MD 22 - Kemarahan, Kecerobohan.

947 70 0
                                    

Rio membuka pintu rumahnya sendiri seraya menghela nafas lelah. Kenapa hari ini sepertinya banyak sekali masalah? Seharusnya ini menjadi hari libur yang tenang, tapi nyatanya tidak.

"Apaan nih?" Rio mengernyit saat melihat Ify sedang membersihkan ruang tengahnya yang sangat berantakan.

Ify yang sedang memunguti kemasan cemilan yang tadi dibawa Agni, Via dan Shilla langsung menoleh ke belakang, dimana Rio berada.

"Bukan gue, iblis bertiga itu yang bikin berantakan. Kampret banget, nambahin kerjaan aja." Adu Ify dengan sebal.

"Pada ke sini? Ngapain?"

"Ngrusuh."

"Astaga, ini apalagi?" Pekik Rio saat melihat sesuatu seperti yogurt menempel di lantai rumahnya.

Ify mengacak-acak rambutnya dengan kesal. "Ulah Via itu mah, bener-bener pingin bikin gue jadi pembantu ya!" Gerutu Ify yang dalam hatinya menyumpah serapahi sahabatnya itu.

"Yaudah deh lo beresin ya, gue ke kamar dulu." Pamit Rio yang kemudian langsung melangkah ke kamarnya tanpa basa-basi.

Ify menatap lurus kepergian Rio, Ia pasti merasakan hatinya yang sakit jika Rio yang berbuat seperti itu. Seolah tidak peduli padanya, padahal Ify ingin Rio peduli lagi padanya.

Ify mengalihkan pandangan ke arah ponselnya yang menyala, kemudian Ia membuka notification yang ternyata adalah Line dari Agni.

"Gue baru tau, dari tadi Gisca ngikutin Rio terus." Itulah bunyi voice note dari Agni.

Dengan cepat Ify mengetikkan balasan untuk Agni.

Ifyy : Itu g pnting karna Gisca psti g mau ksh tau apa-apa. Dia benci gw, lo tau itu.

Ify menghela nafas, kemudian melepaskan earphone yang tadi Ia pasang di telinganya agar tidak ada yang dapat mendengar voice note dari Agni. Setelah itu, Ify melanjutkan acara bersih-bersihnya yang sedikit lagi selesai.

Dilain tempat, Agni mendengus membaca balasan Ify. Lo bener Fy. Dengan cepat Agni mengetikkan balasan untuk sahabatnya itu.

Agni : first mgkn gue netral antar lo sma yg lain. Tp skrg gw mau pro ke lo.

Ify segera membuka ponselnya yang berdering lagi. Ia tersenyum membaca balasan Agni. Bukan tersenyum licik, tersenyum jahat apalagi tersenyum iblis. Ify tersenyum lega dan senang. Ia lega karena akhirnya ada yang percaya padanya. Mungkin keputusannya memberitahu Agni tidaklah salah, Ia yakin Agni bisa mengerti dirinya. Walaupun demikian, bukan berarti Ia tidak percaya kepada Via dan Shilla. Hanya saja keadaan belum memungkinkan untuk menjelaskan kepada mereka berdua. Dan lagi, lebih sedikit yang tau akan lebih mudah untuk menjalaninya.

** **

Ify diam-diam memperhatikan Gisca yang secara terang-terangan memperhatikan Rio. Seperti yang lalu, Gisca meminta ijin untuk istirahat bersama mereka lagi dan tentu saja mereka tidak bisa menolak. Ah tidak, Rio ingin menolaknya tapi akan mencurigakan jika hanya dirinya yang menolak, 'kan?

"Eh kemarin pada holiday kemana nih?" Celetuk Cakka mencoba mencarikan suasana yang tiba-tiba kelam saat Gisca bergabung. Masalahnya, Vila tidak ikut bergabung di sini.

Ify mendelik ke Cakka yang dengan santainya menyeletuk seperti itu. Setelah apa yang Ia lakukan saat di vcall?

"Ke suatu tempat yang buat gue tau sesuatu." Jawab Rio terlebih dahulu.

Gabriel menegang saat mendengar jawaban Rio. Iel ingat kemarin Rio berjanji bahwa hari ini mereka berempat harus berbicara. Oh ya, masalahnya dengan Shilla saja belum Ia selesaikan.

Mission Dare [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang