Chapter 8

61 4 0
                                    

mulmed: Park Shin Hye

22 Mei 2008

Pulang sekolah, sesuai janjiku pada Jae Ah aku membelikannya pizza. Ya aku tau aku tdk memiliki uang yg banyak untuk membeli banyak bungkus pizza. Tapi setidaknya 1 loyang besar cukup untuk kami berdua.

+8267-8974-xxxx

"Eonni, kau tdk lupa janjimu akan membelikanku pizza kan? Aku mau rasa Meat lovers dengan ekstra keju yang banyakk."

Begitulah isi SMS Jae Ah yg dikirimkannya padaku. Aku pun sudah sampai didepan kedai pizza dan masuk untuk memesannya.

25 menit menunggu dan orderanku sudah siap. Aku pun mengambilnya dan membayar dikasir.

"Permisi kak, apa orderanku sudah siap?" tanya seseorang kepada pelayan kedai tsb.

Aku menoleh melihat org yg berbicara pada pelayan tsb. Ternyata dia adalah Kim Hye Ri.

"Hye Ri-ah?" ucapku menyebut namanya.

Kemudian Hye Ri menoleh. Dia terkejut karena aku disampingnya.

"Ini orderanmu." ucap pelayan tsb sambil menyerahkan orderannya Hye Ri.

Hye Ri pun langsung berlari meninggalkan kedai tsb tanpa menungguku. Lalu aku juga keluar dan mengejarnya.

Aku menahan Hye Ri dgn menarik tangannya.

"Lepaskan!" berontak dia dengan marah.

Aku masih menahannya. Kini dia meringis kesakitan sptinya.

"Aku blg lepaskan!" tambahnya lagi.

"Hye Ri tidak bisa kah kau dengarkan aku dulu? Aku perlu berbicara dgnmu!" ucapku dgn suara yg meninggi.

"Aku tdk mau mendengar apa-apa darimu. Kau mengerti?!" teriaknya hingga tanganku terlepas untuk menahannya.

"Sampai kapan kau marah padaku? Tidak bisakah kau dan Yoon Jae maafkan aku? Aku benar-benar salah! Tidak seharusnya aku menonton bersama-" perkataanku terputus karena Hye Ri memotongnya.

"Kau senang bukan nonton bersama Kang Ji Won? Kau lbh senang menghabiskan waktumu dgnnya daripada aku dan Yoon Jae! Kau lbh memetingkan dia daripada persahabatan kita! Aku benci denganmu Jae Kyung! Aku tdk akan pernah memaafkanmu! Kau harus ingat itu Han Jae Kyung." jelasnya dgn mata berkaca-kaca. Kini air matanya pun keluar bercucuran membasahi pipinya. Dia menangis didepanku saat ini.

"Hye Ri kau salah paham.." balasku dgn memegang kedua pundaknya.

"Lepaskan! Aku tdk mau kau sentuh aku! Aku lebih baik mati dihadapanmu jg drpda kau sentuh seperti itu!" bentaknya padaku sambil menangis.

Mendengar perkataannya tsb aku merasa terluka. Sebegitukah dia benci padaku? Bahkan aku hanya memegang kedua pundaknya dia merasa tdk senang.

"Maafkan aku Hye Ri, aku benar menyesal. Aku minta maaf padamu dan Yoon Jae. Aku akan selalu menganggapmu dan Yoon Jae sebagai sahabat. Aku tdk pernah lupa kebaikan kalian bahkan kenangan kita. Maaf jika aku telah berubah." ucapku lalu aku berlalu meninggalkan Hye Ri yg mencoba menghentikan tangisannya tsb.

---

Aku pun membuka pintu dan masuk kedalam rumah.

"Oh eonni kau sudah pulang?" tanyanya sambil menghampiriku.

Dia melihat bungkusan yg kubawa.

"Apa ini? Apa pizzaku sudah datang?" tanyanya lg sambil merebut bungkusan pizza yg besar itu dari tanganku.

Jae Ah pun membawanya ke meja makan dan membukanya.

"Astaga pizza pesananku! Omo kau benar membelikannya!" ucapnya dgn kegirangan. Kemudian dia menghampiriku dan memelukku tbtb.

"Terimakasih eonni! Kau memang selalu menepati janjimu." kata Jae Ah yg msh memelukku.

"Sudahlah makan pizzanya selagi hangat. Aku ingin ke kamarku dulu." suruhku pada Jae Ah.

"Loh eonni tdk makan dulu?" tanya Jae Ah dgn heran sambil menahan tanganku. Biasanya aku kalau ada pizza juga akan ikut makan bersamanya.

"Tidak, kau habiskan saja sendiri. Aku tdk selera makan." ucapku berlalu masuk ke kamar.

Aku merebahkan diriku diatas kasur. Betapa melelahkannya hari ini sampai aku tdk selera makan.

Aku lebih baik mati dihadapanmu jg drpda kau sentuh seperti itu!

Perkataan Hye Ri msh terngiang dikepalaku. Kenapa dia tega mengatakan itu? Itu benar membuatku terluka. Sebegitukah jijik dia jika aku sentuh? Apa aku ini seperti monster untuknya?

Tok tok!

"Eonni, kau yakin tdk ingin makan?" Jae Ah datang ke kamarku sambil membawa pizza yg sdg dimakannya.

Aku memiringkan badanku ke kanan membelakangi Jae Ah saat ini.

"Aku tdk lapar. Kau makanlah sendiri." jawabku tdk nafsu.

"Pizza yg kau belikan terlalu byk untukku. Aku mana habis makan sendirian." balasnya.

Aku hanya diam dan menutup kedua mataku.

"Eonni, ayolah makanlah dulu sikit. Temanin aku dulu makan. Aku tdk mau makan sendirian." ucap Jae Ah yg memaksa agar aku keluar dari kamar.

"Aku ingin istirahat. Aku capek sekali. Kalau kau ingin ditemani, bawalah kemari pizzanya dan makan dikamarku." jawabku.

Jae Ah hanya diam lalu dia keluar dari kamarku. Dan kembali lg membawa semua pizzanya.

"Baiklah aku akan makan disini. Asal kau menemaniku." ucapnya dgn keras kepala sambil trs memakan pizzanya.

Namun aku tdk meresponnya. Aku tetap berada di kasur tanpa turun menyentuh pizza yg dibawa Jae Ah ke kamarku.

"Eonni, kalau aku boleh tanya apa kau sdg ada masalah?"

Aku kaget saat Jae Ah menanyakan itu padaku. Apa yg harus kukatakan padanya? Apa aku blg saja aku baik-baik saja?

"Em-m kenapa kau menanyakan hal spt itu?" balasku dgn balik bertanya kemudian aku bangkit dr tidurku dan duduk di tepi kasur.

"Ya aku melihat eonni hari ini tampak beda. Seperti tdk ada semangat."

"Hah kau ini bicara apa? Aku baik-baik saja. Cuman aku memang agak capek jd wajar aku spt ini."

Jawaban yg bohong.

"Kalo gtu kau ingin istirahat skrg?" tanya Jae Ah.

Kemudian aku mengangguk pelan.

"Mm kalo gitu makanlah sedikit dulu eonni biar tidurmu nyenyak juga. Apa kau tdk kelaparan saat tidur nnti?"

Aku pun tersenyum. Jae Ah sepertinya peduli sekali dgnku. Spt dulu aku yg peduli padanya wktu sakit.

Jae Ah memberikan sepotong pizza padaku. Aku mengambilnya dan memakannya.

---

Maaf slow update karena authornya lagi sakit hehe^^

Makasih buat kalian yg sudah vomments yaahh~

She Was KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang