15. We

2.7K 249 10
                                    

"Riri kenapa rambut kamu masih warna biru? Ibu kan sudah bilang buat warnain rambut kamu jadi hitam, dan kenapa kamu masih tidak pakai kerudung? Kamu mau masuk neraka jahannam terus di siksa habis-habisan?" Kata Ibu Tuti guru Bhs. Indonesia gue, guru bk gue, dan sekaligus wali kelas gue.

Ya allah gak ada guru lain yah selain si tuti, dan kesannya gue salah mulu di mata dia. Sialan banget nih guru doa-doain gue masuk nereka jahannam.

"Iya bu iya, nanti pulang sekolah saya warnain lagi, hadeh repot banget sih bu"

"Kurang ajar yah kamu, awas yah kalau besok rambut kamu masih biru, Ibu botakin kamu"

Waduh, mampus, kok gue terus sih, ini tuh serasa gue doang yah di kelas, gue mulu yang di tunjuk, gue ngeliat Vero ketawa kecil melihat gue.

"Tapi bu...."

"Gak ada tapi-tapi" balas Ibu tuti singkat "Sekarang Ibu akan bagi pasangan untuk membaca puisi, kalian akan Ibu pasangkan dua-dua orang, dan tugas kalian adalah, satu orang yang menulis puisi sedangkan satunya yang membacakan puisinya di depan kelas, yang terbaik, akan Ibu tunjuk buat ikut lomba puisi antar SMA"

Semua anak pada heboh dan bertanya-tanya, kira-kira siapa pasangan mereka masing-masing, sedangkan gue? Gue cuman duduk diam tanpa memperdulikan yang lain, bomat gue gak minat buat baca puisi, apalagi ikut lomba puisi, HELLOW.

"Oke harap diam, langsung saja Ibu sebutkan pasangan-pasangan kalian"

"Ardi dengan Fitri"

"Lala dengan Rendy"

"Bunga dengan Joko"

"Lulu dengan Harum"

"Putri dengan Wandi"

"Vero dengan Rizal"

"Bagas dengan Cintya"

"Riri dengan Farel"

Gue dengan Farel? Oh it's ok lah, dari pada gue sama Revan, si cowok bunglon, yang bisa berubah-ubah sifatnya.

Tiba-tiba seseorang teriak dari arah belakang. "Farel kan sudah pindah sekolah bu?"

"Oh iya ya, kalau gitu Riri sama Revan"

Jleb, gue cengong, kok gue gak sadar yah kalau Farel sudah pindah sekolah, kalau gini pasti ujung-ujungnya gue harus sama Revan terus.

"Kok saya sama Riri sih bu, emang gak ada orang lain apa?" kata Revan.

Ih anjay, dia kira gue mau apa sama dia, ogah, sok kegantengan lu, tapi emang ganteng sih, tapi songong, au ah gelap.

"Emang lo kira gue mau pasangan sama lo?" Balas gue gak mau kalah.

"SUDAH, KALIAN TERIMA SAJA APA YANG ADA, KALIAN INI SELALU SAJA BERTENGKAR, LAMA-LAMA IBU KASIH NIKAH KALIAN" teriak Ibu tuti.

Semua anak-anak ketawa dan cie cie, apaan coba, gue diam, dan Revan diam. Sementara Vero melirik gue dengan tatapan membunuh.

•••

Gue, Reno, dan Elisa berjalan menuju kantin yang sudah sesak oleh anak-anak yang kelaparan, setibanya di kantin gue dan Elisa jadi topik pembicaraan dan titik perhatian, apalagi kalau bukan karena rambut gue yang biru dan rambut Elisa yang ungu, cie famous cie wkwkkw.

Seperti biasa kami duduk di bangku pojok yang sudah menjadi tempat andalan kami.

"Lo mau pesan apa?" Tanya Reno.

"Gue bakso sama jus jeruk" kata gue

"Kalau gue mi ayam sama es teh manis" kata Elisa

"Yaudah lo tunggu disini nona-nona" wkwk tumben banget si Reno mau di suruh-suruh, ckck.

