MD 25 - Truthfully

822 72 9
                                    

Ify menatap satu persatu semua orang yang berada di sana.

"Akting gue bagus nggak sih?"

Mereka bingung mendengar pertanyaan Ify.

"Akting gue buat lupa ingatan, bagus kan?" Ify tertawa renyah setelahnya. Ify tertawa renyah, sedangkan semua yng berada di sana kaget sekaget-kagetnya.

"Gue udah buat pengakuan tapi kenapa ada yang masih belum buat pengakuan ya? Nggak adil dong." Tatapan Ify kali ini menajam.

Rio mematung saat melihat tatapan tersebut, tapi setelah itu ia berusaha biasa saja.

"Fy lo ngomong apa?" Tanya Via dengan mengernyit. Ia tidak tau mengapa sahabatnya jadi super aneh seperti ini.

Tidak ada reaksi apa-apa setelah Ify menyaksikan foto demi foto yang tadi mereka putarkan khusus untuk Ify. Apa rencana untuk membuat Ify ingat kembali sudah berhasil? Atau justru sebaliknya?

Brakk!!

Semua menoleh saat pintu rumah Ify terbuka kebar karena ulah seseorang. Gisca berdiri di sana dengan napas terengah-engah.

Tak lama kemudian Gilang menyusul masuk dengan terengah pula.

"Sumpah demi Tuhan keceplosan, gue minta maaf." Ucap Gilang saat mengetahui tatapan tajam Rio yang tertuju padanya.

"Ri-"

"Jangan Gis, biar gue." Cegah Ify saat Gisca akan menyerukan sesuatu.

Gisca menatap Ify dengan sebal. Mana mungkin ia akan membiarkan Ify mengingat semuanya semudah ini.

"Gue sedih, Yo. Gue kecewa atas apa yang udah lo lakuin." Kali ini Ify menatap Rio dengan tatapan kecewanya yang selama ini ia tahan. Ia akan mengungkapkan semuanya sekarang juga.

"Gue nggak tau harus gimana, saat gue udah hampir jatuh lagi ke lo tapi justru gue mengetahui sesuatu lain. Rio, gue seneng banget kita bisa baikan. Gue seneng saat perasaan gue terbalas."

Semua menatap Ify dengan pandangan bingung. Terkecuali Agni yang menatap Ify dengan iba. Mereka bahkan heran, karena Ify terlalu menekan kata Rio.

"Gue tau dia Gilang, iya Gilang yang itu."

Gilang terlonjak kaget saat Ify menunjuk dirinya.

"Gue tau Gisca nggak punya perasaan apa-apa sama Rio. Dia cuma cinta Ryan, tapi lo bohong." Ify kembali menatap Rio yang sekarang menatap Ify dengan datar.

"Gue tau semuanya, tapi lo nggak tau kan kalo gue nggak bener-bener amnesia."

Ucapan Ify sukses membuat semua yang berada di situ menatapnya tidak percaya. Ify sudah mengakuinya tadi, dan ini yang kedua kalinya tapi mereka masih tetap kaget.

"Gue merasa gue harus melakukan itu saat perilaku lo ke gue masih sama. Gue tau saat pertama kali gue buka mata sejak kecelakaan, saat itu lo masih Rio yang sama dengan Rio sebelum gue kecelakaan. Lo bukan Rio yang gue inginkan selama ini. Lo masih Rio yang sama dengan yang kemarin!" Mata Ify memerah menahan sesak dan amarah.

"Fy, gue minta maaf."

Suasana ruang inap VIP Ify yang tadi ramai, sekarang hanya tertinggal dua sejoli ini.

Rio menatap Ify dalam-dalam. Ia tidak tau harus bagaimana lagi melihat Ify yang tidak berdaya seperti ini.

Kemudian dering telepon mengalihkan perhatiannya,

"Apa? Gue udah bilang jangan hubungin gue dulu."

"Gue tau! Sangat tau kalo keadaan dia saat ini semakin parah, maka dari itu gue masih di sini." Rahang Rio mengeras. Ia mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

Mission Dare [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang