Prologue

9.1K 518 67
                                    

-FAIR-HAIRED BOY-

Minatozaki Sana // Park Jimin // Kim Taehyung

By Ellasandrae

Prologue

Di belakang rumah keluarga Kim tumbuh sebuah pohon maple yang sangat rindang. Musim gugur itu, daun-daun pohon maple berwarna oranye-kemerahan yang mempercantik pemandangan halaman belakang rumah tersebut. Di atas pohon tersebut dibangun sebuah rumah kecil dari kayu yang terlihat asri. Ayah keluarga Kim adalah seorang arsitek dan pembuatan rumah pohon itu ia sempatkan untuk putra semata wayangnya saat menginjak usia 6 tahun. Ketakutan sang Ayah telah sirna mengetahui bahwa putranya tak lagi kesepian semenjak kehilangan ibunya tepat dua tahun yang lalu, juga di musim gugur seperti ini.

Daun-daun maple oranye-kemerahan itu telah berjatuhan sejak awal musim gugur. Sebelumnya, setiap musim gugur tiba, putra keluarga Kim itu selalu murung. Namun demikian, kini musim gugur telah menjadi kebahagiaan lain baginya karena seseorang. Orang itu adalah putri tetangganya yang pindah pada musim gugur tahun lalu.

Putri itu manis dan cantik.

"Hey, jelek! Singkirkan kepalamu dari pahaku!" ujar putra Kim. Dia memang baru saja mengatai gadis kecil yang terbaring di pahanya itu jelek. Kedua anak manis itu tengah berada di rumah pohon di siang bolong begini. Lelaki yang setahun lebih tua itu menempelkan jari telunjuknya tepat di bibirnya saat gadis kecil itu mendelik hendak memarahinya karena menyebut dirinya jelek.

"Ke... Kenapa? Apa ada penjahat?" tanya gadis kecil itu dengan berbisik. Ia beringsut mendekat pada anak lelaki itu.

"Ikut aku!" bisiknya sambil menggandeng tangan mungil si putri. Ia mengajak gadis manis itu mendekat ke jendela seraya menunjuk pada tontonan di bawah mereka. Ya, di sudut rumah pohon itu, mereka bisa melihat lalu lalang orang di gang kecil itu tepat di balik tembok pembatas rumah keluarga Kim. Gang kecil itu hanya beberapa kali dilalui pejalan kaki sehingga suasana hampir selalu tenang dan damai.

Dua pasang netra itu mengamati seorang wanita dan pria yang berhenti di bawah rumah pohon itu. Si wanita beberapa kali membentak si pria karena merasa telah diselingkuhi namun si pria keukeuh menyangkal tudingan sepihak yang dilontarkan wanita itu. Merasa geram, wanita itu menampar pipi kanan si pria.

"Oppa...." panggil gadis kecil itu lirih namun terdengar adanya getaran di suaranya. Gadis itu memegang lengan lelaki di sampingnya takut-takut. Kejadian itu mengingatkannya adegan-adegan yang sering terjadi di rumahnya. Saat ketika ayah dan ibunya bertengkar habir-habisan. Gadis itu tak mengerti mengapa orang yang saling mencintai seperti ayah dan ibunya atau wanita dan pria itu bisa saling memaki tanpa belas kasihan begitu. Gadis itu akan menangis tanpa dapat melakukan apapun dan selalu berakhir di rumah pohon ini bersama lelaki yang telah dianggap sebagai oppa-nya itu.

"Tidak apa, ayo kita kembali!"

Anak laki-laki itu kembali meraih tangan gadis kecilnya mengajaknya kembali ke tempat semula namun tangan mungil gadis itu tiba-tiba memegang kembali lengan oppa-nya. Lelaki itu menoleh dan ditatapnya raut sedih gadisnya. Ia pun mengerutkan keningnya.

"Oppa...."

"Ya...." sahut lelaki itu.

Tak terdengar sahutan dari gadis kecil itu untuk beberapa saat. Lelaki itu masih menatap si gadis yang menunjukkan ekspresi kebingungan atau lebih tepatnya ketakutan.

"Berjanjilah untuk tak pernah mencintaiku...."

"Aku juga tak akan mencintaimu, seumur hidupku." Ngomong apa sih gadis itu? Perkataannya sangat aneh diucapkan oleh anak seusianya. Kendati demikian, rupanya lelaki itu mengerti kenapa gadis kecilnya bisa mengatakan hal itu.

Fair-Haired BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang