"Karna orang yang kamu percayai adalah orang yang akan membuatmu kecewa"
🐳🐳🐳🐳🐳🐳
Pagi yang cerah.
Tapi tidak secerah hati gadis yang satu ini"Alexa??", panggil seseorang di dekatnya. gadis itu mengangkat kepalanya sedikit.
"Lo gak apa-apa?", tanya orang itu lagi ,dan duduk di samping Alexa.
Gadis itu menatap orang disamping nya dengan tatapan sendu lalu segera menggeleng.
"Serius??tapi gue gak liat ada ketenangan di mata lo?".
Alexa membuang nafasnya pelan, lalu orang di disampingnya langsung paham , seakan nafas Alexa adalah jawaban yang jelas.
"Gue tau Xa , ini cuma salah paham dan gue juga tau kalau lo gak berniat", ucap nya sedikit menenangkan.
Sedikit.
ya hanya sedikit , karna menurut Alexa tak ada hal yang buruk selain hancurnya persahabatan.
Air matanya kembali mengucur, walau tak sederas tadi.
"Gue salah Nae", ucap Alexa frustasi kepada Nae.
Nae. nama panjangnya Naesyla, salah satu teman nya Alexa yang bisa dibilang masih cukup baru.
Mereka bertemu dalam satu eskul dan akhirnya mereka berteman.
Nae masih berusaha menghibur dan menenangkan Alexa yang masih terus-menerus bersedih dalam penyesalannya.
Nae memeluk Alexa erat, dan lagi lagi tangis Alexa pecah.
Mungkin menurut orang-orang, Alexa berlebihan untuk uring-uringan seperti ini hanya karna persahabatannya hancur.
Tapi berbeda buat dirinya, karna kehilangan sahabat lebih sakit ketimbang kehilangan pacar.
"Gue janji Xa bantuin lo buat balik lagi sama sahabat-sahabat lo, karna persahabatan yang hebat itu bakalan tetap sama-sama walau sebesar apapun masalah yang menimpa".
Alexa mengangguk paham, dan menghapus air matanya walaupun tak menghilang kan bekas.
"Eh ayo istirahat , come on Xa ini cuma salah paham, gue bakal bantu lo kok, tenang deh", ucap Meila dengan antusias.
Alexa tersenyum tipis saat kedua temannya itu memainkan alis mereka.
"Yok ah !, lo gak cape apa sedih-sedihan mulu 3 hari ini??huh?", Meila menarik tangan Alexa dan Nae.
Mereka pun berjalan ke arah kantin dengan sedikit senyum yang terulas dari Alexa , dan setelah sampai di kantin ternyata sudah banyak sekali siswa-siswi yang menyerbu makanan. Al hasil mereka tidak kebagian meja.
Mata Meila masih mencari-cari, berharap ada meja kosong + 3 bangku kosong.
Sampai matanya terpaku ke satu titik.
"Ehh itu mejanya kosong", Meila menggoyangkan tangan Alexa dan Nae seperti anak kecil.
Mereka menghampiri meja itu, tapi sayang sebelah meja itu ada sesuatu yang membuat hati Alexa enggan untuk berjalan ke arah sana.
"Gue makan di kelas aja ya", dan setelah itu Alexa berlari kecil untuk ke kelas, untunglah tadi ia memesan makanan dulu baru mencari tempat, jadi kini ia sudah menenteng sterofom yang berisi nasi goreng.
Nae dan Meila saling melempar tatapan , sampai akhirnya Nae mau balik ke kelas untuk menyusul Alexa.
Tapi dengan cepat Meila menahan tangan Nae.
"Biarin aja mungkin dia lagi pengen sendiri, lagi pula dari tadi kita ngintilin dia mulu, dia butuh waktu sendiri disaat-saat seperti ini", tenang Meila dan Nae mengurungkan niatnya untuk menyusul Alexa.
Sedangkan di sebelah meja Nae dan Meila.
ada Asya,Dila, dan Dasya.
Itu alasan Alexa lebih memilih makan di kelas padahal kelas sangat sepi.. bahkan hanya dia yang berada di kelas.
Asya mengunyah makanan nya dengan malas-malasan , di tambah Dila yang masih menatap Asya lekat, sedangkan Dasya menikmati makanannya sangat serius.
"Lo masih marah As sama dia?", tanya Dila menatap bingung Asya.
Dasya menengok ke arah Dila dan Asya , tapi setelah itu langsung melanjutkan makannya yang nikmat itu.
Asya menghiraukan pertanyaan Dila, karna saat ini Asya hanya perlu waktu dan tidak ingin dipaksa ataupun di tanya-tanya.
Asya menggeleng, Dila tak mengerti sama jawaban isyarat dari Asya.
Setelah itu Asya membuang tatapannnya malas, dan Dila kembali ke makanannya juga.
Meja mereka pun hening.
Halo👋
ini cerita pertama aku, maaf yah kalau kurang jelas atau aneh, baru pemula maklumin ya.minta bantuannya ya teman 😘
ps: maaf ya di prolog udah ada masalah aja🙏 . hehehe 😸
~Za 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of a Lifetime
HumorCinta dari sebuah persahabatan, cinta dari keluarga, cinta dari kekasih, cinta dari waktu ke waktu. Penghianatan yang terjadi mengajarkan dirinya akan hal persahabatan. Ketegaan orang tuanya mengajar kan dirinya tentang arti keluarga yang sebenarnya...