(5) Prince

156 27 2
                                        

Hello~ meet again!

Sebelum kalian baca chapter ini, ada yang ingin disampaikan sama author nih

FF ini bakalan ganti pemain.

Tapi Cuma 1 orang aja

Jadi nanti yang main itu Irene bukan Suzy

Soalnya temenku ada yang bilang kalau Tae sama Suzy itu rada gacocok

Jadinya gangefeel:v

Sebelumnya aku emang udah tau kalau Tae sama Suzy itu kurang cocok

Tapi berhubung Suzy punya pict pake hanbok, yaudah dia aku pake dan kupikir ini gabakalan ngaruh ke ngefeelannya karena ini baru pertama kali dan aku gatau._.

Jadi ini Cuma ganti pemainnya aja kok, tapi alurnya masih tetep.

Udah gitu aja sih. Tengkyuu

And happy reading^^

.

Author Pov

Mungkin untuk pertama kalinya, Irene bangun dari alam mimpinya tanpa harus dibangunkan.

Ia mengucek matanya, memperjelas pengelihatannya.

'Ini masih pagi.' Gumamnya.

Kamarnya perlahan mulai diterangi oleh cahaya mentari pagi, memperlihatkan seisi ruangannya.

Irene kemudian duduk. Tak lama, telinganya mendengar langkah seseorang berjalan menuju kamarnya.

Terlihat seorang wanita yang terlihat lebih tua darinya membuka pintu lalu menatapnya dengan terkejut.

"Oh? Tuan Putri? Anda sudah bangun?" tanyanya, berjalan menuju Irene.

Irene berdehem, sambil menggaruk kepalanya.

Pelayan yang bernama Nyonya Jang Seunbi itu menatap Irene sedikit khawatir dan bertanya kembali, "Apakah anda bermimpi buruk semalam?"

Gadis itu menggeleng, lalu menatap pelayannya, "Kenapa kau terlihat terkejut?"

"Tidak, bukan begitu. Hanya saja heran melihat anda bangun pagi hari ini."

Irene memajukan bibirnya, "Nyonya Jang seharusnya bangga melihatku bisa bangun pagi sendiri."

Tangannya turun dan terlipat didepan dadanya, "Ini merupakan keajaiban bagiku."

Nyonya Jang hanya tertawa kecil. Ia kemudian berbalik melangkah keluar, "Aku akan menyiapkan air rendamannya dulu Tuan Putri."

Irene mengangguk. Ia kemudian teringat sesuatu yang membuatnya menarik tangan Nyonya Jang tiba-tiba.

"Tunggu!"

"Iya Tuan Putri?"

Irene menggigit bibirnya ragu, "Bolehkah aku pergi keluar sebentar?"

"Anda ingin pergi kemana? Lihatlah, anda masih sakit perlu banyak istirahat." Nyonya Jang menyentuh dahi Irene dengan punggung tangannya.

"Naneun gwenchana." Irene lalu mengambil tangan Nyonya Jang dan memegangnya lembut, "Aku akan pergi ketempat biasanya. Hanya sebentar."

"Lalu bagaimana jika Yang Mulia Ratu menanyakan anda?"

"Katakan saja bahwa aku masih tidur dan aku berpesan bahwa tidak ada seorang pun yang boleh masuk kekamarku."

"Bagaimana jika Yang Mulia memaksa untuk meminta masuk?" tanyanya kembali dengan penuh kekhawatiran.

Butterfly | KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang