Key terdiam melihat bayangan dirinya didepan cermin. Matanya yang sembab dan wajahnya yang terlihat memendam jutaan liter air mata, seakaan menusuk hati Key lebih dalam lagi. Entah kemana perginya senyuman manis Key yang dulu. Perasaan menyesal kini benar-benar menyelimuti perasaan Key. Dia menyesal telah mengenal cinta, serta menyesal telah membiarkan hatinya tersakiti begitu saja.
Sesekali dia memaksakan senyumnya, tapi tetap yang dirasakan hanya keperihan dihati Key.Keheningan yang Key ciptakan, akhirnya terpecahkan saat ponselnya berbunyi tanda ada panggilan masuk. Dengan ragu Key menjawab panggilan itu,
"H..Hallo..."
"Hai Key, Udah selesai makan malemnya ?"
"Udah kok ri,"
"Bagus deh, emm.. Lo gak nangis lagi kan?"
"Enggaklah, nih denger suara gua. Gak kaya orang nangis kan?"
"Enggak sih, yaa bagus deh kalo gitu. Berarti lo bisa menghargai air mata lo."
Key, terdiam membisu mendengar perkataan Fahri. Air matanya yang sedari tadi trlah ia tahan, kini mulai menghiasi wajahnya kembali.
"Key? Lo masih disanakan?"
"I....iyaa ri,"
"Lo nangis lagi?"
"Enggak kok. Em, gua udah ngantuk nih ri, mau tidur. Gua matiin yaa."
Key langsung menghentikan percakapannya dengan Fahri ditelepon. Key tidak ingin Fahri tau kalau Key tidak dapat menahan air matanya terlalu lama lagi.
.
.
.Pagi ini Key berangkat kesekolah lebih awal dari biasanya. Dengan wajah sembabnya, dia berjalan melewati kelas XI dan XII menuju kelasnya. Letak kelas X memang berada di gedung C yang mana harus melewati gedung A dan B dulu supaya dapat sampai disana.
Saat Key berada di gedung B, Key dikejutkan dengan suara seseorang yang memanggil namanya. Suara yang khas itu, membuat Key dengan cepat mengenalinya. Tidak mungkin salah lagi, dia adalah seseorang yang saat ini sangat Key benci. Key mempercepat langkahan kakinya supaya dapat mengabaikan lelaki itu, tapi ternyata langkahan kaki lelaki itu lebih cepat dari pada Key.
"Key..!" Kata lelaki itu sambil meraih tangan Key.
Key berbalik dan menatap lelaki itu dengan sinisnya. Tebakan Key memang benar, dia adalah Alfian.
"Lepasin kak!!" seru Key sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Alfian.
"Dengerin penjelasan aku dulu Key, aku minta maaf.."
"Apa yang perlu dijelasin lagi?! Udah cukup semuanya kak! Sekarang lepasin gue!!"
"Enggak! aku gak akan ngelepasin kamu sebelum ka--" perkataan Alfian terhenti tiba-tiba ketika ada seseorang dari jauh memanggil Key.
"Keyy!!" seru Fahri sambil berlari menghampiri Key dan Alfian. Fahri terkejut melihat tangan Key saat ini ada digenggaman Alfian. Dengan spontan, Key menggibaskan tanganya supaya terlepas dari genggaman Alfian.
"Ayok ri, hari ini kita piket. Nanti kesiangan." Kata Key sambil menarik tangan Fahri meninggalkan Alfian.
"Ehh, tunggu!" Seru Alfian yang mencoba menghentikan mereka berdua. Tetapi Key dan Fahri tidak berhenti atau pun menoleh sedikit pun, mereka tetap berjalan menuju kelasnya.
.
.
."Gua fikir lo balikan lagi," Kata Fahri secara tiba-tiba.
"Apaan sih, ya gak mungkinlah. Emang lo fikir gua perempuan bego yang mau disakitin terus-terusan gitu!"
"Yaa siapa tau, lo kemakan omongan tuh playboy"
Key tidak menjawab perkataan Fahri sama sekali. Saat sampai dikelasnya, Key dan Fahri langsung duduk dibangkunya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go and Forget it !
Teen Fiction[Slow Update] Awalnya bercanda tapi lama-lama suka? Pernah ga sih ngerasaain itu? Perasaan itu sedang dialami oleh Keysa Arumi kepada Fahriansyah. Karna keseringan bercanda Kesya jadi makin suka sama Fahri. Tapi, di tengah perasaan suka Keysa ke Fah...