Bab Satu

2.8K 140 60
                                    

Bandara Soekarno Hatta,
14 Agustus 2023.

           Diam.

           Keduanya berlarut dalam pemikiran mereka masing-masing. Sudah sekitar lima menit mereka bertatap muka dan bertumpu pada satu titik. Yaitu, mata. Keduanya sama-sama terdiam tanpa melepaskan kontak mata diantara mereka berdua. Sudah sekitar lima tahun sudah sepasang sahabat ini berpisah. Anna mendekati Dave. Begitupun sebaliknya. Detik selanjutnya, Anna berhambur kedalam pelukan Dave. Ia sangat merindukan pelukan seorang Dave. Sahabat masa kecil yang ia tinggalkan.

           Masa kecilnya memang disini. Tapi sejak peristiwa lima tahun lalu, dengan sangat terpaksa Anna harus dipindahkan ke negeri singa untuk menjalani pengobatannya. Keluarganya bilang, pengobatan disana lebih canggih untuk penyakit yang Anna alami.

           Mecca Annatasya namanya. Namun keluarganya memanggil dirinya dengan panggilan Anna. Ia sangat menyukai dengan bunga dandelion. Sampai-sampai, ia rajin mengunjungi bukit dandelion hanya untuk meniup dandelion, atau hanya sekedar untuk menenangkan diri.

           "Saya rindu kamu."

           Hanya itu yang dapat keduanya katakan. Keduanya sama-sama saling merindukan. Anna menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Dave. Mencoba menyalurkan rasa rindu yang telah menggunung dalam hatinya. Dave bahkan mencium puncak kepala Anna untuk menyalurkan rasa rindunya. Rindu bertemu sahabat yang telah lama hilang. Tidak lebih dari itu semua.

           Dave Gionino namanya. Namun dia lebih akrab dipanggil Dave. Kecuali oleh Gehan, saudara laki-laki satu-satunya. Gehan lebih suka memanggil saudaranya itu dengan panggilan Gio. Bisa dibilang, keluarganya adalah keluarga yang berada. Keluarganya mempunyai sekolah yang bernama "SMAN Bunda Mulia"

           "Saya rindu kamu, Na" ulang Dave sekali lagi hampir menyerupai dengan sebuah bisikan.

           Anna merenggangkan pelukan diantara mereka berdua, "Saya juga rindu kamu, Dave."

           "Ayo kita pulang, keluargamu sudah menunggu disana. Disana juga ada keluargaku. Kata mama, dia kangen banget sama kamu." Dave melepaskan pelukan diantara mereka berdua dan mengambil alih koper yang berada ditangan sahabatnya. Sementara tangan kanannya menggenggam tangan Anna erat.

****

           "Mama..." teriak Anna sambil memeluk tubuh Nada yang notabene nya adalah ibu dari Anna.

           Nada memeluk erat putri semata wayangnya. Dia begitu merindukan putri kecilnya yang tengah berjuang melawan penyakit yang membuat putrinya harus tinggal di Singapura lima tahun lamanya. Isak haru bercampur bahagia menggema di halaman rumah yang cukup luas ini. "Mama rindu kamu," dikecupnya puncak kepala Anna dengan penuh kasih sayang.

           Pandangan Anna beralih pada seorang pria yang kini tak lagi muda. Rambutnya pun terlihat memutih seiring berjalannya waktu. Anna memeluk tubuh gagah ayahnya erat. Railando---Ayah Anna---mengecup puncak kepala putri kecilnya lembut. "Saya rindu ayah..."

           "Apakah kamu tidak rindu dengan tante mu ini?"

           Ah, Anna tak menyadarinya. Bukankah tadi Dave bilang bahwa keluarganya juga berada disini hanya untuk bertemu dengannya. "Maaf, Tante." Cengir Anna denan wajah tanpa dosa yang ia tunjukkan. Detik selanjutnya, ia memeluk Kania---mama Dave---. Ia sudah menganggap Kania sebagai ibu keduanya. Bagaimanapun, Kania juga merupakan orang yang mendukung dirinya saat insiden lima tahun lalu.

Friendzone [ DISCONTINUED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang