Liam : "Kalau tidak ada pertanyaan, saya akhiri kelas ini. Selamat sore" kau menghela nafas setelah guru killer mu akhirnya berjalan keluar. Kuis dadakan yang ia berikan cukup membuat ototmu menegang. Setelah merapihkan tas mu kau berjalan keluar, sambil membayangkan berendam di air panas sambil mendengarkan musik jazz. "Hei y/n, kau ada acara malam ini?" 'urgh dia lagi' batinmu kesal. "Aku sibuk Peter" ucapmu ketus pada Peter, teman sekelasmu yang tidak pernah bosan mengganggumu dan mengajakmu kencan. "ayolah, ini kan weekend" Peter membuntutimu berjalan keluar. Kau tidak mempedulikannya dan terus berjalan keluar. "hei y/n, bagaimana kalau aku kerumahmu? kita bisa belajar bersama" ucapnya masih terus membuntutimu. "memang kau sibuk apa? aku yakin kau hanya akan diam di kamar sambil menunggu telfon dari pacar artismu yang sok sibuk itu kan?" kali ini perkataan nya membuatmu kesal. Baru saja kau berniat untuk memberinya pelajaran karena ucapannya, namun tiba tiba kau melihat Peter terpental kearah tembok. "Liam?!" kau setengah berteriak, tidak percaya melihat pacarmu kini ada didepanmu. "hi babe, tunggu sebentar, ini urusan pria" ucapnya padamu lalu kembali beralih pada Peter. "a-aku hanya be-bercanda.. chill dude" ucap Peter terbata. "Aku tidak suka candaanmu, dan satu hal lagi, jangan.. ganggu..pacarku.." ucap Liam tegas dengan penekanan di tiga kata terakhir. Liam melepaskan cengkramannya pada peter, berjalan kearahmu dan merangkulmu. "Kau baik-baik saja?" tanyanya. "selalu" ucapmu singkat kemudian menoleh ke arah Peter dan memberinya senyuman kemenangan.
Louis: "Cepat ganti baju kalian, pelajaran olahraga kali ini, kita akan bermain bola" ucapan gurumu seketika membuat kelasmu ribut dengan teriakan bahagia dari para lelaki, dan teriakan kecewa dari para wanita, termasuk dirimu. "kenapa harus bola? itu membuat rambutku lepek" ucap salah satu temanmu. Kau mengangguk setuju. Dengan terpaksa kau berjalan ke kamar mandi dan mengganti bajumu. Setelah mendengar bunyi pluit dari guru olahraga mu yang sudah menatap tajam ke arah kelas, semua murid langsung berlari turun ke lapangan. "Selamat pagi, pagi yang cerah untuk memulai aktifitas olahraga kita pagi ini" kau hanya memutar bola mata mendengarnya. "Mr.Lewis, kesini sebentar" kau menoleh ke arah suara, dan ternyata itu kepala sekolahmu yang memanggil guru olahraga untuk masuk ke kantornya. Di dalam hati kau berharap itu akan memakan waktu yang akan lama sehingga kau tidak perlu mengikuti pelajaran olahraga. Kau segera mengeluarkan handphone mu, dan membalas beberapa pesan dari temanmu yang belum sempat terbalas. "selamat pagi semuanya, sudah siap untuk bermain bola?" kau menghela nafas, 'kenapa ia cepat sekali kembali' batinmu. tanpa menoleh kau berusaha mempercepat gerakan jarimu untuk mengetik pesan. "hei kau, gadis cantik yang sibuk dengan handphone, apa kau mendengarku?" kau merasa tersindir dan menoleh. Seketika mulutmu terbuka lebar. "sepertinya kau lebih tertarik dengan handphonemu daripada aku" ucapnya tersenyum ke arahmu. "LOUIS!" kau spontan berteriak membuat semua mata menoleh padamu. Louis juga terkekeh melihatmu. "kenapa? kau rindu padaku?" ucap louis meledek. Kau memandangnya sinis. "Selamat pagi semuanya, kenalkan aku Louis, aku akan menggantikan guru olahraga kalian hari ini, karena aku ingin berolahraga bersama gadisku yang ada disana" louis melirik kearahmu. Membuat semua temanmu menoleh dengan tatapan heran. Kau hanya tersenyum memerah, tau bahwa setelah ini akan ada ribuan pertanyaan yang akan menyerangmu.
