MD 16 -Tik Tok.

2.2K 113 1
                                    

Tepat saat bel berbunyi, Ify dan Rio sampai di depan pintu kelas Ify.

"Sampe sini aja ye," kata Rio sambil memasukkan sebelah telapak tangannya ke saku celana.

"Sapa juga kan yang minta dianterin sampe kelas? Yaudah sono balik." Ify mengibas-ibaskan tangannya.

"Untung juga gue anterin." Rio menarik hidung Ify sampai memerah, membuat Ify menjerit dan refleks menampar pundak Rio.

Rio tertawa bahagia melihat hidung malang Ify yang sekarang berwarna merah, masih dengan tertawa Ia meninggalkan Ify yang misuh-misuh.

Ify masuk ke dalam kelas dengan mengelus-elus hidungnya.

"Nah kan, udah bel aja baru balik. Pacaran mele bukkk." Celetuk Shilla membuat Ify mendongak.

"Pacaran endasmu. Gak liat nih idung." Gerutu Ify sebal.

"Buahaha kenapa tuh? Masak Rio nyipok diidung?" Tanya Via dengan tertawa terbahak-bahak, disusul Shilla. Agni hanya terkekeh geli.

Ify melotot ke Via. "Ngomongnya disensor dong mbak! Jangan ngomong yang tidak senonoh begitu di depan gue!"

"Yaelah," tanggap Via dengan malas. "Lo aja biasa nganjing-nganjingin gue." Lanjutnya dengan mengibaskan tangan.

"Anjing." Umpat Ify.

"Tuh kan!" Seru Via. Ify hanya cengengesan.

** **
"Gisca Gisca itu siapa lo sih Yo? Kayaknya udah kenal banget, apa jangan-jangan sok kenal?" Tanya Cakka yang sudah kepo berat.

"Gak kenal banget, gak sok kenal. Kenal aja." Balas Rio sambil menyerutup kopinya.

"Dia cewek lo waktu di USA ya? Jahat banget, di sini aja Ify diboongin mati-matian, lo malah seneng-seneng sama cewek lain." Cerocos Gabriel dengan kesal. Gimana pun juga, Ify sudah seperti adiknya sendiri walaupun mereka seangkatan.

"Anjing, ya nggak lah. Gila aja gue mau sama yang model double face begitu. Kenal aja, Yel. Denger gak sih?!" Omel Rio.

Vila yang sebenarnya terlambat dan malas memasuki kelasnya memilih pergi ke kantin mencari ketenangan tapi malah melihat Rio dan sahabat-sahabatnya. Entah sedang mengobrolkan apa. Vila akhirnya memilih menghampiri mereka.

"Woi, pada bolos aja dih! Mentang-mentang udah punya adek kelas." Seru Vila dengan menggebrak meja yang membuat para cowok tersebut menoleh ke arahnya.

"Anjing lo La. Kayak nenek lampir aja, dateng-dateng ngagetin." Cibir Cakka.

"Cak, lapangan yok. Nganggur tuh." Kata Vila sambil menyingsingkan lengan seragamnya.

"Astaghfirullah, ampun La, tadi khilaf gue."

"Eh lo pada ngapain di sini?" Tanya Vila mengabaikan Cakka. Ia ikut duduk bersama empat cowok ini.

"Mereka pada gibahin Gisca, La. Kalo gue mah ikut nangkring aja." Jawab Alvin yang sedari tadi diam sambil mengangkat kedua bahunya.

Entah Vila yang orangnya sangat asik, atau malah nyeremin tapi jika ada Vila diantara mereka entah siapapun itu, pasti yang tadinya diam akan ikut nimbrung. Vila emang punya daya tarik tersendiri yang membuat orang-orang disekitarnya nyaman berbicara apa saja dengan dirinya.

"Ya Allah, pada bolos cuma buat gibahin si Gisca?! Nyebut lo pada, nyebutt." Vila geleng-geleng dengan gaya dramatis nya. "Lagian ngapain pada gibah dia? Gue chairmate nya tau, gue aduin nih." Lanjutnya.

"Eh emang iya? Tumben lo mau duduk sama lawan jenis." Gabriel tertawa setelah berucap seperti itu. Ketomboyan Vila yang overdosis membuatnya senang mengejek cewek itu sebagai cowok.

Mission Dare [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang