 𝐚 𝐬𝐡𝐚𝐰𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐞𝐬 𝐟𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧. © 𝐬𝐢𝐚𝐧𝐢𝐝𝐚𝐨𝐩𝐩𝐚 ; 𝟐𝟎𝟏𝟔 ➪ 𝐂𝐎𝐌𝐏𝐋𝐄𝐓𝐄𝐃.