Harry : "Dalam pemerintahan Inggris, Raja merupakan bagian dari Badan Eksekutif yang tidak dapat diganggu gugat keputusannya" dengan serius kau mencatat dengan detail setiap omongan penting yang keluar dari mulut dosenmu. walaupun sesekali kau masih mengintip handphonemu yang dari tadi tidak berhenti bergetar. Sudah puluhan chat dari Harry yang kau diamkan. Bukan tanpa alasan, namun memang kesibukan harry membuat kalian sering bertengkar akhir-akhir ini. Hari ini salah satunya. Kau hanya melihatnya sekilas kemudian kembali pada ocehan dosenmu. 'Tok..Tok..' Seisi kelas menoleh kearah pintu yang bunyi, termasuk dirimu dan dosenmu yang berhenti berbicara dan berjalan untuk membukanya. "Selamat siang, aku Harry. Maaf mengganggu kelasmu, boleh aku bicara sebentar dengan y/n? Ini sangat penting" kau menghela nafas tidak percaya. Dengan tampang tidak bersalah ia bicara seperti itu pada dosenmu. 'dasar harry' batinmu kemudian terkekeh kecil. "o-oh silahkan.." ucap dosenmu terbata. Kau menganga tidak percaya, semudah itu dosenmu mengizinkanmu keluar. Dengan malu kau berdiri dan berjalan keluar. Ketika tiba di depan pintu, dosenmu memegang lenganmu dan berbisik "tahan dia sampai kelas selesai, aku ingin foto dengannya" kemudian tersenyum malu. Kau menggelengkan kepala tidak percaya, bahwa dosenmu ternyata salah satu penggemar Harry. Akibat kejadian ini kau memaafkan Harry sepenuhnya. Setidaknya kau bisa melihat usaha gilanya untuk bertemu denganmu.
Niall: "Aku bosan" temanmu menyenggolmu sambil berbisik. kau berbalik menatapnya seakan memberi pertanda untuk diam, karena kau sangat paham bahwa dosenmu merupakan tipe orang yang tidak suka diganggu ceritanya. Sudah hampir satu jam dosenmu mengoceh tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia di berbagai belahan dunia. Selalu saja itu yang dibahas olehnya. "Kau ikut ke pesta akhir pekan ini?" Temanmu berbisik. "Aku tak tau" jawabmu dengan suara sekecil mungkin. "Ayolah, kau kan sendirian akhir pekan ini, bukankah pacarmu harus tour?". Kau termenung, teringat tentang Niall yang harus pergi ke Amerika hari ini sampai 2 minggu kedepan. "Akan kupikirkan" jawabmu mempersingkat pembicaraan. Baru saja kau ingin mengetik pesan untuk niall, namun terganggu saat seseorang muncul di pintu. "Selamat siang professor, maaf aku terlambat." Seisi kelas langsung menoleh kearahmu sadar akan siapa yang datang. "Itu kan niall" temanmu berbisik tak percaya. "Siapa anda?" Dosenmu menurunkan kacamata nya, memandang Niall dari atas kebawah. "Aku stewart, murid baru. Maaf tadi aku tersesat saat mencari kelas ini" dosenmu mengangguk pertanda percaya. "Baiklah, segera duduk dan dengarkan penjelasanku, stewart" ucapnya. Kau terkekeh melihat tingkah laku pacarmu. "Stewart? Apa kau bercanda?" Kau berbisik saat Niall duduk persis disebelahmu. "Aku senang bisa menemuimu" ucapnya tersenyum padamu. "Apa yang kau lakukan?" Tanyamu. "Aku masih punya 3 jam sebelum pesawatku berangkat, dan kau tidak bisa bertemu denganku karena kuliah umum ini. Bukankah ini cara terbaik untuk menghabiskan waktu denganmu sebelum aku pergi" ia mengangkat alisnya menggodamu. "Terserah kau niall" kau tertawa kecil "beruntung professorku tidak menyadari kebohonganmu" kau menambahkan. "Akting ku bagus kan?" Ucapnya dengan nada menggoda. "Mrs.y/n, Mr.Stewart berhenti mengobrol atau keluar" kalian berdua terdiam kaget. "Maaf professor" ucapmu kemudian menyenggol kaki Niall memberinya isyarat. Kemudian kalian berdua menghabiskan perkuliahan tanpa interaksi, kecuali genggaman tangan kalian yang tak pernah lepas. Setidaknya peristiwa ini akan selalu kau ingat hingga 2 minggu kedepan, bahkan seumur hidupmu.
*****************
Hey guys! I'm back! Hahaa
Baper sendiri bikin ini. Pengen didatengin ke kampus sama the boys ;( lol