What An Amazing News

418 37 2
                                    

By : F N-Hani

Author's POV

Seorang pria berpangkat Direktur Utama di perusahaan besar, sedang duduk sambil memainkan ponselnya, mengetik ulang nomor yang sama dan berusaha menghubunginya. Kali ini ada jawaban.

"Halo, Gracie? Kau masih di sekolah?"

"..."

"Ah Selena yah. Gracie nya berada dimana?"

"..."

"Oh gitu. Baiklah. Sampaikan pada Gracie kalau paman tadi menghubunginya yah."

"..."

Pria itu memutuskan sambungan teleponnya. Ia kembali termenung sambil menatap sebuah frame yang berisi foto kedua anaknya. Seorang putra yang tampan dan putrinya yang cantik jelita.

"Hari ini, seharusnya Ibu, Ayah, dan Gracie jenguk Tristan, kan..? mmm maafkan Ayah karena udah lama gak menjenguk Tristan. Ayah harap pada kunjungan kami kali ini, kau sudah sadar, putraku...", gumam pria itu pada foto putra tampannya.

Tuk tuk tuk... pintu diketuk membuat pria itu meletakkan kembali frame foto tersebut di atas meja kerjanya.

"Ya, silahkan masuk!", pintu terbuka dan menampilkan seorang pria bersetelan rapi dan memakai kaca mata hitam.

"Tuan Connor, kemarin malam itu memang benar puteri Anda, Gracie pergi ke tempat yang berbahaya. Ia ada disana menyaksikan konser itu.", ucap si pria bersetelan rapi yang diketahui bernama Adolf. Ia menyerahkan sebuah map yang berisi foto-foto Gracie saat tengah berada di konser.

"Tunggu, konser? Konser apa?", Connor melihat foto itu dengan seksama kemudian di tatapnya lagi Adolf dengan tatapan meminta penjelasan lebih.

"Konser sebuah band. Dan band itu adalah Perfect Style, tuan. Saya merasa yakin kalau hal ini terjadi terus-menerus maka nona Gracie juga akan terluka sama seperti tuan muda Tristan, tuan.", jawab Adolf sekenanya namun membuat Connor mengernyitkan dahi.

"Aku yakin ini tidak ada kaitannya dengan anak-anak muda itu. Orang yang menyakiti Tristan itu hanya menjadikan mereka kambing hitam saja. Kalau pun mereka berniat melukai Gracie, mengapa tidak mereka lakukan saat Gracie ada disana? Dan lagi puteriku tidak mungkin sembarangan untuk pergi ke konser itu. Ia pasti punya firasat yang baik dan baik juga hasilnya.", Adolf hanya mengangguk ringan mendengarkan penjelasan tuannya.

"Baik Tuan Connor, saya hanya berpendapat saja. Kalau begitu saya permisi tuan.", Adolf membungkukkan bahu tanda hormatnya dan melangkah pergi tapi sebelumnya...

"Adolf!", Panggil Connor pada pria itu.

"Kali ini jangan ikuti Gracie. Aku tidak ingin dia marah kalau tahu soal ini. Mmm kau hanya perlu mengawasinya dari jauh.", imbuh Connor

"Baik tuan, saya mengerti. Saya juga akan bertaruh mati-matian untuk menjaga putra dan putri Anda seperti Anda yang telah menyelamatkan nyawa ibu saya.", Adolf pun pergi dan menghilang saat pintu tertutup dari luar.

Adolf berjalan sepanjang koridor menuju lift sembari mengecek kameranya, hanya memastikan kalau ia telah menunjukkan semua foto yang telah ia ambil pada tuan Connor. Saat hendak berbelok ke arah lift tiba-tiba saja tubuh Adolf bertubrukan dengan seseorang mengakibatkan Adolf terjatuh begitu juga dengan kamera yang ia genggam.

"Maaf...", ucap pria yang menabrak Adolf sembari mengulurkan tangan untuk berdiri. Adolf menerima uluran tangan tersebut.

"Terima kasih.", pria itu hanya menyunggingkan senyuman singkat setelah mendengar ucapan terima kasih oleh Adolf, lalu melangkah pergi dari sana.

My Perfect Dream (Imperfect Thing #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang