Cable

3.3K 313 13
                                    

Ngiiiiiing

'Tes...tes...'

"Yaaaak! Semuanya segera baris! Cepat-cepat!"

Seluruh murid di aula menutup telinga mereka. Seorang guru tua berambut botak itu berkeliling dengan sebuah toa memperjelas suaranya yang luar biasa hancur yang bisa membuat manusia yang mendengar ikut botak sepertinya.

Sehun menghampiri Yeri yang berdiri disamping panggung menunggu disuruh naik keatas. Yeri hanya berdiri tenang. Sebentar lagi dia akan jadi pusat perhatian, tapi ia terlalu tenang untuk itu.

"Yeri-ah, katakan pada oppa, apa kau benar-benar sudah menyiapkan pidatomu?" Tanya Sehun cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yeri-ah, katakan pada oppa, apa kau benar-benar sudah menyiapkan pidatomu?" Tanya Sehun cemas.

Yeri segera membalik badannya mendengar suara oppa kesayangan. Senyum lebarnya menyambut Sehun yang berwajah sangat datar itu.

"Aku masih ingat apa yang kukatakan di SMP, "

"Tapi kau tahu nama sekolah ini kan? Jangan salah sebut nama,"

"Aku tidak bodoh, oppa,"

Ucap Yeri sambil memukul pelan lengan Sehun. Wajahnya tetap tersenyum lebar seperti sedang bercanda. Entah kenapa Sehun merasa lain, merasakan hawa aneh ini lagi.

"Aku tahu," lirih Sehun.

"Hm?"

Yeri menatap kakaknya. Ia tidak terlalu mendengar cicitan kakaknya, tapi melihat wajah kakaknya ia mengerti. Yeri tersenyum memeluk sedikit lengan Sehun dan tersenyum.

"Aku baik-baik saja, Oppa! Jangan khawatir,"

"Kau memang selalu baik-baik saja, Yeri-ah,"

Sehun mulai tersenyum. Ya ini salahnya. Seharusnya ia diam dan tak berekspresi sehingga adiknya tidak tahu apa yang ia pikirkan. Sehun tidak mau menambah beban Yeri, tidak untuk adik kecilnya.

"PARK SEHUN!"

Suara toa kembali terdengar. Sehun dan Yeri refleks menutup telinganya. Yong-Saem si Botak, mendekatkan toa-nya ke Sehun. Membuat banyak fans Sehun semakin kesal.

"Bisa kan benda itu dibuang?"

"Berisik dan mengganggu, menyebalkan!"

"Si botak! Beraninya dia membuat telinga Sehun-ku sakit!"

Yong-Saem yang mendengar kritikan mulai berbalik dan menatap muridnya satu persatu.

"DIAAAAAM!"

Masih dengar toa-nya. Para guru yang lain pun mulai terganggu dan risih. Yeri segera maju ke depan Yong-Saem dengan senyum andalannya.

"Songsaengniiim... telinga Yeri sakit karena suaranya terlalu keras,"

Walaupun tidak ber-aegyo, tapi ingatlah! Dia Park Yeri, yang setiap gerak geriknya terlihat lucu dan menggemaskan. Yong-Saem segera menurunkan toa-nya.

HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang