21. EXTRA PART 18+ : Malam Pertama

4.3K 149 4
                                    

Revan memeluk erat tubuh Riri, hembusan nafasnya mulai terasa di leher Riri, kecupan demi kecupan berbekas merah di lehernya, ia bahkan tidak bisa menahan Revan, tangannya yang kekar memeluk pinggangnya dengan sangat kuat.

Bibir merah Revan mulai mendekati bibir Riri, Riri bahkan tidak bisa menolak bibir se sexy ini, entah kenapa Revan menjadi semesum ini, tapi jujur, Revan sangat sexy

Hembusan nafas Revan semakin memburu buta sebelum bibirnya itu tertempel jelas di bibir milik Riri.

Empuk, basah, hangat, hayati gak nahan bang, pengen lagi.

Liar dan semakin liar, permainan panas mereka semakin liar hingga berlanjut ke kamar.

Masih dalam ciuman yang panas, Riri mengalungkan tangannya di leher Revan, hingga Revan mengangkat Riri, secara langsung, kaki Riri melingkar di pinggang Revan, hingga mereka sampai di dalam kamar dan berbaring di atas ranjang.

Liar dan semakin panas, baju Revan menjadi sangat kusut, ia membuka kancing bajunya sedikit demi sedikit,

"oh god sexy banget cuy" gumam Riri.

Kancing bajunya terbuka hingga terlihat jelas otot-otot yang menghiasi perut Revan, dadanya yang bidang, dan barisan sixpack nya sangat memanjakan mata.

"Lo suka?" Tanyanya ketika melihat gue terpaku melihat body sexynya.

"Tidak juga, mungkin lo harus membuka semuanya" kata gue dengan nada menantang, Revan tersenyum kecil membuat pesonanya semakin terlihat.

Sedikit demi sedikit ia mulai membuka celananya, mulai dari ikat pinggang hingga resleting celananya, hati Gue seperti kesetrum tak karuan, entah apa yang akan gue lihat setelah celana itu terbuka, dan setelah celana panjang milik Revan itu terbuka.

"Anjir"

"Kenapa?" Balasnya dengan senyum manisnya.

"Lo segede ini masih pakai celana gambar spongebob?" Seru gue ketika melihat dalaman Revan yang bergambar wajah spongebob.

Apa-apaan ini, seorang pria yang cool, dengan sifat songongnya memakai dalaman bergambar spongebob? Ini memalukan, sangat memalukan.

Revan yang menyadari dalamannya yang bergambar spongebob, ia tiba-tiba membuka dalamannya hingga ia tidak memakai apapun di depan Gue.

"Anjir" untuk kedua kalinya Gue mengatakan kata itu, setelah melihat betapa lebatnya hutan milik Revan.

"Kenapa lagi sih?"

"Anaconda lo mana?" Tanya gue dengan nada ketakutan.

Revan merapikan hutannya itu yang lebat, sambil mencari-cari sesuatu. "Ini"

Revan memperlihatkan anacondanya yang sangat kecil, bahkan saking kecilnya anacondanya itu terlihat seperti kelingking bayi.

Gue hanya bisa melongo melihat anaconda milik suaminya gue itu, betapa kecilnya dan kurusnya, cowok yang selama ini di songong dan nyebelin ternyata memiliki anaconda sekecil kelingking bayi?

Apa rasanya coba....

Tanpa ba-bi-bu, Revan menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Gue, mencium leher Gue hingga membuat gue mengerang keenakan

"Ahh....ahh" gue mengerang sekuat tenaga, anjir ternyata enak coy, kenapa gak dari dulu gue coba yah, eh wkwkwk gakdeng

Revan sangat pandai membuat Tubuh gue menjadi keenakan, sampai mulut gue tidak bisa berkata-kata, ciuman demi ciuman berbekas di bagian-bagian sensitif Tubuh gue.

"Ahhh" desahan gue ketika tangan Revan mulai meremas area dada.

Dengan lincah Revan membuka BH gue dan mulut dan lidahnya mulai menjilat-jilat daerah sensitif itu.

Serasa fly ke langit ketujuh, rasa enak itu tidak bisa di bohongi.

"Kamu siap?" Bisik Revan.

Gue hanya mengangguk, sambil menutup mata sebelum benteng pertahanan gue itu akan dirobohkan oleh Revan.

"Aku hitung sampai tiga yah"

"1"

"2"

"3"

"Ahhh" desah Revan ketika anacondanya itu berhasil memasuki tubuh Gue.

Hening
Hening
Hening

"Lo kenapa?" Tanya Gue yang kebingungan.

"Keenakan bolot" balasnya sengit

"Emang udah masuk?"

"Udah"

Gue melihat dan memastikan apakah anaconda Mario sudah masuk atay belum, dan terlihat anaconda itu sudah masuk sepenuhnya.

"Kok gada rasanya?" Tanya gue, bahkan saking kecilnya anaconda itu tidak bisa merobohkan benteng pertahanan gue.

Sementara Revan terus memaju mundurkan badannya.

"Ahh...ahhh....ahhhh" teriak Revab ketika cairan putih itu keluar dari anacondanya.

Sementara Gue? Gue tidak merasakan apa-apa cuy, saking kecilnya, bangzat.

"Lo kenapa?" Tanya Revan yang tergeletak lemah di atas kasur

"Lo udah keluar, bahkan gue gak ngerasa apa-apa, anaconda lo itu terlalu kecil"

"Yaudah tunggu" seru Revan sambil keluar meninggalkan kamar.

Tak lama kemudian ia datang dengan membawa sebuah terong yang cukup besar.

"Nih"

"Buat apa?"

"Buat memenuhi hasrat lo?"

"Lo udah gila? Masa iya gue bercinta pakai terong"

"Udah diem" seru Revan sambil duduk di dekat pantat Gue yang sedang tergeletak.

"Ahhh" gue menjerit ketika terong itu mulai masuk pelan-pelan, semakin dalam dan membobol benteng gue, darah segar mengalir dari arah dalam daerah pribadi gue.

Revan asik memasuk keluarkan terong yang ada di tangannya.

"Ahh...ahhh....ahh" jeritan Gue terdengar jelas, sumpah cuy enak banget.

Hingga gue teriak sangat keras "AHHHHHHHHHH" 5 oktaf, tubuh gue menegang, serasa roh dalam tubuh terbang entah kemana, rasa enak itu mengalir dari ujung rambut sampai ujung kaki, hingga gue terpakur lemah saking keenakan.

Nikmatnya malam pertama ini, dan gue baru tau kalau bercinta pakai terong ternyata asik juga.

•••
Makassar, 8 Juni 2016

BS (1) - Bad Girl RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang