13. Change

2.6K 248 4
                                    

Gue udah rapi dan siap berangkat ke sekolah, perasaan gue gak enak, gue yakin Revan bakal nonjok gue nanti di kelas, karena gue kemarin kabur dari sekolah, dan tidak menjalankan hukuman, yakali siapa sih yang mau di hukum.

Oke gue harus siapin mental buat di tonjok, dicaci-maki, atau bahkan dibunuh, hiksss hayati belum kawin kale, masa udah mati, belum sempat coba ena-ena juga udah masuk neraka deluan, Pfft.

Gue melangkahkan kaki gue dengan cepat ke dalam sekolah, gue gak tau perasaan gue saat ini, gue ketakutan cuyy, takut sama bapak ketua kelas yang galaknya ngalahin kak rose-nya upin & ipin.

Ya allah tolong hambamu ini yang imut, cantik, baik, suka menolong, dan sayang mama papa, eh gue lupa papa gue banyak diluar sana.

Gue melangkahkan kaki masuk kedalam kelas, gue lihat ada Vero yang menatap gue dengan sinis, dan Revan yang sedang asik membaca buku cetak biologi di kursinya.

Gue pelan-pelan masuk dan melewati bangku Revan yang tepat di depan meja guru, ini kok gue kayak apa banget sih.

Revan melirik gue, mampus lo Ri mampus, untungnya dia cuman lirik gitu dan kembali membaca buku di tangannya.

Selamat.

Tumben banget ya allah ini anak gak banyak bacot, mungkin tuhan mengabulkan doa anak shaleh seperti gue. Azeq wkwkwk.

Tringgg....tringgg....tringgg

Bunyi bel yang menandakan pelajaran akan dimulai. Mampus gue baru ingat kalau hari ini belajar Bhs. Indonesia, dan kalian tau gurunya siapa? SI ASTUTI ITU YANG SUKA BIKIN JANTUNG HAYATI MAU COPOT, mampus.

Gue boleh aja selamat dari Revan tapi tidak dari astuti similikiti takewer-kewer.

Semua anak sudah masuk di kelas, termasuk gue, dan gue sekarang sadar betapa turutnya anak-anak dari sekolah ini dengan peraturan sekolah.

Gue rindu dengan sekolah dan kelas gue yang dulu, yang suka buat onar, yang gak bisa diam, yang dalam sehari ada aja yang baku tonjok, gue rindu anak buah gue, karena dulu gue ketua kelas mereka, hiksss i miss you guys.

Trekkkk

Suara bunyi pintu terbuka dan menampilkan sosok penampakan, eh gakdeng wkwkw si astuti itu loh yang masuk ke kelas, astuti melirik gue dengan tatapan tajam, ya allah ini tuh gue kayak wanted tau gak.

BRUKK
Astuti menaruh buku-buku yang dibawahnya ke meja, ya allah gak ikhlas banget lu tut naruh bukunya.

"Anak-anak, buka buku paket kalian halaman 172"

Semua anak-anak mengikuti perintah si tuti dan gue juga termasuk salah satu dari mereka, udah gue ikutin aja, gue tau gue salah dan kali ini gue beneran takut.

"RIRI"

Tiba-tiba si tuti panggil gue, keringat dingin gue mulai bercucuran, gue remas rok gue dengan keras, mampus gue ya allah.

"Apakah kamu sudah melaksanakan hukuman yang saya berikan kemarin?"

Oh shit, ini pertanyaan yang sudah gue takuti dari kemarin-kemarin, Vero menatap gue sambil nyengir-nyengir bahagia.

"Aaa....." Mulut gue kaku, aduh kalau gue bilang belum bakal dimarahi, kalau sudah ketahuan bohongnya, terus gue harus apaaaaa?.

"Sudah bu, Riri sudah melaksanakannya"

Gue cengong mendengar Revan yang membalas pertanyaan Ibu tuti tanpa aba-aba dan langsung nancap gas, ini beneran dia belain gue?

"Tidak bu, tidak, Revan bohong, riri belum melakukannya, kemarin aja nih bu dia lari dan bolos dari sekolah." teriak Vero. Ini anak kenapa sih selalu aja cari masalah sama gue.

"Saya beneran bu, Vero yang bohong" balas Revan yang tak mau kalah.

"Revan kenapa sih lo belain si jalang itu"

WOY CABE KURANG AJAR LO, LO KALI YANG JALANG, BANGZZZZZ LO BANGZZZZ, pengen banget gue teriak gitu, tapi aghhh hayati tak mampu.

BRUKKK
Bruk mungkin jadi ciri khasnya si tuti ya allah.

"Sudah, saya lebih percaya Revan dari pada kamu Vero, bagus Riri kalau kamu sudah melaksanakan hukuman kamu, lain kali kamu jangan mengulangi kesalahan yang sama, bisa-bisa saya pusing urusin kamu."

Gue hanya bisa mengangguk, Revan kembali membaca bukunya tanpa balik belakang dan menatap gue, gue gak percaya dia belain gue, seorang cowok yang jujur dan taat peraturan sekarang sudah berani bohong demi gue.

Andai saja gue itu sebuah es, mungkin gue sudah meleleh dari tadi.

•••
Makassar, 8 Juni 2016

BS (1) - Bad Girl RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang