(2)Doubtness

2.5K 276 26
                                    

-FAIR-HAIRED BOY-

Minatozaki Sana // Park Jimin // Kim Taehyung

By Ellasandrae

CHAPTER 2: Doubtness

"He'll always make an effort with you."

w

Fair-Haired Boy

w

"Y... ya? Kau suka dengan siapa?"

Kuminta Mina memperjelas ucapannya barusan. Jujur, aku sangat terkejut tentang apa yang baru saja ia katakan. Aku mungkin saja salah dengar. Ya, aku pasti salah dengar. Kulihat tanganku mulai basah.

"Dia teman sekelas dan teman satu klubku, Park Jimin."

Kali ini Mina mengatakannya dengan sangat jelas.

"Ohh... sungguh?" ucapku menutupi perasaanku. Kulihat Mina mengangguk dengan semangat mendengar respon antusiasku. "Astaga... aku tak percaya ini, ceritakan padaku tentang hubungan kalian?" Sungguh... aku bertanya karena aku ingin merasakan hal yang sama dengan yang Mina rasakan bukan untuk mencari tahu sejauh mana hubungan mereka berdua.

"Tidak begitu spesial sih, kami hanya sering ngobrol karena berada dalam klub yang sama. Kau tahu kan, dia baik pada semua orang jadi apakah dia ada perasaan khusus atau tidak itu nyaris tak ada bedanya." Dia memang orang yang baik. Jika saja kau tahu bahwa dia menolongku setelah kupecahkan salah satu barangnya. Dia sama sekali tak marah justru dia mengobati lukaku dan repot-repot mengijinkanku latihan tennis karena aku harus menemui Mina atas janjiku. Aku tersenyum kecil.

"Aku juga dengar kalau dia orang yang sangat baik."

"Ahh... bagaimana ini, bagaimana aku akan memelihara perasaan ini, Sana-ya? Ohh... tadi kau ingin mengatakan apa?" tanyanya yang masih mengingat ucapanku tadi.

Lagi-lagi aku hanya bisa meremas ujung kaosku. Sejujurnya ingin kukatakan padamu bahwa aku diam-diam menyukai Park Jimin. Kebaikannya hari ini sangat berpengaruh besar terhadap perasaanku. Aku tak bisa mengatakannya, Mina-ya.

"Ahh... itu lain kali saja deh, sepertinya sekarang aku harus segera ke lapangan tennis, pelatih pasti sudah menungguku. Maaf, aku akan menceritakannya padamu lain kali."

"Ohh... sayang sekali. Baiklah kalau begitu, pergilah. Semangat, Sana-ya!!" Aku tersenyum untuk kali terakhirnya pada Mina.

"Bye!" ucapku seraya berlari kembali menuju gedung sekolah.

Senyumku perlahan hilang seiring jarak antara kami semakin jauh. Kusadari bahwa berbohong di depan Mina adalah hal yang paling sulit yang pernah kulakukan. Bagaimana bisa aku tak berbohong jika itu bisa menjauhkan aku dan Mina? Aku tak mungkin menyakitinya. Meskipun begitu, tetap saja rasanya sakit mengetahui bahwa kau dan sahabatmu menyukai orang yang sama. Aku hanya tak bisa melakukan hal yang sama terhadap Mina. Mataku telah panas sejak aku berlari tadi hingga tak terasa telah kuteteskan air mataku. Sialan, untuk apa pula air mata ini keluar?

w

Sana berlari sekuat mungkin hingga sampai di lapangan tennis yang terletak di belakang gedung sekolahnya. Ia berlari menghampiri Han Ssaem, pelatih tennisnya yang tengah mengawasi anak-anak bermain tennis. Sana berdiri tegak di sisi pelatihnya tanpa berniat melihat wajah si pelatih. Jejak air matanya masih terlihat namun Sana tak terlalu mempedulikan hal itu.

Fair-Haired BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang