(10A)Unsureness

1.5K 180 35
                                    

-Fair-Haired Boy-
Minatozaki Sana | Park Jimin | Kim Taehyung

A special chapter of Fair-Haired Boy
Chapter 10A: Unsureness

"Sometimes, he doesn't think twice even thrice as long as you're happy"

w
-Fair-Haired Boy-
w

Kepercayaanku yang terlalu besar atau aku yang terlalu protektif. Aku tidak yakin menafikan perasaanku sendiri.

Aku mempercayakan gadis kecilku, Sana, kepada pria bernama Park Jimin. Aku bahkan setuju mereka nampak serasi berdampingan. Sebagai orang yang tumbuh bersamanya, aku sangat tahu Sana. Penakut, pemalu, setia, berhati lembut, dan polos. Dia itu sangat butuh seseorang dan karena itulah aku ada bersamanya. Dan sekarang dia sudah memiliki pria lain yang akan benar-benar menjaganya.

Sejujurnya mereka adalah pasangan yang manis. Dan entah mengapa aku benci mengakuinya.

Pagi-pagi Sana menelpon, dia ingin aku datang ke rumahnya. Beberapa kali aku memanggil namanya dan ternyata Sana berada di dapur. Langkahku mendekat padanya yang masih fokus pada panci di depannya.

"Apa itu?" tanyaku dan ia sama sekali tak berpaling dari panci sialan itu. Aku hanya melihat bihun dan udang yang bergulung-gulung.

"Sup kaisen suimono. Ini masakan khas Jepang yang nenek-ku ajarkan." Jawabnya sekilas melihatku. Aku pun tersenyum lebar.

"Wah kau sangat perhatian ya pada oppa-mu ini." Senyumku masih melekat meski ia menatapku dengan anehnya. Kulihat ia sangat fokus sampai tak menanggapi gurauanku. Ia mengambil sesendok kuah dari panci itu dan mencicipinya. Ketika ia melihatku kembali, tangannya terulur menyodorkan sendok itu.

"Hmm?" dehemku yang kaget.

"Oppa, tolong cicipi kuahnya! Aku sering gagal memasak sup ini." Mendengar permintaannya, aku pun segera mendekat. Kupegang tangannya sehingga kuah itu masuk ke dalam mulutku. Kaldu ikan kuah itu pun langsung menyergap indera pengecapku. Aku masih menikmati kuah makanan asing itu dilidahku lalu ia bertanya lagi, "Bagaimana?"

"Lumayan." Jawabku kemudian ia mencicipi masakannya lagi. Segitu tak percayanya padaku.

"Oppa boleh ikut makan, aku memasaknya karena Jimin akan datang." Sana pun tersenyum seolah mengabaikan perasaanku yang lumayan kecewa. Lalu kuhembuskan sebuah napas panjang. Sana memanggilku hanya untuk mencicipi masakannya karena Ayahnya masih di lokasi kerja.

"Gitu saja?" tanyaku memasang wajah cemberut.

"Tidak. Kau tunggulah Jimin di ruang tamu, aku masih memasak satu makanan lagi."

"Oke." Sahutku.

Sebenarnya yang terjadi lebih buruk dari itu. Jimin memang datang tak lama kemudian, tapi ia enggan hanya duduk saja. Membuatku semakin jengah. Ketika aku semakin bosan, aku pun memutuskan untuk bantu-bantu di dapur tetapi aku hanya mampu berdiri di depan pintu saja, tidak lebih.

Park Jimin memeluk Sana dari belakang sembari gadis itu mencincang sayur. Sesekali ia menggoda Sana yang gampang sekali malu. Kusilangkan tanganku di depan dada sembari menyaksikan romantisme itu.

Perasaanku membenarkan jarak yang semakin menjauhkanku dengan Sana. Itu terasa begitu sakit entah mengapa. Aku ingin sekali menyesali perbuatanku yang terhalang ketakberdayaanku sendiri.

Kumohon...

Kumohon Kim Taehyung, kau tidak boleh menyesal karena Jimin mendapatkan adikmu, Sana.

Fair-Haired BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang