(19)Plan

1.1K 158 28
                                    

-FAIR-HAIRED BOY-
Minatozaki Sana // Park Jimin // Kim Taehyung
By Ellasandrae

CHAPTER 19: Plan

“He surely does everything to make you better even though it hurts him so bad.”

w
Fair-Haired Boy
w

Pria sulung Kim itu membuka pintu kamar Dahyun dengan sangat pelan. Ketika ditengoknya isi kamar itu, dilihatnya gadis yang tak lain adalah adiknya tengah duduk di depan meja rias, menyisir rambutnya yang mulai kusut. Kemudian diambilnya langkah maju mendekati Dahyun seraya meletakkan nampan berisi susu dan roti panggang di meja belajar.

“Kau sudah baikan?” tanya pria itu dan adiknya pun tersenyum lantas mengangguk.

“Aku berusaha sembuh dengan mandiri seperti katamu,” jawab Dahyun tulus. Ia lega setidaknya melalui cermin di hadapannya, ia melihat Taehyung tersenyum tipis.

“Kau sedang apa?”

“Ini, aku tidak menyisir rambut beberapa hari ini, jadi sekarang agak kusut.” Mendengarnya, pria itu pun mengambil nampan tadi dan meletakkannya di depan Dahyun.

Sedetik kemudian, diambil alihnya sisir dalam genggaman gadis bersurai cokelat kemerahan itu.

“Biar aku saja yang menyisir rambutmu! Sekarang sudah waktunya untukmu sarapan!” perintahnya membuat si gadis tertegun.

“Terima kasih karena sudah memperlakukanku dengan baik,” ucap Dahyun ketika Taehyung menyisir hampir separuh dari rambutnya.

“Aku tidak merasa begitu.”

“Kalau begitu kenapa kau perhatian padaku? Apa kau tahu bagaimana perasaanku padamu saat ini?” tanya Dahyun menatap lurus netra kakaknya melalui cermin. “Kau bilang aku hanya akan mendapatkan posisi sebagai adikmu kalau aku berhenti menyukaimu!” Taehyung pun kembali fokus menyisir rambut Dahyun.

“Maaf, aku yang terlalu jahat padamu.” Hanya itu yang Taehyung ucapkan untuk menjawab pertanyaan beruntun Dahyun.

“A–Ahh… maksudku, aku juga minta maaf padamu telah membuatmu tidak nyaman selama ini.” ungkap gadis itu tak menyangka atas apa yang diucapkan Taehyung. “Kurasa aku sudah mulai melupakanmu.” Tambahnya.

“Tidak apa.” Sahut Taehyung dengan nada-nya yang mulai luwes. Ia pun mengusap pelan kepala Dahyun setelah ia selesai menyisirnya. “Aku cuma tidak ingin kau terluka karena aku.”

Bagi Dahyun, kata-kata itu adalah bentuk perhatian Taehyung yang lain terhadapnya. Tapi bagi pria itu, perkataannya barusan menohok relung kalbunya sendiri. Ia merasa semua ini adalah karma.

Bagaimana kalau selama ini yang Dahyun alami, ia alami juga?

Kenyataan bahwa Dahyun menyukai Taehyung itu nyaris menjadi rahasia umum. Tapi sekali lagi, Taehyung dengan tegasnya meminta Dahyun melupakan perasaannya tanpa alasan. Semua kata-kata yang pernah ia ucapkan pada Dahyun kini terputar kembali dalam memorinya.

Namun hal yang menyakitkan adalah, memorinya membayangkan bagaimana Sana mengatakan hal-hal untuk membuatnya melupakan gadis itu.

Aku memang harus melupakanmu, Sana. Sama seperti Dahyun harus melupakanku.

Taehyung pun kembali melihat Dahyun yang menatapnya heran. Gadis mungil di depannya itu ternyata tidak serapuh yang ia bayangkan. Karena itu, sedikit keyakinan bersemi di hatinya. Tidak mungkin ia tak memiliki kemampuan yang sama.

w

Malam itu, tepuk tangan meriah menghiasi langkah Kim Taehyung menuju ke atas panggung. Ia dengan senyum sumringah kotaknya menerima tropi silver dari ketua panitia KSAF. Komandonya atas tim volli Woollim nyatanya menjatuhkan prestasi kepada Kim Taehyung sebagai Best Captain of Volleyball.

Fair-Haired BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang