🍃🍃(1)🍃🍃

205 28 3
                                    


Dia mengunyah dengan segan, matanya seakan menatap ke arah depan dengan lekat.

Gue gak bisa di jauhin kalian, gue gak bisa berantem sama kalian, terutama lo As, gue bingung gimana cara yang bisa bikin lo kayak awal lagi, walaupun itu mungkin mustahil bisa berhasil.

  Kalau tau bakal berpisah, Alexa tidak akan masuk dalam waktu awal pertemuan mereka.

.......

   "Hey", sapa pelan gadis yang duduk di sebelah kanan dengan tas kuning ungunya dan kerudung segi empat nya.

   "Juga, nama lo siapa?",responnya dengan tangannya bergerak menandakan untuk berjabat.

   "Alexa", jawab gadis itu manis dengan tangannya yang sudah bersama tangan orang di depannya.

  "Asya", jawab Asya tak kalah manis dari Alexa.

  Tak perlu waktu lama.

bukan sulap.bukan sihir. Mereka langsung akrab seperti teman yang sudah lama kenal bahkan sangat lama.

   Mereka bercerita-cerita seakan dunia milik mereka, Alexa yang mudah bergaul di tambah Asya yang banyak bicara , mereka bakal asik dengan obrolan mereka kalau sudah di satukan.

  Sampai teman di depan mereka berdua menengok ke arah Asya dan Alexa.

  Dan salah satu dari mereka berdua bertanya pada Asya dan Alexa.

   "Nama kalian siapa?", Asya dan Alexa saling tukar pandang.

   Alexa tersenyum antusias dan menjabat tangan teman di depannya , yang di jabat pun terkejut lalu perkenalan itu pun dimulai.

   "Rumah kalian dimana?" tanya Dila  yang di dukung juga oleh Dasya, mereka seperti kembar namanya saja hampir sama hahaha.

   Lagi lagi Asya dan Alexa saling tukar pandang hingga ide jahil pun muncul. "Rumah gue.....- - - ", jawab Alexa membuat Dila dan Dasya penasaran.

   "Di bumi", ucap Alexa dengan sedikit keras, Dila dan Dasya menatapnya malas 😒, sedangkan Asya tertawa keras dan di selingi  tawa jahat 😁.

"Jayus", bisik Dila ke Dasya.

Dasya masih tidak putus asa dia masih melanjutkan pertanyaan nya itu.

   "ihhh rumah kalian dimana??".

  "Rumah gue di atas tanah", kini giliran Asya yang berusaha mengeluarkan lelucon.

sumpah ya, gue rasa mereka pengen jadi pelawak cuma karna gak kesampean jadinya garing kayak gini, mana ngeselin juga lagi,   batin Dila gemas.

"okkk okkk kali ini gue serius", ucap Alexa karna sudah melihat Dila dan Dasya di penuhi asap yang ngebul di kepala mereka di tambah tanduk nya yang sudah tumbuh *anggap aja beneran*.

   Dan dari situ juga mereka sudah mulai akrab dan mulai menjalani hari-hari dengan bareng-bareng, seperti jajan,ngerjain tugas, ke kamar mandi *abaikan*, dan yang lebih terlihat bareng-bareng nya itu saat ngerjain soal dimana Asya dan Alexa 'haji mumpung' untuk menyontek.

.....

"Sya nanti jadi ke toko buku?", tanya Dila dengan merapikan buku yang menumpuk di kolong meja.

  "Iya" jawab Asya juga merapikan buku dan sesekali memeriksa kolong meja.

  "Yuk", Dasya berjalan dengan Asya, Dilla jalan sendiri tepat di belakang mereka.

   Sekarang mereka ada di satu tempat buku yang sudah familiar buat sekolah mereka. Selain bagus , sekolah juga selalu kerja sama dengan toko buku ini.

 
     Dari ujung toko ada dua orang yang sedang sibuk memilih buku.

   "Lu jadi beli yang mana?", tanya laki-laki disampingnya.

   "Mungkin ini aja dulu", jawab gadis itu yang menunjukan buku bercover merah muda yang sangat cantik.

    "Yaudah yok bayar", Dika melangkah ke arah kasir dan diikuti Alexa dari belakang.

  Ya Alexa dan Dika jalan bareng , eit...itu pun juga gak sengaja, kalau bukan karna angkot nya nyebelin, dia tak akan jalan bareng mantan gebetan.

   Ini suatu kebuntungan atau keuntungan? seperti nya keuntungan.hm.mungkin.

   Dengan lihai nya kasir menghitung harga, suatu kesenangan bagi Alexa dari kecil yang melihat seorang kasir menghitung harga dengan alat yang menurut Alexa unik.

    Alexa cengar cengir melihat Dika yang sesekali menggoda mbak kasirnya.

   Setelah bosan dengan pandangannya , ia lemparkan pandangannya ke sudut lain.

   Mata nya terkunci di sudut ujung toko buku.

   Kalian kayaknya bahagia banget yah tanpa gue? yaudah kalau gitu gue gak bakal ganggu kebahagiaan kalian, tapi sejujurnya nyesek pisah sama kalian ,gue terlanjur nyaman sama persahabatan ini.
  

  Alexa tersenyum tipis , dan menoleh ke arah Dika, ternyata sudah selesai.

   "Ayo Xa" ucap Dika menarik kantong belanjanya dan sempat menarik tangan Alexa sebentar karna ribet dengan buku-buku di kantong "Gue anterin lu ya".

   "Eh gak usah , nanti gue cari angkot yang bener deh yang gak bakal mogok." seru Alexa dengan senyum nya "Oh ya btw nih uang nya".

   Dika menahan tangan Alexa, "Gak usah , cuma satu kok. Itung-itung gue sedekah".

   "Yee gue masih mampu kali buat beli satu buku doang mah", tangkis Alexa merasa dirinya diejek dengan laki-laki ngeselin itu.

   "Iyaya gue tau , tapi nyokap gue bilang nolak rezeki itu gak baik, pamali", Dika memainkan alisnya membuat Alexa memutar bola matanya malas.

   "Yodah makasih, gue mau pulang sekarang , bye". Lagi-lagi tangan Alexa di pegang *ralat di tahan.

   "Kan gue udah bilang , biar gue anterin".

Dan hari ini adalah first time bagi Alexa untuk jalan bareng Dika, Gebetan yang dulu pernah ia perjuangkan mati-matian.

^^^^^^^^^

  ~ Za 😘

Love of a LifetimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang