Butterfly | KTH

(2) Stranger

Hai! Kembali lagi di chapter 2 nih!

Gimana chapter 1 nya?

Maaf ya kalo gaje

Cuma mau mengeluarkan imajinasi lewat ff sajaa

Dan berharap kalian suka^_^

Start! Happy reading yaa

.

.

"AH!"

"OMO, SIAPA ITU?!"

---
"AH, ssh appo! Ya neo pabo ya?!"

Irene hanya membeku diam, ketakutan.

Ia sekarang mengerti bahwa apa yang barusan ia injak adalah kaki seorang namja.

"Mi-mianhae.. aku benar-benar tidak tahu ada seseorang disini.. jo-joseonghamnida.." ucap Irene gelagapan. Ia benar-benar takut sekarang.

Satu gubuk dengan seorang namja asing yang berteriak kepadanya karena tidak sengaja menginjak kakinya.

Dan satu hal lagi,

Suaranya benar-benar mengerikan saat berteriak.

"Ini sakit sekali. Hei kau, kesini. Kau harus bertanggung jawab atas hal ini." Namja itu menuntut.

Irene mulai ketakutan. Ingin sekali baginya untuk melarikan diri dari sana. Tapi saat kakinya akan melangkah, suara petir berhasil membuat Irene ketakutan.

Ia terduduk dan menutup kedua telinganya. Dan saat suara petir yang kedua, Irene mulai terisak.

Sedangkan namja di sudut lainnya memandang Irene kasihan. Rasa sakit di kakinya hilang begitu saja saat melihat gadis itu meringkuk dan terisak ketakutan.

"Neo gwenchana? Kenapa menangis?" Namja itu tanpa sadar berdiri dan berjalan kearah Irene.

Suara gemuruh petir memperburuk Irene dan membuat tangisnya pecah.

"Kau takut?"

Duaar.!

"Aah!"

Irene melonjak dan menarik benda apapun yang ada disampingnya.

Dan disampingnya ada seorang namja yang barusan ia injak kakinya.

Jadi ia menarik baju tersebut dan menutupi wajahnya dengan itu.

"Eomma, hiks andwee.."

"Apa yang kau lakukan?"

Tersadar dengan apa yang ia raih, Irene mendongakkan kepalanya dan menangkap raut datar dari seorang namja.

Persetan dengan raut mukanya. Sekarang Irene lebih memilih berlindung di baju namja tersebut daripada menghadapi suara petir sendirian.

Cukup lama hingga suara petir berangsur angsur hilang, bersamaan dengan isakan Irene.

Hanya tinggal suara rintikan hujan yang masih belum berhenti sedari tadi.

"Sudah puas dengan bajuku?"

Mendengarnya, Irene langsung mendorongnya dan bergeser menjauh dari namja tersebut.

"Mian.."

Irene mendongak dan melihat wajah namja tersebut yang disinari sedikit cahaya dari salah satu celah.

Wajahnya ..