Coin

3.6K 276 23
                                    

Srek... srek...

Suara berisik terdengar di lantai 7 apartemen showol di Incheon. Beberapa orang berpakaian pekerja mondar-mandir membawa box. Seorang wanita terus mengamati para pekerja yang mengangkat barang-barangnya Memasuki apartemen satu persatu.

"Ini box terakhir,"

"Ini... hem... letakkan di ruang itu,"

Baekhyun menunjuk sebuah ruangan yang hanya berisikan kasur. Di depan pintunya ada tulisan lucu khas anak kecil yang membuat Baekhyun tertawa.

'Ini kamar pilihan Yeri.'

Dan seberang ruangan itu ada ruangan lagi yang sudah hampir lengkap isinya. Meja belajar, lemari, kasur, dan kaca kecil yang menempel di dinding.

Baekhyun menundukkan badannya ketika para pekerja tadi pamit. Sekarang tinggal membongkar barang-barang bersama anak-anaknya. Baekhyun keluar dari apartemennya yang langsung terkunci otomatis ke ruangan nomor 754, hanya berjarak dua pintu dari apartemennya yang bernomer 756.

'Ting!'

"Kyungsoo-ah, na,"

Pintu itu terbuka. Seorang gadis seperti boneka melebarkan tangannya menyambut Baekhyun. Baekhyun segera mengangkat malaikatnya dan berjalan masuk.

"Anyeong, Baekhyun-ah!"

Didalam ia disambut seluruh  penghuni rumah. Baekhyun mendudukkan dirinya di sofa putih masih dengan Yeri di tangannya. Yeri memainkan wajah Ibunya yang cantik sambil cekikikan ketika Baekhyun balas memainkan wajah Yeri.

"Tao masih tidur?"

Di depannya telihat sehun yang duduk dikarpet berbulu memangku bantal. Diatas bantal itu ada kepala Tao yang sedang tidur dengan pulas. Sehun terus mengusap rambut Tao halus.

"Semalam aku memberitahunya kalau Sehun akan jadi tetangga kita. Dan dengan bodohnya anak itu jadi demam karena sangat senang,"

Jongin menggelengkan kepalanya seakan-akan apa yang dilakukan Tao tidak masuk akal.

Kyungsoo menatapnya tajam dari bar. Memangnya salah siapa anaknya begitu? Itu karena Jongin ayahnya. Ia ingat sehari setelah melamarnya, Jongin langsung sakit typhus. Dokter bilang dia terlalu bersemangat dan senang. Ini bahkan lebih konyol daripada demam.

"Sehun sangat baik mau merawat Tao,"

"Karna aku sayang padanya. Dia sudah seperti adikku,"

Ucap Sehun membalas Kyungsoo sambil tersenyum. Tangannya masih mengelus kepala Tao dengan sabar, seperti yang selalu dilakukan Ibunya padanya. Saat sakit, anak kecil akan lebih mudah mendapat mimpi buruk. Baekhyun selalu mengusap kepala anak-anaknya saat sakit, jadi mereka bisa tidur dengan tenang dan sembuh dengan cepat.

"Hei, Sehun. Tao pasti sedih kau hanya menganggapnya adik,"

"Jongin, diamlah!"

Baekhyun terkekeh melihat pasangan yang menurutnya aneh sejak dulu. Mereka terlihat selalu akan putus karena pertengkaran kecil, tapi mungkin itulah yang membuat mereka betah disisi masing-masing.

Yeri turun dari sofa menghampiri oppanya. Tangan kecilnya yang lembut ikut mengusap kepala Tao.

"Biar malaikat mimpi buruk tidak datang ne,"

Sehun mengangguk sambil tersenyum. Tiga pasang mata lainnya juga. Merasa tenang dan bahagia bahwa mereka baik-baik saja. Bagaimana mereka jadi kekuatan satu sama lain.

***

9 tahun kemudian...

Di dalam apartemen 756 ini tercium bau masakan khas sarapan. Omlete rice dan juga bau sup yang menenangkan. Semua makanan juga ditata di meja. Ada milkshake hangat dengan rasa yang beda.

HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang