hi guys!
okay, sekarang kita kembali ke Ritha dan Byan!This is flashback. Waktu Byan sama Ritha tinggal berdua setelah Dava menyusul Dara. Ingat?
supaya kalian ga bingung ngapain aja tuh mereka berdua wkwk
Kalo enggak, kalian bisa baca lagi part 10, biar lebih paham.
Oke, ENJOY!
-----------------------------
Author POV
"It's not easier as you guys see! Lo pikir ngasih kesempatan kedua itu kayak di film yang tokohnya langsung ngasih kesempatan kedua walau pelakunya udah buat dia sakit hati? Wow, gue gak sebaik itu, jujur aja. Gue yakin kalian juga begitu.
And, what else, Kita musti pikir tu orang pantes gak dapetin sesuatu yang berharga itu? Emang sih kita enak bilang, 'maaf', tapi? buat bilang 'gue maafin' itu gak mudah!
Dan lo gak pikir gimana gue disaat terpuruk itu hampir mati dan pelakunya seenaknya bilang 'maaf' yang gue juga gak tau tulus atau enggak,
Lo bilang kalau lo udah suka sama Byan jauh sebelum gue jadian sama dia? Kenapa lo gak bilang saat itu juga, secara saat itu gue menganggap lo sebagai sahabat gue.
Semua sahabat pasti menginginkan yang terbaik kan buat sahabatnya? Nah, gue rela lepasin Byan kalau itu mau lo, dengan gak ada satupun pikiran untuk selingkuh, bukan seperti apa yang lo lakuin ke gue!
Sahabat yang baik itu ngedukung kegiatan sahabatnya, sahabat itu gak nusuk sahabatnya dari belakang, dan seharusnya sahabat juga tau kalau hati sahabatnya itu rapuh banget, yang kalau kita sakitin pasti bakal langsung pecah, dan susah buat direkatin lagi!" akhirnya semua yang ada dipikiran Dara keluar.
Membuat 3 orang didepannya speechless dan orang yang di sekitar tempat duduk mereka menoleh. Yang nembuat Dara semakin malu. Setidaknya, apa yang ia simpan dalam hati sudah keluar, meski belum merasa lega karena rasa benci itu enggan meninggalkan Dara.
"Udah? Gak bisa jawab, kan? Yaudah gue pergi, gak guna tau gue disini!" Dara menyampirkan tasnya ke bahu dan segera keluar dari Kafe.
Dava menyadari keadaan menjadi kacau. Ritha menangis sejadi-jadinya dan Byan mengacak rambutnya lalu berusaha menenangkan Ritha.
Shit, kacau, nih. Batin Dava
"Sorry gue buat keadaan jadi kacau, ya! Gue harus nyusul dia!" Tanggap Dava dan segera menyusul Dara.
"Ck! I-nii sem-ua gara-gara aku! C-Coba kalau aku gak kembali, pasti Dara gak bakal kayak gini lagi!" Isak Ritha sepeninggalan Dava. Byan menyadari keadaan semakin memburuk.
"Ini bukan salah kamu, bukan. Kamu jangan nyakitin diri kamu sendiri, ya? Aku minta maaf, Aku yang salah. Kalau saja aku tidak mendekati Dara, keadaan tidak akan seperti ini, maafin aku, ya, sayang." Byan sedikit mengeluarkan air mata, melihat Ritha yang makin terpengaruhi keadaan.
"K-kalau gitu, bisakah kamu yang minta maaf kepada Dara? A-aku tau, jika aku yang meminta, ia takkan mau menerima maafku lagi," Ritha berkata lirih.
"Can you just stop talking about her? Please, this is our story, us! You and I, not Dara. Just be happy without thingking about her anymore, gue ga cinta sama Dara, gue cintanya sama lo, Rith! Gabisakah kita balikan kaya dulu lagi?" Mohon Byan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Move On (edited)
Roman pour Adolescents🚫WARNING🚫 Terdapat beberapa kata-kata kata ejekan dan kata sindiran umum yang sering kita ucapkan di kehidupan sehari-hari. Tapi bukan berarti seluruh isi cerita ini gak sopan, yah. Cuma selingan aja, di beberapa dialog, biar lebih 'realistis'. N...