Disamping bangku yang kami duduki, tidak terlalu jauh gue ngeliat Vero lagi duduk sambil makan bakso.

Ya allah mudah-mudahan tuh baksonya nyangkut di tenggorokannya lalu gak bisa napas dan mati, gumam gue.

Kalau gak gitu, mudah-mudahan baksonya salah masuk, masuk ke paru-paru, bukan lambung, amin, gumam gue lagi yang berharap agar cabe ini cepat mati, wkwkwk.

Tak lama kemudian Reno datang membawa pesanan gue dan Elisa.

Sambil menaruh semangkok bakso dan secangkir es jeruk. "Ini buat Riri"

"Makasih" kata gue.

"Dan ini buat Vero" kata Reno sambil menaruh mie ayam dan secangkir es teh manis.

"Makasih mas" balas Elisa yang membuat muka Reno menjadi marah.

"Gak tau diri lo" balas Reno.

Gue yang melihat Reno dan Elisa cuman bisa ketawa.

Sesaat kemudian keadaan berubah menjadi hening, semua pada fokus pada makanan masing-masing, sambil melahap bakso, gue mencoba memecah keheningan ini.

"Ren, lo masih ingat kak Jo kan?" Tanya gue yang mencoba memecah keheningan yang teramat dalam, Eaks.

"Yang mukanya kayak tong sampah itu?" Balasnya.

Plak
Gue pukul kepalanya pakai sendok bakso gue.

"Aduh, sakit begok" katanya sambil mengusap-usap kepalanya yang memerah, kwkwkw.

"Makanya lo jangan kurang ajar Andhika kangen band" kata gue yang membuat gue dan Elisa ketawa berbahak-bahak.

"Kak Jo siapa sih?" Tanya Elisa penasaran.

"Mantan gue" balas gue enteng.

"Eleh, emang kak Jo pernah nembak lo? Cuih sok ngaku-ngaku lo"

"Pernah lah, lo-nya aja yang gak tau" balas gue meyakinkan.

"Terus lo kenapa tanya-tanya soal kak Jo?" Tanya Reno.

"AKU KANGEN" balas gue, ih kok gue jablay banget sih wkwkwk kayak cabe ih.

"Selena gomez aja yang pacarnya justin bieber bisa move on, nah elo, pacar lo kayak biji peler aja sok gak bisa move on, Cuih" Balas Reno.

"Dia ganteng tau, lo kali biji peler" balas gue membela kak Jo ayang mbeb.

"Bukannya lo udah punya Revan, hahahah" kata Elisa.

Revan lagi Revan lagi. Hmmm.

"Eh lo tau gak, oh my god gak banget deh, masa nih yah, gue pasangan sama Revan buat baca puisi, omg hello, gak ada yah orang lain selain ketua kelas songong itu?" Kata gue kesal.

"Sumpah lo? Nah kan, emang bener jodoh tuh gak akan kemana-mana" kata Elisa.

"Ih najong, gak mau gue jodohan sama dia"

"Kenapa? Dia ganteng loh" kata Reno.

Gue dan Elisa yang mendengar perkataan Reno langsung memegang leher dan dahi Reno, wah sakit nih anak, gak bener.

"Eh eh apaan sih lo berdua" kata Reno yang kebingungan dengan tingkah gue dan Elisa.

"Lo sakit?" Kata Elisa

"Enggak"

"EWH RENO GAY, GAY" teriak gue yang membuat seisi kantin memandangi kami.

"EWH" teriak beberapa orang di kantin sambil memasang muka jijik.

"Bangsat lo Riri, apaan sih lo, gak lucu lo"

"Lo gay? Kok lo bilangin Revan ganteng? Ih jijik banget gue" kata gua sambil menjauh sedikit.

"Terus salah kalau gue bilangin cowok lain ganteng? Mata gue juga normal tau mana yang ganteng mana yang cantik, salah gitu?"

"Gak juga sih, tapi aneh tau gak" kata gue.

"Tau ah, anjir lo" kata Reno sambil berjalan meninggalkan kantin.

•••
Makassar, 8 Juni 2016

BS (1) - Bad Girl RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang