11. More

2.7K 236 0
                                    

Gue dan Elisa udah janjian buat pergi sekolah bareng, gue udah siap dari tadi dan gue menuju ke meja makan lalu mengambil sebuah roti dan selai cokelat.

Tak lama kemudian terdengar bunyi klakson mobil Elisa

Bip...Bip

Yaelah padahal gue belum makan nih roti dia udah dateng aja, gue lipat roti itu dan pamit ke Mami.

"MAMI, RIRI PERGI SEKOLAH DULU MI" teriak gue

"ATI-ATI LO TONG" teriak Mami tak kalah hebohnya.

Pas gue keluar Elisa sudah ada di dalam mobil sambil melilit-lilit rambutnya dengan ujung jarinya.

Gue membuka pintu mobil Elisa dan duduk di dalam.

"Sok kecakepan lu" kata gue

"Lu juga" balas Elisa singkat

"Emang gue cantik"

"Gue juga"

Ah bodo, gue gak mau nyari ribut pagi-pagi, bisa jadi gue di turunin dari mobil Elisa lalu disuruh jalan sendiri ke sekolah, kan gembel.

Elisa ngebut mobilnya dengan kecepatan tinggi, anjir nyawa gue kayak mau melayang, bayangin aja ada nenek-nenek di depan terus dia balap dengan kecepatan tinggi, untung tuh nenek jago koprol, kalau enggak udah mati di tempat karena di tabrak Elisa. Anjir lo sa anjir.

Gue membuka pintu mobil dan turun bersamaan Elisa, kami pun berjalan masuk dan melewati koridor sekolah, anak-anak ngeliatin kami dengan tatapan mencekam.

"Elisa, lo liat sekarang lo famous kayak gue" kata gue dengan pedenya wkwk

"Gue emang udah famous dari dulu kali"

Pletakkkk
"Gak tau diri lo" gue jitak kepala Elisa, sebel gue gak di anggep.

Tak terasa kami sudah sampai di depan kelas, kebetulan kami sampingan kelas, dan kami memasuki kelas masing-masing.

Anak-anak pada heboh dengan kegiatan masing-masing, tumben banget nih seheboh ini.

"Guys liat deh papan caturnya warnanya putih dan hitam, sama kayak muka cabe-cabean yang putih, lehernya hitam" kata Vero sambil nunjuk gue.

Semua orang tertawa dan ngelihatin gue, ini gak bisa di biarin cuy.

Anjir dia ngatain gue cabe-cabean? Awas aja lu, emang nih Vero dari pertama kali gue masuk sekolah tatapannya sinis mulu ke gue.

"Lo bilang apa barusan?" Tanya gue sambil mendekatkan kuping gue ke mulutnya.

"Gue bilang mukanya putih, lehernya hitam" balasnya dengan songong, wah nyari ribut.

"Lo ngatain gue?" Tanya gue dengan tatapan sinis.

"Ya kalau lo merasa sih" balasnya singkat

BRUKKK
Gue tinju mukanya, hingga akhirnya hidungnya berdarah.

Terus dia narik rambut badai gue "anjir" teriak gue ketika dia tarik rambut gue, sumpah tarikannya itu kuat banget cuy, bisa-bisa rambut gue putus karena ditarik-tarik.

Semua anak-anak di kelas pada heboh ngeliatin gue berkelahi dengan Vero, bahkan ada yang ngerekam buat di upload di youtube.

"DIAMMMMMM" teriak seseorang yang menghentikan kehebohan anak-anak.

Sementara Vero tiba-tiba menangis buaya, cuihh najis lo cabe.

"Ada apa ini?" Tanya sang bapak ketua kelas Revan.

"Riri nonjok gue van" kata Vero sambil menangis terhanyut-hanyut.

"Kalau lo gak bilangin gue, gue juga gak bakal nonjok lo"

"Sekarang kalian berdua ikut gue"

Revan pun narik gue dengan Vero, firasat gue gak enak, gue udah tau gue bakal dibawa kemana lagi sama dia.

•••
Makassar, 8 Juni 2016

BS (1) - Bad Girl RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang