MD 6 -Begin.

2.4K 126 2
                                    

"Lo tunggu sini aja ya Bang." Ify kembali mengingatkan Rio agar tidak ikut masuk ke dalam rumah gadis ini.

Rio hanya berdecak dan memandang Ify malas, yang tandanya Dia bosan dengar ucapan itu terus dari Ify.

Ify pun tersenyum sampai mata lalu keluar dari mobil Rio -Ify yang menyuruh Rio menggunakan mobil agar orang tuanya tidak dapat melihat Rio secara langsung.

"Mamiiiiii." Ify memeluk Mami nya penuh sayang lalu menciumi pipinya.

"Pii." Kemudian beralih ke Papi nya.

Ify menelan ludahnya dengan sulit.

"Ify mau minta ijin." Kata Ify sambil menunduk. Dia nggak berani memandang orang tuanya, seharusnya Dia memandang orang tuanya tapi tidak berani.

"Iya, kita udah tau kali. Malah kita heran kenapa kamu balik lagi?" Itu respon Mami Ify.

Ify memandang Maminya bingung. Lah kapan gue laporannya. Batin Ify. Oh pasti kunyuk-kunyuk itu, lanjutnya dalam hati.

"Emm kan mau ambil barang Mi. Yaudah aku ke kamar dulu." Pamit Ify.

"Oh iya, yaudah sana, mami nggak sempet beresin barang yang kamu butuhin Fy." Kata Mami Ify.

Ify hanya mengangguk lalu berlari ke kamarnya. Orang udah aku siapin kok Mi, batinnya miris.

Ify merasakan pahanya bergetar, lebih tepatnya hp nya yang bergetar.

+6285710xxxx
Buruan nyet. Pegel nungguinnya.

Ify berdecak sebal. Pasti Rio, ternyata masih nyimpen nomer gue, batin Ify.

Ify segera mengangkat tas ranselnya yang penuh dengan pakaian lalu mengangkat kardus yang berisi buku-buku pelajarannya. Ify kan juga masih sekolah, jangan lupakan itu. Setelah itu Ify bergegas keluar kamar.

"Fy bawa segitu doang bajunya? Buat sebulan lho." Tanya Papi Ify yang heran melihat Ify hanya membawa satu tas ransel sedikit besar, intinya nggak besar-besar banget.

"Iya gapapa Pi, masak iya mau bawa satu lemari? Kan nanti bakal dicuci kalo kotor." Jelas Ify.

"Jangan gitu dong, ngrepotin orang tuanya Agni." Kata Mami Ify sambil melotot galak.

"Lah kok ngrepotin? Kan Ify sendiri yang nyuci." Kata Ify dengan sewot. Sedangkan Mami dan Papinya memandang anak gadisnya tidak yakin.

"Bang Tian! Ify pergi dulu ya! Jangan dicariin. Bakal sering-sering pulang kok!" Jerit Ify.

"Percuma, tidur dia Fy." Kata Papi Ify.

"Yaudah nanti bilangin ke Abang aja ya Mi, Pi. Ify berangkat. Sama temen di depan, tenang aja." Ify menyalami tangan orang tuanya lalu mencium pipi keduanya dan segera menghampiri Rio yang udah sangat bosan karna menunggu lama.

** **
"Oke. Jadi lo boleh kerja mulai sekarang." Kata Rio dengan santai.

Ify menatap Rio tidak percaya. Sekarang? Yang benar aja! Bagian badannya aja rasanya seperti mau lepas satu persatu udah disuruh kerja jadi pembantu, sekarang?!

Pasti kalian nggak tau kenapa badan Ify sakit semua. Karna dari rumah Ify ke mobil sampai dari mobil ke rumah Rio, Ify mengangkat barang-barangnya yang walau sedikit tapi berat itu sendirian. SENDIRIAN. Dan Rio hanya melihat, bahkan membantu doa aja mungkin enggak.

Tapi Ify kembali ingat dengan UUD MD biadab yang udah dibuat Shilla. Tandanya dia nggak boleh mengulur waktu untuk menjadi pembantu.

"Jadi budak beneran deh." Gumam Ify lirih.

Mission Dare [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang