16. Try

2.9K 260 4
                                    

Setelah mengisi perut yang kelaparan dan sekarang menjadi kekenyangan akhirnya gue kembali ke kelas, dan menempelkan pantat montok gue di singgasana gue.

"Pulang sekolah lo ikut gue" kata Revan yang tiba-tiba sudah ada di samping gue, buset ini cowok kayak setan tau gak.

"Ngapain?" Balas gue cuek, biar kesannya sok jual mahal gitu wkwkwk.

"Ikut aja napa sih"

"Jangan-jangan lo mau apa-apain gue, yakan, ngaku gak lo?

"Najis, lo jangan kebanyakan mimpi" kata Revan sambil berjalan meninggalkan gue.

Songong banget tuh cowok, ewh!

•••

Bunyi bel menjalar ke semua koridor-koridor kelas, yang menandakan jam pelajaran Sejarah di kelas XI Ipa 7 sudah selesai dan saatnya untuk pulang.

"Sini lo" teriak Vero sambil menarik tangan gue yang baru saja keluar dari kelas untuk menyampiri Revan yang sudah menunggu di parkiran sekolah.

"Apaan sih lo, lepasin tangan gue woy, dasar lo cabe" kata gue sambil mencoba melepaskan cengkraman Vero di tangan gue.

"Cabe? Hello elo tuh yang cabe, Dasar yah lo cabe gak tau diri, cabe ke gatelan" katanya sambil memperkuat cengkramannya.

"Awww" teriak gue "lepasin begok, mau lo apa sih?"

"Mau gue? Gue maunya lo gak usah dekat-dekat lagi sama Revan, kenapa? Karena Revan itu jodoh gue dan lo gak usah kegatalan ke dia, lo itu emang yah cabe gak tau diri, sudah anak baru, terus ngelunjak"

"Terus kalau gue anak baru kenapa? Lo pikir gue takut sama lo?" Kata gue "lagian lo pikir gue mau sama Revan hah? Revannya aja kali yang suka sama gue"

"Alah, lo gak usah sok kecantikan deh, lo pikir lo cantik?"

"Yaiyalah gue cantik, gue mirip Selena gomez sedangkan lo, lo cuman mirip upilnya Selena gomez yang sudah basi"

"Kurang ajar lo, liat aja suatu saat lo bakalan nyesal dengan kata-kata lo, ingat itu" sambil melepas cengkramannya dan meninggalkan gue.

"OKE GUE TUNGGU PENYESALAN GUE, LO PIKIR GUE AKAN TAKUT? GUE TUNGGU LO" teriak gue.

•••

"Lo dari mana sih, lama banget, gue udah kepanasan tau gak nungguin lo" kata Revan dengan ekspresi jutek saat gue baru datang ke parkiran sambil memegang tangan gue yang merah karena cengkraman Vero si jalang.

"Bacot"

"Tangan lo kenapa?" Sambil memegang tangan gue.

"Gak papa"

"Kalau sakit tuh dibilang, bukan ditahan, gak usah sok tegar, lo itu bukan batu karang, bahkan batu karang aja bisa di hancurin sama air sedikit demi sedikit, apalagi hati lo yang cuman terbuat dari segompal darah dan daging"

"Apaan sih alay banget, tangan gue cuman digigit semut kali" kata gue sambil menarik tangan gue yang dipegang oleh Revan.

"Terserah deh, bad girl kayak lo emang susah di bilanginnya"

"Ya udah lah yah, intinya lo mau ajak gue ke mana, kalau gak penting mending gue pulang sekarang"

"Yaudah sekarang lo masuk mobil cepat"

"Terus mobil gue gimana?"

"Itu mah gampang, sekarang lo masuk aja deh, susah banget sih di bilanginnya"

Akhirnya gue pun mengikuti perintah Revan untuk masuk ke dalam mobil, hingga akhirnya mobil itu berjalan entah kemana.

Keheningan terjadi di dalam mobil, Revan fokus mengendarai mobil sementara gue cuman bisa lirik-lirik Revan wkwkwk, gue liat rambutnya yang mengkilat karena pomade dan kumis tipisnya yang bikin emesh wkwkw gakuku ini mah.

BS (1) - Bad Girl RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang