Part 14

24 3 1
                                    

Tak ada gunanya aku bersedih..

  Aku membersihkan luka ku dan mengganti kemeja ku yang mempunyai banyak noda darah.
  Aku berjalan ke halaman belakang.Berniat menemui Putri Apholy.Walaupun ia adalah turunan Raja keparat yang baru ku temui.Mungkin sifat mereka akan berbanding terbalik.

  Saat aku berjalan menuruni tangga ,aku melihat Meera dan Shameer sedang ada di halaman juga.Mereka sedang.. Entahlah.

Bertengkar mungkin?

  "Hai!" Sapa ku

  Mereka menghentikan aktivitas mereka.Meera menatap ku ramah.Padahal sedetik yang lalu tatapannya terlihat lesu dan menyedihkan.
  Sedangkan Shameer masih mempertahankan wajah garangnya.

  "Hai!" Sahut Meera

  Aku tersenyum ,"Apa kalian melihat Putri Apholy?"

  "Di belakang pohon Methyn.Sedang membaca buku." Jawab Shameer

  "Terimakasih." Aku pun berlalu meninggalkan mereka.

  Terdengar suara marah Shameer di belakang ku.Setelahnya ,ku dengar suara tamparan.
  Aku pun menengok dan berbalik berlari menghampiri Meera yang tergeletak di tanah.

  "Apa begini caramu memperlakukan perempuan?" kata ku sewot sambil membantu Meera berdiri.

  "Ia? perempuan? bahkan ia tak pantas di sebut perempuan!" bentak Shameer.Meera menangis hebat.

  "Aku tidak apa-apa.. Sungguh!!" kata Meera yang tersenyum di tengah tangisnya.

  "Jangan seperti itu! Kau tidak lemah!" kata ku meyakinkan.

  Meera menggeleng dan pergi.Ia berlari ke arah istana sambil menangis tak karuan.

  "Seharusnya kau tidak seperti itu!! Ada apa dengan mu?!" tanya ku kesal

  Jelas saja aku marah.Meera sangat mirip dengan Miranda.Ketika melihatnya 'sakit' aku seperti melihat Miranda yang di sakiti.

  "Dia gila.Ia selalu saja mengikuti ku.Benar-benar menyebalkan.Bahkan ketika aku mandi.Ia sering mengintipku." katanya.

  Aku tercengang.Ada apa dengan Meera disini? Shameer juga.
  Di bumi ,Shameer sangat mencintai Miranda ,menghormati perempuan ,dan sangat lembut pada siapapun.
  Miranda tidak menyukai Shameer sama sekali.Tapi ,sebenarnya ,ia adalah perempuan yang baik.
  Sifat mereka berbanding terbalik dengan di bumi.Entah kenyataan apa lagi yang akan ku dapatkan disini.

  "Terkejut kan? Ia bilang kalau ia mencintaiku.Aku menolaknya dan ia selalu menguntit ku.Apakah itu yang namanya cinta? Ewh~ " kata Shameer sambil memegang kepalanya

  "Tapi ,seharusnya kau tidak boleh seperti itu.Kau tidak boleh membentaknya.. apalagi sampai memukulnya.Kau tahu bagaiman sensitifnya perasaan perempuan itu? Apalagi ia jatuh cinta padamu.Ia akan benar-benar sakit hati " kata ku.

  "Aku benar-benar kesal tadi.Maafkan aku." Ia menggaruk kepalanya yang kuyakini tidak gatal.

  "Kau tidak sepatutnya minta maaf padaku.Kejarlah ia dan minta maaf padanya." Aku pun berlalu.Lalu ,aku teringat sesuatu ,"Dan jangan ulangi kesalahan itu lagi." Aku pun pergi menghampiri pohon methyn.

  "Sebentar! Namaku Josh.Aku panglima pengganti Emzi Pru.Kau?" Ia agak teriak karena aku sudah agak jauh.Aku berbalik dan berteriak kembali.

  "DYAD!! Aku reinkarnasinya! Mungkin!" Aku melambaikan tangan padanya.Ia memberiku hormat dan berlari ke arah istana.

-
-
-
-
-

  Aku mencari Putri Apholy di balik pohon-pohon yang ada di halaman istana.Bodohnya aku ,aku lupa menanyakan bagaimana bentuk pohon Methyn yang sesungguhnya.
  Langkah ku terhenti.Saat ku lihat sebuah kotak berwarna biru muda dengan pita merah muda di balik sebuah pohon besar.

  Apa ini bom?

  Aku mengambil kotak itu.Dengan hati-hati ku buka pita itu dan membuka kotaknya.Aku masih berfikir kalau ini adalah bom.

  Tapi ,ini bukan bom..
 
  Awalnya ku fikir isinya biasa.Tapi ,saat lebih memperhatikannya lagi.
  Aku merasa ,barang ini luar biasa.

Bersambung..

###

Hai Readers!

Thanks karena udah setia baca Locked Away.

Saya udah memutuskan kalau Locked Away bakal terbit seminggu sekali.Hehe~

Btw , Marhaban Ya Ramadhan! Selamat berpuasa bagi yang menjalankan.

And

Saya minta maaf kalau banyak salah.Minta maaf kalau Locked Away nya ga rame.Maaf yayaya T-T *plak* *Author lebay*

Terimakasih ..

Locked AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang